Kedua

19.4K 2.4K 114
                                    

"Nat, udah dzuhur sholat dulu sana"

Aku yang sibuk membaca materi untuk presentasi besok segera menghentikan kegiatanku, mendangak sembari mendengarkan adzan yang terlantun dengan syahdu, sesekali kujawab panggilan adzan yang menyeru untuk memanggil umat islam segera kembali menghadap Illahi-nya.

"Yoong, aku sholat dulu ya"

"Iya,"

Aku segera berlalu ke masjid mengambil wudhu dan shalat berjamaah di masjid kampus, setelah selesai berbincang sebentar dengan temanku di LDK, aku kembali ke perpus tempat tadi aku dan Yoongi duduk.

"Udah siang, mau makan apa?" tanyanya.

"Lagi gak, kamu aja yang makan"

Hari ini hari Senin, aku sedang menjalankan ibadah puasa sunnah yang diajarkan Nabi-ku.

Dia hanya berkata 'oh' dan kembali sibuk dengan modul 'Good Governance'-nya.

"Kamu mau makan? Makan aja gapapa"

Mana mungkin aku melarangnya makan hanya karena aku berpuasa.

"Gak, nanti aja" jawabnya.

"Emang gak lapar?"

Yoongi menggeleng, aku pun mengangguk paham.

Kami saling menghargai tentang perbedaan agama kami. Setiap kumandang adzan dia selalu menyuruhku untuk sholat lebih dulu, setiap minggu gantian aku yang akan mengingatkannya ke gereja.

Dia juga sering mengingatkanku jika besok Senin atau Kamis untuk berpuasa, begitu pun dengan aku yang mengingatkannya untuk ibadah malam Minggu.

Berdoa dengan keyakinan masing-masing, menyebut nama Tuhan dengan seruan yang berbeda kadang memang menyulitkan. Perbedaan yang lebih jauh dari Long Distance Relationship yang hanya sekedar jarak, ini sudah menyangkut jarak keyakinan di hati kita.

Aku ingat Surah Al-Kafirun ayat 6 yang artinya. "Untukku agamaku, untukmu agamamu" yang berarti aku punya agamaku sendiri yang harus aku taati begitu juga dengan dia yang memiliki agamanya sendiri untuk dipercayainya.

Kita hanya perlu saling menghargai dan toleransi walaupun dalam lubuk hati yang terdalam kumau antara kita benar-benar bisa disebut kita tanpa ada yang membedakan.

"Nat," panggilnya. "Aku penasaran kenapa muslim pakai hijab?" tanyanya tiba-tiba.

Kulihat, memang dia terlihat penasaran tapi ada raut tidak enak karena menanyakan pertanyaan semacam ini.

"Aku tanya dulu kenapa kamu pakai kalung salib?"

"Sebagai pengenal, bahwa aku nasrani"

Aku tersenyum, "terus apa lagi?"

"Ya untuk mendekatkan diriku dengan Tuhan juga, biar aku terus mengingat Tuhan"

Aku kembali tersenyum, "nah itu jawabannya"

"Apa?"

Aku terkekeh, "hijab ini," aku menunjuk hijab yang kukenakan sampai menutupi dadaku, "sebagai tanda pengenalku menjadi seorang muslim dan untuk mendekatkan diriku pada Tuhanku, juga untuk mengingat-Nya,"

Yoongi mengangguk, "kenapa tidak memakai kalung yang beridentitaskan agamamu saja?"

"Di Islam kalung bukanlah syarat wajib untuk digunakan, bahkan laki-laki tidak boleh memakai kalung apalagi emas, dan lagi kalung bertuliskan Allah ataupun arab lainnya tidak boleh di bawa ke kamar mandi, haram"

"Oh seperti itu" Yoongi mengangguk paham. "Maaf telah bertanya hal krusial, aku hanya ingin mengetahuinya"

Aku tersenyum, "tidak masalah"

Aku harap kau ingin belajar lebih tentang agamaku sehingga aku bisa membawamu menjadi kita yang sesungguhnya.

beda + m.yg ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang