Ketiga

13.9K 2K 98
                                    

"Nata!"

Aku menoleh saat seseorang memanggilku dari ujung lorong, itu Putri temanku. Terlihat dia berlari menghampiriku.

"Assalamualaikum" salamnya.

"Waalaikumsalam"

"Abis dari mana?" tanyaku.

"Abis bimbingan" jawabnya sembari memamerkan tumpukan kertas yang dipeluknya. "Belum pulang?" tanya Putri.

"Belum, lagi nunggu Yoongi ngumpul sama anak PMK"

Putri sedikit menukikkan bibir, "kamu masih sama dia? Yakin bisa bawa dia?"

Kata-kata itu langsung mencelos di hatiku. Aku tidak tahu harus menjawab apa, aku belum cukup mampu untuk membawanya lebih jauh lagi masuk ke dalam kehidupanku, jangankan untuk membawanya, aku bahkan masih belum baik dalam agamaku.

Aku masih belajar dan aku pun tidak yakin jika memang dia mau masuk ke dalam agamaku walaupun dia sering bertanya tentang agamaku.

Aku hanya tersenyum tipis.

"Aku hanya mengingatkan, jangan terlalu jauh jika memang tidak yakin" jawabnya sebelum berpamitan, "Mas Yuta sudah menunggu di depan, aku pamit dulu ya, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Putri sudah menikah sebulan yang lalu setelah dihitbah dengan seorang lelaki keturunan Jepang yang baru saja memuallafkan diri tiga bulan lalu, namanya Nakamoto Yuta.

Yuta kakak tingkat kami yang memang sudah tergila-gila dengan Putri dari awal pertama kami masuk kuliah, namun Putri jelas tidak menerima pengakuan cinta Yuta karena Yuta seorang Buddha. Namun, Allah telah memberi Yuta hidayah dan membawa Yuta untuk masuk ke dalam Agama Allah.

Ia memberanikan diri untuk berpindah keyakinan, setelahnya Yuta berani menghitbah Putri dan berakhir mereka menikah walaupun Putri masih berstatus Mahasiswa akhir.

Sebenarnya aku juga ingin seperti Putri, menghalalkan hubungan dengan Yoongi agar tidak ada lagi kerisauan dalam hatiku.

Kembali aku teringat ucapan Putri tadi. Aku tahu ini sudah sangat jauh dan aku pun tidak tahu sampai dimana ini akan berakhir.

Aku menyayanginya, sungguh, bahkan kusering merapalkan namanya dalam sepertiga malam, tapi mungkin Allah masih ingin melihat sampai titik mana aku sanggup mendoakannya.

"Nat, kenapa?"

"Astaghfirullah" seruku kaget karena Yoongi tiba-tiba ada di depanku.

"Melamun?" aku menggeleng. "Ayo pulang" katanya sembari menggandeng tanganku dan menatapku dengan senyuman, membuatku kembali jatuh padanya.

Ya Allah Ya Tuhanku, bantu aku terlepas dari kerisauan ini.

beda + m.yg ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang