Penuh Gangguan

31 15 6
                                    

"Faleshia, lo dipanggil sama Buk Tiwi. Sekarang." Teriak Fadli, teman sekelas Faleshia.

Faleshia yang sedang tertidur, terusik akan kedatangan Fadli yang sangat menganggunya. Suara cempreng yang Fadli miliki membuat sakit telinga ketika mendengarnya. Faleshia langsung mendongakkan kepalanya sambil menatap Fadli tajam. Sedangkan yang ditatap memasang mimik watados. Ia kembali asyik nimbrung obrolan yang lain. Resha yang sedari tadi memainkan ponselnya meringis kala melihat eskpresi kesal Faleshia.

"Ngapain tuh guru manggil gue? Ganggu mau tidur aja tau nggak!" Faleshia menggerutu.

Ia berjalan keluar kelas dengan langkah lunglai seperti orang yang kekurangan energi tetapi masih menyisipkan ke-eleganannya. Setelah beberapa lama berjalan, akhirnya Faleshia berhenti di depan ruang wakil kepala sekolah. Ia menarik nafas lalu membuangnya. Mengetuk pintu dengan sedikit tenagannya yang masih tersisa.

"Ya masuk." Terdengar dari dalam ruangan. Faleshia segera masuk dengan langkah sopan. Karena ia sadar tempat.

"Silahkan duduk, Feli." Perintah Bu Tiwi. Faleshia hanya mengangguk dan duduk di kursi depan Bu Tiwi.

"Ada apa ya, Bu? Kenapa ibu memanggil saya?" Tanya Faleshia sopan.

"Oh begini, Feli. Hari ini ibu tidak masuk ke kelas kalian karena ibu ada urusan mendadak. Jadi ini ada tugas. Kalian kerjakan halaman 50 ya." Jelas Bu Tiwi sambil membuka buku fisika kelas 10.

"Baik, Bu." Faleshia mengangguk sopan.

Bu Tiwi tersenyum. Lalu Faleshia pamit ke wakil kepala sekolah itu dan keluar dari ruangan. Ia sudah menduga mengapa Bu Tiwi memanggilnya ke ruangan wakil kepala sekolah.

Ia memasuki kelasnya yang ramai. Suara warga kelasnya bercampur riuh. Ada yang berbicara tentang kakak kelas yang katanya ganteng, ada yang gosip tentang kelas sebelah dihukum sama Bu Widia dan masih banyak lagi. Terkadang menjadi seorang wakil ketua kelas cukup melelahkan di saat ketua kelas sedang dispensasi karena mengikuti kegiatan sekolah yang cukup lama.

Suara gebrakan meja terdengar keras membuat suasana kelas yang ramai kini menjadi tenang. Semua menoleh ke sumber suara.

"Kalian diem dulu. Gue mau ngomong!" Ucap Faleshia tegas dengan tatapan mata yang tajam.

Faleshia menetralisirkan suaranya. "Ini ada tugas dari Bu Tiwi. Dia nggak masuk karena ada urusan mendadak dan itu penting nggak bisa ditinggal, jadi..."

Belum selesai Faleshia berbicara, semua berteriak gembira. Suasana kelas menjadi ramai kembali.

Faleshia memijat keningnya frustasi. "KALIAN DIEM DULU BISA NGGAK? GUE BELUM SELESAI NGOMONG!!!" Teriak Faleshia lantang. Ia terbawa emosi jadinya. Kelas menjadi sepi kembali. Melihat tatapan tajam Faleshia dan emosinya yang mulai memuncak, nyali mereka menjadi ciut. Membuat Faleshia marah sama saja membangunkan singa yang sedang tidur karena kelaparan.

"Bu Tiwi menitipkan tugas. Kerjakan halaman 50." Faleshia berlalu begitu saja meninggalkan kelas. Ia ingin pergi ke toilet. Mencuci wajahnya. Karena ia sudah merasa gerah sejak tadi .

                                                                                                                 ~~💧~~

Faleshia menuruni anak tangga. Menuju pintu rumah yang besar itu, karena sedari tadi ia mendengar seseorang mengetuk pintu dan membunyikan bel. Segera ia membuka pintu besar rumahnya dan terkejut melihat seseorang yang sedang berdiri di depannya.

"Hey." Sapa orang tadi

Sedangkan yang disapa mematung dan memandang orang yang dihadapannya tanpa berkedip. Orang itu terkekeh melihat reaksi Faleshia yang menurutnya cukup berlebihan. Lalu orang itu menjentikkan jarinya di depan wajah Faleshia. Tetapi Faleshia tidak memberi respon sedikitpun. Ia tetap pada posisi semula dengan eskpresi yang sama. Lalu ia menggoyangkan bahu Faleshia. Akibatnya Faleshia kaget dan mengedipkan matanya.

FELICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang