Satu Kembali

27 5 0
                                    

Bagaimana perasaan kita kalau film yg kita suka sedang tayang? Pasti rasanya senang bukan? Itulah yang dirasakan Faleshia. Dengan cemilan di tangan dan mulut penuh cemilan rasanya menambah keseruan keadaan.

“Masih suka sama filmnya?” Tanya Zavier tiba-tiba datang

“Oh masih dong. Gak akan terganti.” Jawab Faleshia antusias tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

Zavier sedikit tersentak mendengar respon dari Faleshia. Kejadian yang langka baginya saat Faleshia menjawab pertanyaannya dengan reaksi seperti itu. Tapi akhirnya Zavier tersenyum.

Faleshia menghentikan aktivitas makannya. Ia menoleh ke Zavier. Sedangkan Zavier sibuk dengan ponselnya. Faleshia memandang wajah Zavier dari samping.

Jujur saja, ia rindu dengan kedekatan mereka. Sudah sangat lama ia tidak bersenda gurau dengan kakaknya itu. Faleshia menghembuskan nafas kasar. Ia ingin keadaan kembali membaik. Tetapi egonya selalu berhasil mengalahkannya.

“Kak?” Panggil Faleshia dengan keberanian yang telah dikumpulkannya sejak tadi. Jangan tanyakan Faleshia gugup atau tidak. Jawabannya pasti iya.

“Iya kenapa?” Zavier menoleh, mengangkat satu alisnya. Sedikit terkejut tetapi ia segera menormalkan ekspresinya.

“Mau ngomong tapi gimana ya?” Faleshia menggigit bibir bawahnya, gugup.

“Ngomong aja langsung.” Suruh Zavier

“Gini ya kak, kan kita udah lama ada slank. Ini Feli cuma mau ngelurusin aja.” Faleshia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.

“Kita ga akur udah berapa lama sih? Gatau berapa lama. Tapi jujur Feli ga bisa gini terus. Feli sadar ini salah Feli. Feli yang kekanak-kanakkan, egois, keras kepala. Semua yang terjadi salah Feli! Feli minta maaf.” Faleshia menunduk. Air mata tergenang di pelupuk matanya.

“Hey, lihat kakak.” Zavier memandang adiknya yang menunduk. Tetapi tidak ada respon dari Faleshia. Hanya terdengar isak tangis dari perempuan itu.

“Kenapa nangis? Look at me!” Zavier mengangkat dagu Faleshia dengan kedua jarinya. Lalu mengusap air mata yang berhasil lolos dari mata adiknya.

“Jangan merasa bersalah seperti itu. Kamu nggak salah, itu salah kakak. Kakak hanya memikirkan hidup kakak sendiri sampai kakak lupa kalau ada seorang gadis baik yang harus kakak jaga.” Zavier tersenyum. “Jadi jangan salahkan dirimu sendiri.” Lanjutnya.

“Tapi kak…” Belum selesai Faleshia berbicara, Zavier memotongnya.

“Gak ada tapi-tapian!” Zavier mengusap wajah Faleshia. Lalu memeluknya.

Faleshia membalas pelukan kakaknya. Ia merasa sangat lega. Akhirnya masalah terselesaikan. Memang benar, janganlah menghindar dari suatu masalah. Maju, lawan dan tuntaskan semua masalah yang ada. Jangan biarkan tersisa sedikit pun. Dengan itu, kita bisa maju kedepan dengan lancar.

🌹🌼🌹

S

inar matahari mengintip dari balik jendela. Berusaha memasukkan cahaya yang amat terang. Segera Faleshia membuka tirai panjang yang menghalau sinar matahari pagi masuk ke kamarnya.

“Pagi dunia!” Faleshia tersenyum. Menyapa dunia dengan hati yang gembira.

Siap dengan pakaian rapi dan wangi. Ia menuruni anak tangga satu persatu. Tak lupa menyapa papanya dan tentu saja Zavier. Mengingat kejadian semalam yang membuat mereka akur kembali.

“Pagi Pa! Pagi Kak!” Sapa Faleshia dengan senyum yang sumringah. Sambil menenteng ransel hitamnya.

“Pagi. Anak papa mau kemana? Rapi banget.” Puji Albert.

“Mau pergi sama temen-temen, Pa. Papa mau ikut?” Ledek Faleshia.

“Terimakasih atas tawarannya. Tapi kalau papa ikut nanti dibilang tidak ingat usia.” Albert terkekeh. Membuat Faleshia dan Zavier tertawa lepas.

“Yaudah kalo gitu. Feli berangkat dulu ya.” Pamit Faleshia menyalami tangan papanya.

“Dadah Kakak.” Faleshia mengacak rambut Zavier lalu berlari menuju pintu utama. Jaga-jaga takut tiba-tiba Zavier mengamuk karena jambul kesayangannya rusak.

Setelah Faleshia menghilang alias tidak terlihat lagi dipandang mata. Albert menatap Zavier dengan penuh selidik.

“Kenapa Pa? Natapnya gitu amat.” Tanya Zavier.

“Itu gimana ceritanya?” Tanya balik Albert.

Seakan mengerti maksud dari papanya, Zavier akhirnya bercerita tentang kejadian semalam. Albert tersenyum senang akhirnya Faleshia dan Zavier akur lagi.

Zavier berlalu setelah pamit kepada papanya. Ia akan kerumah Aditya, temannya, untuk membantunya mengurus berkas-berkas pindah kuliah. Zavier akan kuliah di Indonesia, sebab itu ia membutuhkan temannya untuk membantu.

🌹🌼🌹

Faleshia menyapa teman-temannya saat ia tiba di salah satu kafe yang ada di ibukota. Ia tersenyum watados karena ia terlambat 15 menit dari perjanjian.

“Mana nih? Katanya on the way dari tadi. Tapi kenapa lama banget? Buset dah.” Cerocos Angel.

“Macet woy.” Sembur Faleshia tak mau kalah.

“Santai aje woy!” Timpal Azli. Diikuti anggukan dari Resya dan Andrew.

“Udah pesen?” Tanya Faleshia.

“Belum. Ini kita nungguin lo. Tapi sekarang karena lo udah ada jadi kita pesan.” Ucap Angel langsung menyambar buku menu.

“Nungguin gue? Setia banget kalian.” Ucap Faleshia dengan gaya lebaynya.

“Dih!” Ucap Resya jijik.

Mereka berlima segera menyebutkan pesanan masing-masing. Dengan menunya andalannya Faleshia memesan kentang goreng dan bubble smooth.

Setelah pesanan datang, mereka menyantap makanan masing-masing sambil bersenda gurau. Suasana hati Faleshia benar-benar membaik hari ini.

🌹🌼🌹


Aku kembaliiii…..❤❤

Gimana partnya kali ini?

Saran dan kritik diterima semuaa😊

Jangan lupa vomentnya dan follow yaaa😘

Terimakasih💙

NEXT?


FELICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang