Pagi-pagi sekali Faleshia sudah siap-siap untuk berangkat sekolah. Tumben, memang. Karena hari ini adalah hari senin. Faleshia tidak mau terlambat datang ke sekolah.
Setelah menata rambutnya, Faleshia bergegas turun ke bawah untuk sarapan. Terlihat dari tangga bawah, Bi Minah sedang menyiapkan makanan.
"Pagi Bibi!" Sapa Faleshia semangat.
"Pagi non. Wah, pagi-pagi udah rapi wae neng mah." Puji Bi Minah dengan logat sundanya yang khas.
"Bibi mah bisa aja." Faleshia terkekeh."Ini hari senin, Bi. Jadi Feli nggak mau telat." Lanjutnya sambil menyomot roti yang ia di atas meja.
Faleshia membantu Bi Minah membawa piring. Bi Minah sempat menolak untuk dibantu, tetapi Faleshia tetap kekeuh. Kalau sudah seperti itu, Bi Minah menyerah untuk menolak.
Makanan untuk sarapan sudah tertata rapu di atas meja. Faleshia melihat papanya menuju ke meja makan. Ia tersenyum lalu menyapanya.
"Pagi, Pa."
"Pagi!" Jawab seseorang. Itu bukanlah suara dari Papanya Faleshia, tetapi itu adalah Zavier.
"Bukan kamu, ih. Tapi Papa!" Ucap Faleshia ketus.
"Nggak baik ya pagi-pagi ngomong ketus gitu sama saya." Ucap Zavier dengan bergaya tegak. Berwibawa.
"Anda siapa ya?" Tanya Faleshia, memutar bola mata malas.
"Saya adalah orang yang berkuasa di rumah ini!" Zavier tertawa seperti Raja yang kejam di film-film.
"Raja semut sih iya!" Faleshia tertawa sinis. Sedangkan Zavier menaikkan sebelah alisnya.
"Sudah-sudah. Ayo kita sarapan." Lerai Albert.
Mereka berdua mengangguk. Mereka sarapan bersama. Jam menunjukkan pukul 06.30 WIB. Faleshia meraih tasnya yang ada di kursi sebelahnya.
Faleshia pamit kepada papanya. Lalu menyuruh Zavier bergegas tetapi Zavier tetaplah Zavier. Dengan seribu jurus ngaretnya, ia masih duduk di kursi makan sambil memainkan ponselnya.
Faleshia merengek sambil menarik tangan Zavier. Ia terus memaksa Zavier tanpa menyerah sedikit pun. Tetapi hasilnya nihil, Zavier masih tetap di posisinya. Dengan otak yang masih lancar untuk berpikir, Faleshia mengeluarkan jurusnya.
"Papa, Kak Zavier nggak mau nganterin Feli!!" Pekiknya.
"Zavier." Tegur Papanya.
"Eh iya, Pa." Zavier tersenyum tak bersalah. Faleshia kesal melihatnya.
"Ayo cepetan, kak!"
"Iya, sabar kenapa!"
Zavier memasukkan ponselnya ke saku celana. Lalu ia mengambil kunci mobil yang ada di atas meja. Faleshia sudah menunggu di teras rumah.
Mobil dipenuhi dengan dentuman musik yang berasal dari speaker mobil. Faleshia lah dalangnya. Ia tidak suka jika keadaan terlalu sepi.
Suasana di dalam mobil terlalu canggung bagi Faleshia. Hanya suara musik yang terdengar. Faleshia yang suntuk mulai bersenandung.
A whole new woorld
A new fantastic point of view
No one to tell us noFaleshia bernyanyi mengikuti alunan musik dari speaker. Sekali-sekali menggoyangkan tangannya ala-ala artis papan atas. Kini Faleshia hanyut dalam alunan musik itu.
Suaranya yang merdu tidak mengganggu Zavier yang sedang menyetir. Tak jarang Zavier pun mengikuti alunan musik itu. Dan ya sekarang terjadi konser dadakan, di dalam mobil pula.

KAMU SEDANG MEMBACA
FELICE
Novela JuvenilKebahagiaan adalah pilihan hidup yang banyak diinginkan oleh manusia. Kebahagiaan sejati lebih tepatnya. Tetapi kebahagiaan sejati tidak akan pernah ada. Pasti di setiap hidup, seseorang akan mengalami yang namanya kesedihan. Begitu pun dengan kehid...