Akhirnya bel pulang yang ditunggu-tunggu para murid SMA Andasa berbunyi nyaring. Para siswa bersorak gembira terlebih kelas X MIA 5 yaitu kelasnya Faleshia. Mereka baru saja melewati tantangan yang menguras otak yaitu Pelajaran Matematika.
"Gila, kepala gue mau pecah rasanya. Ini materi sulit amat ya!" Keluh Ali
"Bener banget, Li. Buat apa sih belajar gituan?" Tanya Ajil menimpali ucapan Ali.
"Lebay banget lo pada. Masa materi gitu aja ga tau." Angel nimbrung percakapan antara Ajil dan Ali.
"Alah, kayak lo bisa aja! Tadi pas latihan lo nyontek sama Feli kan? Ngaku lo!!!" Sergah Ajil yang diangguki oleh Ali. Sebagai teman sejati Ajil, Ali harus mendukung sahabatnya. Mereka juga punya motto yaitu Sahabat sehati dan takkan pernah terganti sampai mati.
"Ng...it...itu gue kan..." Ucap Ali terbata-bata
"Udahlah, ngaku aja lo. Nggak usah banyak alasan!" Ajil dan Ali tersenyum puas atas kemenangan mereka dalam debat bersama Angel.
Hanya meluruskan, Angel tidak pernah aku dengan Duo A. Katanya Angel sih kalau ketemu mereka berdua bawaannya emosi terus.
"Stop! Berisik banget sih." Faleshia mendekat.
"Dia yang mulai!" Ucap mereka bersamaan dan saling tunjuk menunjuk. Faleshia menggeleng melihat tingkah mereka bertiga.
"Njel, Gue mau pulang. Mau ikut nggak? Tapi sebelumnya gue mau ke Bu Ayu dulu." Tanya Faleshia.
"Emang lo bawa mobil, Fel? Kan tadi lo dianter. Lagian mau ngapain ke Bu Ayu?" Tanya Angel.
"Ga tau, tapi tadi dipanggil. Yaudah gue duluan ya." Faleshia berjalan menuju ruang guru dengan sedikit berlari.
"Nanti lo pulang sama siapa?"
"Taksi!"
~~💧~~
Setelah menemui Bu Ayu, Faleshia memutuskan untuk pulang karena ia merasa cukup lelah. Faleshia mendongak ke atas, melihat awan hitam mulai memenuhi langit. Suhu udara juga terasa dingin. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Tiba-tiba motor ninja berwarna hitam berhenti di hadapannya.
"Belum pulang?" Tanya orang tersebut
"Siapa ya?" Tanya Faleshia balik. Lelaki itu membuka helm full facenya.
Faleshia nampaknya sedang berpikir, mengingat-ingat orang yang ada di depannya sekarang.
"Ini gue Revan. Masa lupa? Yang kemaren nganter makanan ke rumah lo."
"Oh iya, masih ingat kok." Faleshia tersenyum.
"Kenapa belum pulang?" Tanya Revan
"Masih nunggu taksi lewat." Jawab Faleshia ramah.
"Mau gue anterin nggak? Kita juga pulang searah." Tawar Revan
"Ga usah, deh. Gue naik taksi aja. Bentar lagi juga lewat." Tolak Faleshia sedikit ragu.
"Yakin? Tapi gue lihat nggak ada taksi yang lewat kok. Udah naik aja nggak usah malu-malu."
"Yakin kok! Nggak usah repot-repot." Faleshia mengangguk yakin-yakin ragu
"Nggak kok, ayo gue anterin. Bentar lagi hujan lho! Tapi kalau lo nggak mau yaudah gue nggak maksa."
"Nggak deh, Van. Makasih sebelumnya. Kamu pulang aja dulu." Tolak Faleshia lagi dan lagi.
Revan mengangkat sebelah alisnya. Heran dengan tolakan yang Faleshia lakukan padanya. Dulu di sekolah lama Revan, bukannya dia yang mengajak cewek pulang bareng tetapi cewek yang mengajaknya pulang bareng. Terkadang dunia sudah terbalik.

KAMU SEDANG MEMBACA
FELICE
Ficção AdolescenteKebahagiaan adalah pilihan hidup yang banyak diinginkan oleh manusia. Kebahagiaan sejati lebih tepatnya. Tetapi kebahagiaan sejati tidak akan pernah ada. Pasti di setiap hidup, seseorang akan mengalami yang namanya kesedihan. Begitu pun dengan kehid...