"Hei, kenapa kau membawa Madu dan Shaf ke mari, Rahul? Aku sedang sibuk karena sebentar lagi ada-"
"Tolong kau suruh beberapa perawat menjaga mereka, Kanna. Besok adalah hari kesepuluh obat kesuburan itu masuk ke dalam perut Nyonya Chopra, jadi hari ini aku bermaksud mengajak Anjeli untuk-"
"Untuk berhubungan intim dari siang sampai malam, dan tidak boleh tidur karena kau masih ingin meluapkan rasa ketergantunganmu padanya? Oh, Dewa Brahma yang agung. Ciptaanmu ini sungguh menggiurkan. Sayang saja dia adalah Adik kecilku yang lucu," sinis Kanna dan wajah Rahul mulai memerah di sana.
"Aku tidak mengajaknya tidur tanpa jeda seperti yang ada dalam isi kepala kotormu itu, Kanna. Aku hanya ingin membelikannya saree atau pakaian longgar, agar itu dapat dipakai saat hamil nan-"
"Wahhh...! Sejak kapan kau berubah menjadi sangat perhatian seperti ini, hem?" tanya Kanna yang terkejut bukan main, "Apa kau lupa di mana Anjeli akan tinggal saat sudah mengandung nanti? Di rumah megah nan mewah milik sepasang bilionaire terkaya di kota Mumbai, Rahul. Dan sudah pasti Nyonya Chopra akan lebih memperhatikan Anjeli, karena itu adalah bayi mereka. Bukan bayimu. Paham?" lanjutnya mengejek.
"Ya, ya. Tapi aku ingin melakukannya. Kenapa? Tidak boleh aku perhatian padanya Anjeli?" sengit Rahul tak mau kalah.
"Katakan saja jika kau menyimpan rasa padanya, Rahul. Dia akan pergi selama sembilan bulan dan tidak dapat lagi kau tiduri sesuka hati. Dengan begitu aku akan membantumu mencari jalan keluar agar saat Anjeli melahirkan nanti, Rajesh Kapoor juga sudah tak menjadi penghalang untuk hubunganmu. Itu pun jika kau benar-benar berkomitmen untuk menikahinya," tegas Kanna yang ditertawakan oleh Rahul.
"Itu todak akan pernah terjadi dalam hidupku, Kanna! Aku memang menyukai Anjeli, tapi semua terjadi karena tubuhnya yang nikmat dan juga dia adalah gudang uang masa depanku! Kau mengerti?!" ujar Rahul, dan Kanna tertawa keras.
"Kau dengar, Anjeli? Dia hanya menganggap kau adalah gudang uang masa depannya. Jadi jangan mau menjadi ibu pengganti lagi setelah ini. Oke?"
Demi Dewa Krisna yang penuh kebijaksanaan!
Rahul yang terkejut, pun segera berbalik dan mendapati Anjeli tersenyum kecut di ambang pintu.
"Aku mengerti, Kanna. Aku melakukan ini hanya demi Suamiku, juga karena aku tak memiliki keahlian lain untuk mendapatkan banyak uang," dan perkataan Anjeli berhasil membuat wajah sang dokter kandungan pias seketika.
"Baiklah. Aku akan selalu mendukungmu, Anjeli. Jadi di mana Shaf dan Madu? Biar aku yang akan-"
"Tidak perlu! Aku tak ingin pergi ke mana-mana, karena aku hampir saja melupakan jadwal pengecekan pertumbuhan dan perkembangan folikel dalam ovarium Nyonya Chopra. Hari ini ia harus melakukan tes darah dan juga ultrasonografi, sehingga sel telur itu bisa secepatnya dibuahi oleh sel sperma suaminya," sanggah Rahul, melenggang pergi dari hadapan Kanna dan juga Anjeli.
Sebagai kakak, Kanna bermaksud membujuk sang adik, "Kau terlalu sensitif sekali, Adikku sayang. Pergilah jika kau ma-"
Brakkk...
Namun Rahul sudah lebih dulu tak berselera apa pun lagi, selain pergi dari ruangan kerja Kanna.
"Apa dia bilang? Demi suamiku?" batin Rahul mengingat perkataan Anjeli barusan, "Cih! Benar-benar pembohong! Kenapa saat tidurku, dia tak meracau nama suaminya, tetapi malah sibuk menyebut namaku? Dasar pembohong!" lanjutnya terus mengumpat sepanjang jalan.
Hal tersebut membuat Rahul Khan Maholtra tak membalas sapaan beberapa paramedis yang lewat di depannya, bahkan ia juga tak mendengar sapaan dari tuan dan nyonya Chopra.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOHE GERUA [END]
Romance[TELAH DI TERBITKAN] [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK] [DAPAT DIBACA SECARA GRATIS DI APLIKASI DREAME] Mumbai, kota terpadat di India ini adalah salah satu kota yang menyimpan banyak kesengsaraan hidup bagi seorang Anjeli Sharma. Mengapa demikian? Seb...