1. Kesan Pertama

8.4K 544 144
                                    

بسم الله الرحم ن الر حيم

📝 Author's Note

1. Pastikan sudah membaca Al-Qur'an sebelum membaca HCA

2. Jangan lupa tekan 🌟 sebelum membaca, dan komen 🔥 setelah membaca

3. Silakan share quote atau adegan favorit kalian (boleh d ig, snap wa, dkk). Jangan lupa tag aku @rifkarizki12 dan mention #HalaqahCintaAlikha

4. Ambil yang baik dari cerita, dan buang jauh² adegan yg tidak seharusnya 👀

5. Selamat menyelami dunia orange 😆 semoga mendapat banyak ilmu lewat HCA 😚

'
'
'
'
'
'
'

Aku yakin jika Allah sudah menakdirkan pertemuan kita. Karena tak akan ada yang luput dari pandangan-Nya. Termasuk jatuhnya sehelai daun dari tangkainya.

- Halaqah Cinta Alikha-

🌸 ♥ ♥ 🌸

Pukul 07.15 WIB. Perasaanku mulai khawatir tak tenang. Bagaimana tidak? Di hari pertamaku interview, tiba-tiba ojek online yang sudah aku pesan membatalkan janji tanpa memberi suatu alasan yang jelas.
Ingin rasanya aku teriak kencang dan menangis detik ini juga. Tapi aku masih punya malu. Berdiri celingak-celinguk di pinggir jalan seperti ini saja, sudah membuatku banyak mendapati tatapan aneh dari para pengguna jalan yang lain.

“Huft. Allahhh, tolongin Likhaaa.” Aku memejamkan mata kasar. Berdoa dan memohon dengan keyakinan penuh. Karena aku yakin, Allah mendengar semua doa-doa dan harapanku. Karena Allah itu dekat, bahkan jauh lebih dekat dari urat nadi yang ada dalam tubuh kita sendiri.

Aku masih ingat betul, kajian Ustaz yang semalam aku lihat dari YouTube. Beliau berkata, Sesungguhnya Allah lebih dekat kepada kita, hamba-Nya daripada urat nadi yang bergerak-gerak di urat leher.¹

Berulang kali aku mencoba mengecek gawai. Berharap jika Aca – sahabatku membaca pesan WhatsApp dan membalasnya. Namun nihil. Lagi-lagi, hanya dua garis abu-abu yang terlihat.

“Huft. Sebel deh, punya temen yang sok seleb,” gerutuku yang kembali menutup gawai kesal.

Dari radius kurang lebih 50 meter, aku melihat sebuah mobil yang melaju kencang. Kembali, aku melirik arloji dengan gusar. Jarum jam terus berdetak. Aku tidak mau banyak mengambil keputusan lagi.

Tanpa berpikir panjang lagi, kutarik napas dalam-dalam. Maju ke depan satu langkah dan berteriak sekeras mungkin.

Tinnnn

Sopir di balik kemudi itu memberiku klakson yang sangat keras. Bodo amat, aku nggak peduli. Karena ini merupakan salah satu rencanaku. Konyol? Mungkin iya. Jika banyak orang yang akan menepi di pinggir jalan ketika melihat kendaran melaju, justru aku berjalan ke tengah  ketika melihat mobil berwarna merah ini melaju kencang ke arahku.

“Berhenti Pak ... berhenti, berhentiiiiii.”

Persis seperti di film-film ketika tokohnya hampir saja di tabrak. Aku melakukan hal yang sama. Namun beda konteks. Aku sengaja melakukan ini, kali aja pemilik mobil mewah itu mau memberikanku tumpangan.
Netraku melihat mobil berwarna merah itu melintas begitu saja di hadapanku. Tidak iba melihatku seorang diri yang kebingungan mencari tumpangan. “Ah, siallll. Dasar orang kaya blagu!” rutukku kesal sembari menendang botol kaleng yang ada di dekatku.

Halaqah Cinta Alikha ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang