Sorry

370 38 26
                                    

Sua POV

Apa yang akan kita lakukan ketika kita diberikan sebuah ujian berupa perasaan?

Juga, apa yang akan kita lakukan ketika sebuah hubungan benar-benar berakhir berantakan meskipun alasan itu sudah kudapatkan dengan jelas ?

Sekilas bayangan itu masih mengusik kepalaku. Fokusku hilang sejenak, rupanya aku masih mengharapkan sesuatu yang sudah jelas jauh ku gapai kembali.

Handong kini bersamaku dalam satu mobil, menuju ketempat yang sesuai diminta Jiu sebelumnya. Tak berhentinya anak itu menanyakan hal ini sepanjang jalan, aku sendiri-pun juga tak tahu alasan Jiu yang sebenarnya.

Bagaikan sebuah kotak besar yang penuh kejutan, itulah sifat Jiu yang terkadang tak kusukai. Ia tak pernah mau berterus terang meskipun kita memohon.

Aku tau Jiu membebaskan Dami dari kantor polisi dan memesan salah satu tempat disekitar pusat kota Seoul untuk mereka. Yeah, Jiu benar-benar suka mengambil keputusan tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi setelahnya. Hanya dia yang bisa seperti itu.

Senja yang hangat itu telah berganti malam sekarang, kini mobilku terhenti di tempat yang dimaksud Jiu, 'Cheonggyecheon Stream'.

Sepi, itulah yang menggambarkan suasana malam ini. Tak ada satupun orang yang mengelilingi aliran air Cheonggyecheon sekarang, hanya ada lampu-lampu berwarna yang seakan mengeluarkan sikap keramahan dan suara aliran air dengan ketenangannya.

Aku tak ingat kapan terakhir kalinya aku pergi kesini, mataku seakan dibuat takjub melihatnya. Ada balon-balon penuh warna yang menghiasi sepanjang aliran air Cheonggyecheon ini, juga bunga 'carnation' yang memperlihatkan warna merahnya di tengah lilin kecil yang mengelilinya.

Benar, ini semua untuk Handong. Balon, lilin, bunga carnation, dan cahaya kelap-kelip yang menghiasi aliran Cheonggyecheon. Rupanya Dami belajar menjadi orang yang romantis sekarang ini.

Langkahku dan Handong terhenti. Ku tatap Handong yang masih kebingungan dengan wajah polosnya dan mulai memecah keheningan di antara kami berdua kemudian

'Inilah yang kau tunggu selama ini, Handong-ah'.

**

"Dong-ah"-Sua

"Kau pikir aku membawamu kesini untuk apa?"-Tanyanya

"Uhm.. Karena kau ingin menghiburku?"-Handong

"Pabo! Kkkk~ kau benar-benar tak menyadarinya huh?"-Sua

"Menyadarinya? Aku benar-benar tak mengerti apa yang kau katakan, unnie "-Tatap Handong kebingungan

"Ya! Dong-ah! Aigoo.. kenapa kau benar-benar tak mengerti, hahaha~"-Sua tertawa dan melihat Dami yang tak jauh dari langkah mereka

"Hampirilah dia"-Tunjuk Sua kearah Dami yang sedang terduduk membaca buku

"Huh? Yoobinie? Kenapa--, unnie apa maksudmu? "-Handong

"Kenapa? Aku sendiri juga tak tau apa yang harus aku jawab. Kau harus cari tahu jawaban itu sendiri"-Sua

"Bukan, bukan sendiri maksudku. Tapi dengannya, bukankah kau mengatakan bahwa perasaanmu adalah sebuah hukuman kecil untukmu? Lalu bagaimana jika, hukuman yang kau maksud itu justru adalah hadiah kebahagian yang selama ini kau nantikan ? Kau menunggu keajaiban dengan penuh luka untuk menggapainya dan..."

WE JUST BROKE UP | 우린 헤어졌어 (JIBO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang