"Aku sudah mengantuk. Kau jangan tidur terlalu larut, oke?" Aku sedikit memundurkan keyboard PC-ku dan menatap layar hitam kecil disampingnya. Tidak biasanya, ini baru pukul sembilan dan ia bilang sudah mengantuk. Padahal bila dilakukan kontes kalong di geng kami, mungkin dia akan jadi juaranya.
"Hmm, good night," layar berubah menjadi berwarna sesaat setelah ia mengucapkan hal yang sama dengan yang kuucapkan sebelumnya.
Call ended
23:49Ini bahkan tak sampai setengah jam. Bukannya aku tak merasa, aku bahkan sungguh sadar, kalau semakin hari komunikasi kami semakin berkurang. Padahal saat pertama akan mengangkat kaki dari kota ini ia yang memberi perintah untuk selalu berkirim kabar. Tapi nyatanya dirinya sendiri yang melanggar. Sebenarnya ia sadar tidak sih dengan apa yang dilakukannya?!
Aku menghempaskan tubuhku ke atas ranjang. Ranjang yang penuh kenangan. Aku mengusap tempat dulu ia biasa meletakkan kepalanya. Setelah satu tahun menjalin hubungan dengannya —yang rasanya sulit sekali untuk diakui, kami memutuskan untuk tinggal bersama di tempat ini.
Bahkan tempat ini ia yang memilih, yang sialnya bisa dibilang cukup jauh dengan tempatku bekerja setelah lulus. Jarak yang hampir sama juga yang ditempuhnya berlawanan arah denganku. Alasan mengapa kami sepakat tinggal ditempat sejauh ini pun sebenarnya aku tak ingat. Yang kutahu tempat ini nyaman. Titik.
Masih dengan perangkat telinga yang menggantung, aku kembali menyeret layar ke atas dalam tampilan obrolanku dengannya. Tampak beberapa bekas-bekas voice notes yang sering kami kirimkan bulan-bulan lalu. Aku memutarnya satu-persatu. Barangkali bisa meredakan rasa sakit ini.
"Wad~ hari ini sibukkk sekali! Kantorku menerima paket yang salah, dan aku harus mengurus pengembaliannya. Juga, peralatan yang seharusnya di kirim ke kantorku malah salah kirim ke kantor lain! Huh bodoh sekali supir gondrong ber-brewok itu!"
"Hey buddy! Kau tau tidak? Aku rindu!"
"Tadi aku meminta izin kepada atasanku untuk pulang. Tapi permintaan cuti ku ditolak. Mungkin kita harus menunggu hingga 2 bulan lagi untuk bertemu. Tapi aku sudah terlalu rindu padamu! Bagaimana ini?!"
Setiap hari —katakan aku berlebihan, tapi begitulah kenyataannya— aku selalu memutar kembali rekaman-rekaman itu. Terlebih disaat-saat yang sangat sulit dan meragukan bagiku.
Yap, beberapa orang pernah mengatakan padaku jika mereka melihat Prem dengan seorang lain.
Aku tak ingin percaya. Namun jujur, pengaduan-pengaduan itu sedikit mengusik ketenanganku. Meski aku tahu, kekasihkulah yang seharusnya lebih kupercaya dibanding orang-orang itu. Tapi tetap saja, rasa ragu dan bimbang itu menusuk-nusuk otakku sesekali. Hanya untuk sekedar mengingatkanku kalau mereka ada.
Dan sekali lagi aku dibuat semakin meragu dengan hubunganku dengan salah satu senior yang dulu paling aku benci di kampus itu.
Kali ini pembuat onarnya adalah p' Bright, salah satu dari mereka yang paling berisik.
Kami sedang kumpul-kumpul di cafe-nya merayakan kepulangan p' Toota dari latihan kemiliteran. Sebenarnya aku cukup heran, apa yang ada di pikiran orangtuanya saat akan memasukkan senior tambunku itu ke pelatihan itu. Memangnya mereka tidak sadar, ya kalau anak mereka 'begitu' ? Atau malah justru karena mereka sadarlah maka mereka 'mencoba' untuk membuatnya 'kembali normal'?
Anyway, itu tidak cukup penting untuk dibahas. Kembali ke awal perbincangan. Yang datang hari ini dukup ramai. Bisa kulihat geng senior yang sok seram itu hampir lengkap, hanya tak ada Prem disana. P' Arthit datang sendiri dari kantornya karena Kong tak sedang berada di Thailand, p' Knott sedikit terlambat karena baru selesai mengurus 'bocah piyik semester muda' katanya, p' Bright sendiri sibuk mondar-mandir mengambilkan cemilan maupun botol-botol minuman. Dari kami para junior lengkap kecuali Kongpob. Wanita-wanita dalam kelompok kami pun turut hadir, tak terkecuali May —ya mungkin dia berani ikut karena ada pacarnya disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SONGS OF US [SOTUS THE SERIES]
FanfictionCompilation of one-shots that inspired by songs. FREE TO DROP YOUR SOTUS PAIR (+SONGS) SUGGESTIONS! *prefer english songs [INDONESIAN - ENGLISH]