(Ina) 3. BEST PART [Krist/Sing]

768 64 3
                                    

By the way, I will post the English version for this oneshots after I post the 5th chapter.
Enjoy! 😉

.
.
.


"Benar tidak bisa datang, p'?" Tanyanya kecewa pada yang di seberang sana.

"Iya.. maafkan p' , na.. p' ada project hari itu.. Lagipula, besoknya p' ada ujian." Singto menjelaskan tak kalah kecewa dengan jadwalnya sendiri.

"Ih! Lagian waktu itu kenapa sih pakai acara pindah kampus segala?! Udah ah, aku mau pergi dengan Top, belajar sana biar cepat lulus!" Krist menghentakkan kakinya keluar dari kamar menuju ruang tengah kondonya, memutus secara sepihak telepon yang sedang berlangsung tanpa menunggu jawaban dari seberang.

"Kenapa lagi dengan wajah kusutmu itu?" Toptap menghentikan permainan yang sedang berjalan, mengabaikan bonus-bonus yang sekiranya ia dapat jika menyelesaikan tahapan itu. Ia melempar pandangan pada sahabatnya yang kini rautnya tak ubahnya seperti pakaian yang belum di setrika —bibir manyun, alis bertaut, tangan terlipat, menghentakkan kaki, kemudian duduk dengan kasar.

"Aku kesal! Dia tidak bisa datang ke acara ulang tahunku, Top!" Nada bicaranya sudah sedikit menurun menyadari sahabatnya tak ada sangkut pautnya dengan kekesalannya. Ia bergelayut menyandarkan kepalanya di bahu sahabat sejak kecilnya itu.

"Lalu...? Itukan acaramu dengan fansmu. Lagipula, bulan lalu kan dia datang di acara utama, yah meski dengan drama telat mengucapkan sih.. tapi, hey! Itu kan salahmu juga." Krist menerka ulang kejadian itu. Rasanya lucu jika dipikir lagi. "Sudahlah, Kit.. Tak apa.. lagipula, ia tak datang bukan berarti tak sayang, kan?" Toptap kini menepuk-nepuk kepalanya pelan, persis seperti yang sering dilakukan orang itu ketika ia sedang dalam puncak amarah maupun kesedihan.

Krist hanya bergumam sebagai jawaban. "Jadi, kau masih niat tidak mencari baju untuk acaramu itu? Kalau tidak, aku akan menumpang tidur saja disini." Seketika Kit mengangkat kepala dan berdiri, menarik tangan Toptap.

"Ayo, Top! Aku bosan disini!"

.
.
.

Hari yang banyak diperbincangkan belum lama ini akhirnya tiba di depan mata. Siang itu ia langsung melihat venue tempat acara akan berlangsung. Banner-banner serta beberapa hiasan khas acara ulang tahun sudah terpasang sejak pagi. Kini para kru sedang mempersiapkan kelancaran audio. Ia masuk, tepat saat seseorang mengambil mic untuk dicoba. Ia mengambil alih dan mencoba mic itu sendiri, mengisyaratkan kepada yang bertugas mengatur untuk sedikit mengecilkan dan membesarkan di sana-sini. Dirasa cukup pas, ia mulai menyanyikan sebuah lagu dengan memetik gitar —single pertamanya.

Beberapa lagu sudah ia latih, kini ia beranjak ke kamar kecil untuk membasuh wajah. Teringat kembali pesan yang tertinggal tadi pagi di ponselnya. Sengaja tak ia balas. Jangankan membalas, membukanya saja pun ia malas! Seketika mood-nya turun. Ia menepuk-nepuk kedua pipinya yang sedikit memerah. Menyemangati dirinya sendiri untuk membangun mood agar tak membuat para fans kecewa.

Tapi omong-omong soal fans, mereka pasti menanyakan orang itu!

Kenapa sih hidupnya tak jauh-jauh berputar terus berpusat pada manusia satu itu!!

"Krist? Za sudah datang dengan MUA-mu, apa kau sudah selesai?" Manager-nya memanggil sedikit lantang dari luar kamar kecil.

"Iya mae, sebentar, aku sedang cuci muka." Balasnya tak kalah lantang dari dalam. Setelah mengecek sekali lagi wajah polos tanpa make-up nya, ia pun beranjak dari sana melupakan sejenak kejengkelannya.

Benar saja dugaannya! Setelah menyanyikan single pertamanya sebagai pembuka dan lagu idola nya sebagai lanjutan, fans nya bukan menanyakan kabarnya terlebih dahulu, malah justru kabar manusia itu duluan! Sebenarnya kalian itu fans ku atau dia, sih?! Rutuknya dalam hati, tak ingin banyak yang tahu ia kesal setengah mati dengan ketidak-hadiran orang yang sangat dipertanyakan sekarang.

SONGS OF US [SOTUS THE SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang