A million miles away and I'm still thinking 'bout my baby
Ain't misbehaving, no, you don't need to worry
I'm having a good time, oh oh
And I've had one too many, but you're the only one on my mindThree am, my phone is dead, I'm acting like a dang fool
We're singing we found love and jumping into swimming pools
Yeah, I had a good time, oh oh
And I've had one too many, but you're the only one on my mind...
Sayup-sayup Rihanna terdengar melantunkan We Found Love. Lelaki berkulit cerah tanpa cela itu masih asik duduk di pinggir meja bar dengan handuk menggantung tanggung di bahunya. Teman-temannya masih asik bertukar air di depannya. Sesekali tawanya pecah melihat salah satunya kesal. Namun entah mengapa di satu titik hatinya ia tetap merasa hampa meski dalam gelap langit ini ia masih dapat dengan jelas melihat lautan manusia.
"Kit ayo turun!" Seseorang dengan badan sedikit gempal dengan kulit yang bernada hampir sama dengan pria yang dipanggil Kit itu melambai-lambaikan tangannya sebelum kembali terserang tembakan air. Kit menggelengkan kepalanya tetap memberikan senyum.
Seandainya kamu ada disini.
Isi kepala yang mewakili titik hatinya yang hampa tadi. Jujur, ia merindukan kekasih tan nya itu. Namun tuntutan pekerjaan lagi-lagi harus merentangkan jarak antara keduanya. Pemuda yang sedari tadi terus berlarian dalam imajinasinya secara nyata sedang berada di negeri bersalju tebal. Selain perbedaan tanah yang ditapaki dan cuaca yang jauh berbeda, perbedaan waktu pun turut menjadi penghalang komunikasi keduanya. Tambahan, yang terkasih tak hanya sehari-dua hari disana.
Tapi sebulan penuh.
"Oh ayolah, Kit! Kau membosankan kalau sudah bersangkutan dengan rasa rindu!" Salah satu dari sekian makhluk yang tadi bergelut dalam kolam tadi naik dan menarik paksa tangan Kit. Mau tak mau ia meletakkan ponsel dan handuknya di tempat ia menaruh pakaiannya juga, kemudian menyusul yang lain melompat ke kolam. Sorakan dan tepuk tangan meriah diterimanya ketika ia memutuskan untuk ikut bermain kembali dengan yang lain.
Sialnya, setelah memutuskan akan kembali ke rumah, ponselnya justru kehabisan daya. Sama sekali tidak dapat dinyalakan, mengakibatkan ia tak memiliki banyak pilihan. Pertama, menginap di hotel super mahal ini. Kedua, meminta agar temannya mau mengantarnya kembali ke kondo miliknya. Pilihan ini tidak memungkinkan mengingat kondonya adalah yang terdekat dengan tempat kerjanya, yang berlawanan arah dengan rumah teman-temannya. Atau yang ketiga, sekalian saja ia menginap di kondo atau rumah temannya.
"Top, aku menginap di rumahmu ya malam ini?" Satu-satunya yang bisa ia andalkan hanya orang ini. Karena rumah Toptap searah dengan kondonya, melewati kantor mereka. Bisa dibilang, dari tempat ini, rumah Toptap lah yang terjauh.
"Hah? Malam? Apa jam 3 pagi masih bisa kau bilang malam?" Top membalikkan pertanyaannya. Ia kehabisan baterai ponsel, mana ia tahu kalau sekarang sudah pagi?!
"Ah, terserah, pokoknya aku tidur di tempatmu!" Kit sudah kehabisan tenaga bahkan untuk sekedar berargumen tentang pantas di sebut apa jam 3, pagi atau malam?
"Ya sudah, ayo pulang." Toptap menekan tombol hijau di handphone-nya dan mengangkat telepon dari seseorang yang nomornya tak ia simpan. Selesai menerima telepon, mereka berjalan keluar ruangan ganti, Toptap menyadari sesuatu.
"Eh, hey, Kit! Kondo-mu kan sebelum rumahku, kenapa kau tak pulang ke kondo-mu saja?" Kit tersadar dari lamunannya, dan hanya mengangguk menanggapi rencana sahabatnya itu. Namun hal berikutnya yang ia sadari adalah ia akan sendirian kalau ia di kondo, dan ia tak suka sendirian. Tapi ia juga tak mungkin memaksa Top menampungnya di rumahnya. Mau tak mau ia harus tidur sendirian malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SONGS OF US [SOTUS THE SERIES]
FanfictionCompilation of one-shots that inspired by songs. FREE TO DROP YOUR SOTUS PAIR (+SONGS) SUGGESTIONS! *prefer english songs [INDONESIAN - ENGLISH]