Sesampainya di depan sebuah rumah, Dahyun sudah di sambut oleh seorang wanita paruh baya.
"Mba Dahyun ya?" tanya si ibu ramah.
"Iya bu!" jawab Dahyun gak kalah ramah.
"Mas nya masih di luar, mba. Masuk aja, langsung ke ruangannya. Mari!"
Maka Dahyu mengekori si ibu masuk lebih dalam dan belok sesuai arahan sampai tiba di depan sebuah pintu.
"Saya tinggal ya, mba." kata si ibu itu lagi sebelum pergi dari hadapan Dahyun yang hanya membalas senyum.
Dahyun membuka pintu. Ruangan pelanggannya adalah sebuah ruang musik.
Duduk dulu di sofa, tangannya meraih handphone di saku celana.
___________________________________
Mas Order: Di cek aja dulu mba Yang rusak gitar suaranya gember Sama keyboard gamau nyala ___________________________________
Lalu lihat sekeliling mencari sumber yang di maksud,
"Oke, mari kita kerjaaaa!"
Itu Dahyun si tukang service alat musik yang mengikat rambutnya!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dahyun sibuk dengan tangan kanan memegang alat solder, sampe ada suara pintu terbuka dia gak ngeuh.
"Gimana, mba? Rusaknya parah gak?"
Dan saat Dahyun nengok ke samping untuk lihat wajah yang di pastikan adalah pelanggannya,
"Anjing??"
Itu Dahyun si tukang service alat musik yang mengatai pelanggannya!
••
"Mirip bangettttttt, mirip mirip miriiiiipppppppppppp banget gilaaaaa!!!!!!!"
Umji ampe senewen denger teriakan Dahyun. Untung rumah lagi sepi.
"Terus gimana tuh abis lu maki dia, gimana?" tanya Umji kepo denger cerita pengalaman kerja Dahyun kemarin.
"Dia kaget, jelas! Ya gua juga kaget, Ji. Gila sih mirip banget parah!" Dahyun masih aja histeris sendiri.
"Marah ga orangnya?" tanya Umji lagi.
"Kayaknya ngga deh, malah dia minta maaf. Soalnya dia pikir dia udah ngagetin gua makanya ngelatah anjing."
"Latah yang sangat tidak elit."
"Mana ada latah elit sih!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di minimarket, Dahyun dan Umji sibuk memilih ice cream.
"Gua mau nyari ciki dulu deh," Umji pun pergi ke rak bagian snack.
Tapi baru beberapa detik di rasa, Umji balik lagi ke Dahyun sambil heboh.
"Ada mantan lu!" bisik Umji penuh penekanan.
"Mantan gua yang mana—"
"Wah, beneran mba Dahyun, ya?"
Seketika Dahyun dan Umji menoleh secara bersamaan hanya untuk mendapati seorang lelaki dengan senyum yang bisa bikin hati perawan kocar-kacir. Ganteng bener, gak boong.
Kemudian hening.
"Saya hubungi kok susah ya, mba? Padahal saya mau nawarin kerjaan sampingan gitu buat mba." kata si cowok itu lagi.
Dahyun dan Umji masih terdiam.
"Mba?"
"Eh, oh apa? Iya mas iya, atur aja. Eh, tapi job apa dulu nih?"
Denger Dahyun gelagapan si mas nya ketawa. "Kita omongin sambil duduk aja di depan situ tuh, gimana? Oiyah, temennya mba Dahyun ya? Kenalin, saya Bangchan."
