Friends

696 54 10
                                    

Sembil mengotak atik ponselnya Yaxuan bergumang pelan menyanyikan lagu kesukaan nya. Sesekali lelaki mungil itu melemparkan pandanganannya ke lorong koridor yang terlihat cukup ramai itu. Mencari sosok lelaki jangkung yang sejak tadi di nantikannya.

"Huft, lama sekali ini sudah hampir lima belas menit," kelu Yaxuan. Bibir plumnya di majukan beberapa senti karna kesal.

Yaxuan membangunkan tubuh mungilnya, diraihnya tas rangsel hitam kepunyaanya hendak meninggalkan kursi panjang yang sejak tadi di huninya. Namun baru akan hendak melangkah, sesuatu mendarat tepat di atas kepala lelaki itu.

Pluk.

Lelaki manis itu mendongkak keatas. Sekatika senyum terpancar di wajah cantiknya.

"Roti stoberi," ucap Yaxuan antusias. Bahkan sosok di hadapannya saat ini tak dihiraukan sama sekali.

"Kau di sini sejak tadi? Maaf aku lama ya." Jiaqi tersenyum samar  memperhatikan Yaxuan. Tangannya terulur mengacak surai si manis gemas.

"Kalau bukan karna roti ini aku tak akan memaafkan mu, ge." Yaxuan berpura - pura kesal.

"Kau terlihat semakin menggemaskan katika kesal seperti ini."

Siapa yang tidak gemas dengan tingkah menggemaskan Yaxuan saat sedang kesal. Kedua pipi tembemnya terlihat semakin bulat denga bibir yang dikerucutkan lucu. Tak heran jika Jiaqi tak tahan untuk tidak mencubitinya.

Yaxuan berusaha memberontak namun usahanya sia - sia. Jiaqi semakin jail mencubiti pipinya.

"Gege hentikan." Rontah Yaxuan mau tak mau Jiaqi melepaskan tangannya dari pipi sang didi.

"Kau lucu sekali," komennya. Yaxuan terlihat semakin kesal.

"Gege ayo kita aku sudah lapar," kata Yaxuan. Menarik lengan Jiaqi menuntunnya untuk segera berjalan.

"Tunggu Chengxin belum-"

"Maaf aku kelamaan," ucap Chengxin tiba - tiba dari arah berlawanan.

Jiaqi membenarkan posisinya, menepis halus gandengan Yaxuan di lenganya. "Piket mu sudah selesai?" tanyanya.

Chengxin mengangguk pelan sebagai jawaban tak lupa dengan senyuman manis yang selalu bertengger di wajahnya.

Menyadari perubahan sikap Jiaqi, Yaxuan hanya bisa tersenyum palsu. Ditatapnya kedua kakak tingkatnya secara pergantian lalu berucap, "Pulang yuk ge aku sudah sangat lapar."

"Kau pasti sudah sangat kelaparan ya. Maafkan aku. Yuk pulang sebelum makin sore," ucap Chengxin tersenyum lembut pada sang didi, mintaan maaf.

Yang lebih muda membalas senyuman itu sembari berkata, "Yuk, ge."

Kemudian ketiganya berlalu dengan Yaxuan dan Chengxin berjalan lebih duluh.

"Hei, tunggu aku." ketus Jiaqi, berlari kecil menyusul keduanya.

Langit jingga menjadi saksi ketiga sahabat itu. Tak ada yang tahu di balik canda tawa yang mereka lontarkan ada hati yang memendam rasa kagum satu sama lain.

Tbc.

Hopeless Love || Qixuan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang