Yaxuan menyanbut bahagia Jiaqi yang baru saja muncul dari balik pintu apartemennya. Setelah melakukan perjalan bisnis selama tiga hari akhirnya kekasi yang selalu di rindukanya kembali kesisinya.
Lelaki manis itu berlari kecil menghampiri lelaki jangkung itu, memeluknya erat. Dengan kepala Yaxuan ditempatkan pada celutuk leher sang kekasi hingga aroma mint lelaki itu dapat dihirupnya.
"Hei, apa kau segitunya merindukan ku," ucap Jiaqi membalas dekapan Yaxuan tak kala erat.
"Hmm sangat." Jawab Yaxuan, menggukan kepala kecilnya beberapa kali.Yaxuan kembali melirik wajah tampan kekasihnya sembari melepaskan pelukannya perlahan. Yang lebih mudah tersenyum manis.
"Gege kau pasti capek bergegaslah mandi aku akan membuatkan malam untuk mu." Jiaqi tersenyum lebar karna segala perhatian yang diberika kekasih mungisnya. Mengelus surai gelap sang didi lalu mengecupnya singkat.
"Terima kasih. Kalau begitu aku mandi duluh," ucapnya lalu berjalan sambil menyeret koper berukuran sedang yang dibawanya menuju kamar.
Lima belas menit setelahnya. Yaxuan telah selesai dengan masakannya. Begitu juga dengan Jiaqi yang tengah duduk di hadapan lelaki itu berbalut kaus hitam lengan panjang dan celana kain putih yang digunakanya, terlihat lebih santai.
"Bagaimana dengan perjalanan bisnis mu?" tanya Yaxuan di selah kegiatan makan keduanya.
"Berjalan dengan baik. Kau sendiri bagaimana hari mu selama aku tak di rumah?" tanya lelaki berahang tegas itu, menatap Yaxuan lembut.
"Hmm membosankan dan yang pasti aku sangat merindukan mu."
"Selama aku pergi lampu tak perna padamkan?" tanya Jiaqi khawatir, lelaki itu tahu betul Yaxuan takut terhadap gelap.
Karnanya Jiaqi tak tega meninggalkan Yaxuan sendiri. Kalau bukan karna kerjaan yang mendesaknya.
Yaxuan tersenyum kecil. " Tidak kok, ge. Kau terlalu mengkhawatirkan ku."
Selesai dengan acara makan keduanya segera menuju kamar karna hari yang semakin larut di tamba raut lelah di wajah Jiaqi.
Jiaqi duduk bersadar pada haedboard tempat tidur, membalas beberapa email dari kantor. Berbeda dengan Yaxuan yang terlihat sibuk memindakan pakian milik Jiaqi dari koper ke lemari.
"Yaxuan," panggil Jiaqi. Meletakan leptop putih miliknya keatas nakas.Yaxuan menoleh menatap Jiaqi dengan bertanya.
"Kemarilah," lanjutnya sambil menepuk bagian kosong tempat tidur di sampingnya.
Lelaki manis itu mendudukan tubuh mengilnya sesuai permintaan sang gege. "Ada apa ge?" tanyanya.
Bukanya menjawab, yang lebih tua malah menjatuhkan kepalanya bersandar pada pudak sempit Yaxuan. Tangan kurus Jiaqi memeluk pinggang sang kekasih lembut.
"Tak ada aku hanya merindukan mu," ucapnya pelan.
"Ge," ucap Yaxuan memutar badanya agar bisa melihat wajah Jiaqi lebih leluasa.
Ditatap lama mata yang selalu dirindukanya itu. "Tidurlah besok kau masuk pagi kan," lanjut Yaxuan.
"Tidak mau, aku masih merindukan mu," kata Jiaqi dengan wajah memelas.
"Tidak ge tidurlah kau pasti kelelahan," banta Yaxuan. Beraring lebih duluh lalu menarik selimut sebatas dada.
Jiaqi ikut berbaring namun tubuh tingginya berbalik ke arah Yaxuan, menatap wajah manisnya.
"Ge, tidurlah jangan melihat ku terus," kata Yaxuan mulai terganggu denga tatapan Jiaqi itu.
"Hmm baiklah tapi goodnight kiss ku mana." Yaxuan langsung mencubit kecil pinggang Jiaqi karna gugup.
"ARGH kenapa kau mencubit ku?" tanya Jiaqi tak terimah.
"Tidurlah ge. Selamat malam," ucap Yaxuan memejamkan matanya lebih duluh.
Namun bukanya tidur Jiaqi malah memperdekat jarak keduanya juga mengusik Yaxuan agar kembali membuka matanya.
"Ge," rengek Yaxuan sedikit cemberut. Jiaqi terkekeh kecil karnanya.
"Baiklah baikla. Semalat tidur tuan putri," ucap Jiaqi lalu memejamkan matanya.
Yaxuan tersenyum kecil manap lelaki yang hanya berjarak bebetapa senti darinya.
Chu.
Satu kecupan kecil medarat pada pipi tirus Jiaqi. Lelaki itu kembali membuka kedua matanya lalu mengelus surai Yaxuan lembut.
"Good night," ucap Yaxuan menatap Jiaqi tepat dimatanya.
"Good night too my sweetheart."
Keduanya kembali memejamkan mata hendak memasuki dunia mimpi masing masing namun tiba - tiba kamar yang disinari cahaya keemasan lampu tidur menjadi gelap gulita. Yaxuan yang takut akan gelap langsung memeluk Jiaqi erat.
"Ge...," ucap Yaxuan sedikit ketakutan.
"Tak apa aku disini," ucap Jiaqi mencoba menenangkan namun suaranya terdengar sedikit aneh.
Yaxuan terus bergerak tak nyaman sembari memperdekan jarak keduanya hingga wajah lelaki itu menubruk dada bidang Jiaqi.
"Yaxuan jangan terlalu banyak bergerak," ucap Jiaqi pelan sembil mengelus surai Yaxuan agar lelaki itu tenang. Yaxuan hanya mengguk pelan namun tubuh tinggi yang dipeluknya terasa semakin kaku, seperti sedang menahan sesuatu.
"Kau membangunkan sesuatu di bawah sana sayang," lanjut Jiaqi. Yaxuan membulatkan matanya sempurna.
Didorongnya tubuh Jiaqi, menciptakan jarak namun tak lama ditepis kembali. Lelaki manis itu lebih takut gelap dibanding dengan Jiaqi saat ini. Tangan mungilnya kembali meraih jemari Jiaqi.
"Ge."
"Hmm?"
"Jangan macam - macam," ucap Yaxuan pelan. Jiaqi semakin terkekeh membayangkan wajah Yaxuan yang merah padam.
"Semoga saja," kata Jiaqi dengan deep voices-nya. Yaxuan hanya bisa menarik nafas pasra semoga saja dia selamat malam ini.
- FIN -
Jangan lupa ninggalin jelak guys :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Love || Qixuan✔
Fanfiction"Yaxuan, let's stop being a friend." . . . Short story. Dari dari keseluruan cuman ada 7 chapter. Castnya make cpl fav aku di TYT, Jiaqi x Yaxuan. Bromance. Konflik sederhana bahkan mungkin gak berasa. Aku gak tega ngasih Yaxuan konflik yang berat :...