Honest

390 52 22
                                    

"Pagi bibi, Yaxuan nya ada kan?" tanya Jiaqi pada wanita paru bayah yang biasa di panggil mama oleh Yaxuan.

"Eh pagi juga. Xuan ada kok di kekamarnya, langsung kesana aja," ucap mama Yaxuan ramah.

"Baiklah bi, aku ketas duluh." Setelah pamit Jiaqi bergegas ke lantai dua. Tepatnya menuju sebuah pintuh kayu yang di cat putih dengan tulisan 'Xuanie's Room'

Tok tok

Ketuk Jiaqi terlebih duluh sebelum memasuki ruangan itu. Kalau tidak dia akan mendapat omelan panjang dari sang didi.

Cklek

Jiaqi disamput dengan wajah cemberut Yaxuan yang entah karna apa. Kedua alis lelaki itu ditekuk kesal dan juga bibir plumnya sedikit di kerucutkan. Ingatkan Jiaqi untuk menahan diri, tidak mencubiti kedua pipi Yaxuan gemas.

"Kau kenapa lagi hmm?" tanya Jiaqi, kaki kurusnya melangkah menghampiri Yaxuan yang sedang duduk di ujung tempat tidur.

"Ge, lihat aku kalah lagi," ketus Yaxuan kesal sembari menyodorkan ponselnya pada sang gege. Lelaki manis itu kesal karna tak bisa menamatkan game yang sedang di mainkannya.

"Coba ku lihat." Jiaqi mendudukan tubuh tingginya di sebelah Yaxuan. Pandanganya menatap layar tipis ponsel itu dengan serius.

"Oh ini gampang," komennya. "Pertama daerah ini  kau kosongkan," jelas Jiaqi.

"Lalu kunci semua akses masuknya dan attack."

"Wah menang ge," teriak Yaxuan antusias. Sudut bibirnya membentuk senyum dan kedua tangan yang di angkat menyuarakan, 'Yeah!^^'

"Oh iya ge, bukanya hari ini gege ada les kok malah main ke sini sih?" tanya Yaxyan heran.

Jiaqi merebahkan tubuhnya nyaman ke kasur dengan paha Yaxuan sebagai bantalnya. "Di sana membosankan. Ya, mending aku pergi jalan - jalan. Kau mau ikut?" tanya Jiaqi.

Mengangkat pandanganya menatap lurus manik Yaxuan yang sejak tadi sengaja menghindarinya.

"Tidak mau, nanti bibi marah. Seharusnya aku melarang mu, ge. Bukan malah ikut dengan mu membolos," omel Yaxuan namun bukan Jiaqi namanya kalau dia tak berhasil membujuk adik tingkatnya itu.

"Ayolah akan ku teraktir dua cone besar ice cream," bujuk Jiaqi namun Yaxuan tetap dengan pendiriannya.

"Mau ya please... anggap saja ini kencan, kau mau kan?" ajak Jiaqi. Tak lupa lelaki itu mengankat alisnya, tersenyum khas yang selalu berhasil membuat Yaxuan terdiam beberapa saat.

"Diam. Berarti kau setuju," kata Jiaqi menyadarkan Yaxuan dari lamunannya.

"T-tapi kalau bibi marah?"

"Tenang masalah itu aku yang urus." Yaxuan hanya bisa mengangguk pasra. "Bersiaplah sejam lagi aku akan menjemput mu," lanjut Jiaqi ketika di ambang pintu.

Yaxuan sedikit menunduk menyembunyikan senyumanya. Hal yang selalu di bayangkanya akan menjadi kenyataan. Rasanya seperti mimpi saja, dia akan berkencan dengan gegenya.

"Oh iya satu lagi. Jangan beritahu Chengxin tentang ini. Dia akan ngambek karna tidak di ajak." Senyum Yaxuan hilang seketika. Entah mengapa setiap kali Jiaqi menyucapkan nama itu ada yang aneh dengan hatinya.

Terasa perih melihat Jiaqi selalu tersenyum hanya dengan mengucapkan nama itu. Yaxuan tahu ini salah tak seharusnya dia membenci Chengxin karna tuntutan hatinya itu.

Jujur saja dia sangat menyayangi kedua gegenya. Dan karna itu pula hingga saat ini, Yaxuan memilih bungkam tentang perasaannya.


Tbc.

Hopeless Love || Qixuan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang