Love

280 39 6
                                    

Yaxuan berjalan di sepanjang koridor dengan pandangan terus berjaga di sekitarnya. Langkah cepatnya membawa tubuh mungilnya menyelip di tengah keramaian siswa-siswi yang sedang berlalu - lalang.

"Huft... save," kata Yaxuan legah, berhasil sampai dengan selamat.

Didudukan  tubuh mungilnya bersandar pada sandaran kursi. Tangan kecilnya sibuk mengipasi wajahnya sendiri.

"Kali ini ada apa lagi?" tanya Junlin bingung dengan tingkah Yaxuan.

Siapa yang tidak bertanya tanya jika melihat keadaan Yaxuan saat ini. Lelaki ceria yang biasanya menyapa seisi kelas ketika melewati pintu kelas, kini datang dengan nafas ngos-ngosan dan keringat yang berlomba turun dari pelipisnya.

"Kau punya minuman? Aku sangat kehausan," ucap Yaxuan diselah kegiatanya, menyipasi wajahnya.

Junlin mengambil botol mineral dari rangsel miliknya, lalu menyodorkannya pada Yaxuan. "Apa kau berlari dari depan sekolah hingga kemari?"

"Ya, begitulah."

"Mengapa? Bukannya kau tak terlambat." Junlin melirik jam tanganya yang masih menunjukan pukul 07.45 dan itu berarti masih ada 15 menit sebelum pelajaran dimulai.

Yaxuan terdiam cukup lama. "Aku berlari bukan karna itu."

"Lalu?" tanya Junlin penasaran namun disaat bersamaan bel masuk berbunyi. Obrolan mereka terpaksa ditunda.

"Kau berutang penjelasan padaku," kata Junlin. Yaxuan hanya bisa mengangguk pasra.



"Jadi?" tanya Junlin, menghampiri Yaxuan yang tengah memasukan buku miliknya kedalam laci.

Lelaki manis itu berdecak kecil, "Ck, sepertinya kau sangat ingin tahu."

"Tentu saja. Kau tahu karna kau, aku tak bisa fokus selama jam pelajaran tadi."

"Ok baiklah, hmm sebenarnya...."


Flash back.

"Xuan, apa yang kau lakukan disini?"

"Gege ada yang ingin ku tanyakan," ucap Yaxuan dengan nafas yang masih ngos-ngosan akibat berlari.

"Katakan saja."

Yaxuan manatap sang gege gugup, kepala kecilnya berpikir keras. Dia harus bertanya seperti yang disarankan Junlin atau tidak.

Yang lebih tua tersenyum samar. Diraihnya surai sang didi, dielus lembut. "Ada apa hmm?"

"I-itu aku...," ucap Yaxuan gugup bahkan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" tanya Jiaqi lagi. Tangan kurus lelaki itu dialihkan pada pipi mulus Yaxuan, bermaksud menganggkat pandangan sang didi gak tak menunduk. Numun tampa sadar Yaxuan menepisnya kasar.

Jiaqi terdiam begitu juga Yaxuan, baru kali ini Yaxuan berlaku seperti itu pikirnya. "Hei, kau-" baru saja Jiaqi berucap langsung dipotong oleh Yaxuan.

"Aku menyukai mu, ge." Bola mata Yaxuan memebasar, tak percaya bukanya dia hanya akan bertanya tentang obrolan kedua kakak tinggakatnya minggu lalu tapi kenapa dia malah mengungkapkan perasaannya.

Flash back end.


"Aku tak menyangkah kau seberani itu," komen Junlin setalah menyimak cerita Yaxuan.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang. Aku sangat takut bertemu Jiaqi gege," ucap Yaxuan. Kedua tangan kecilnya mengacak surainya frustasi.

"Bagaimana perasaan mu saat itu?"

"Maksudnya?"

"Bagaimana perasaan mu setelah kau menyatakan perasaan mu?" jelas Junlin. Yaxuan terdiam, sedikit berpikir.

"Hmm ku rasa lebih baik," kata Yaxuan jujur.

"Bagaimana dengan respon Jiaqi gege?" tanya Junlin lagi. Yaxuan hanya bisa menggeleng pelan. Sejak kejadian itu mereka belum bertemu sama sekali. Lebih tepatnya Yaxuan yang menghindari sang gege karna malu.

Junlin tersenyum lembut. Tangan kanannya digunakan mengelus punggung Yaxuan, memberi semangat. "Sepertinya kau akan segera tahu."

"Yaxuan."


Tbc.

Hopeless Love || Qixuan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang