O - Organizer (1)

418 62 32
                                    

"Aku tidak mau yang seperti ini.  Ganti!"

Krystal hanya bisa menghembuskan nafas perlahan saat tunangan dari sahabatnya menyercanya terus menerus.  Ini sudah desain ke sepuluh yang Krystal perlihatkan untuk Seulgi hanya untuk sekedar undangan. Belum yang lain,  hanya undangan dan Seulgi terus mempersulitnya.  Bahkan ini baru step keempat dari enam belas step yang Krystal persiapkan. 

"Kamu ingin yang seperti apa Seulgi?  Aku tidak bisa membaca pikiran seseorang, jadi katakanlah seperti apa pernikahan impianmu jika memang apa yang kupilihkan tidak cocok." Krystal menahan amarah yang sebenarnya sudah mengerogotinya.

"Untuk apa Kai membayarmu mahal jika kau saja tidak bisa bekerja dengan becus!  Bukankah kata semua orang kau wedding planner dan organization yang hebat,  atau semua orang hanya mencoba melebih-lebihkan kinerjamu Krystal."

Seulgi memandang Krystal dengan meremehkan.  Ia memang sengaja melarang Kai maupun keluarga lelaki itu untuk ikut campur dalam persiapan pernikahan karena ia tahu ia akan kalah apabila ada Kai ataupun keluarga Kai disini.  Kai berserta keluarganya akan selalu membela Krystal,  dan itu yang membuatnya geram.  Siapa yang sebenarnya calon istri Kai,  tapi siapa yang dibela oleh lelaki itu beserta seluruh anggota keluargamya.

Krystal hanya bisa mengambil nafas sebanyak-banyaknya,  sungguh jika Seulgi bukan calon istri Kai mungkin Krystal akan menolak untuk membuatkan planner musuh besarnya saat mereka berada di high school.  Sebenarnya Krystal tidak pernah menganggap Seulgi adalah musuhnya,  namun apa daya Seulgi terus memancarkan kebencian kepadanya yang membuatnya tanpa sadar ikut membenci gadis itu juga. 

"Aku bukan Tuhan, Seulgi.  Jadi jika kanu tidak mau menbantuku memberitahu apa yang kamu mau bagaimana aku bisa membantumu merancang pernikahan impianmu ini? Apa sulitnya sih bekerja sama sedikit untuk kebahagiaanmu juga."

Krystal menahan kepalan tangan di sampignnya,  sungguh rasanya Krystal ingin mengusir dan menutup kasus ini. Biarlah ia dianggap orang yang pemilih dalam mengambil client tapi Seulgi benar-benar keterlaluan.  Gadis itu menorehkan luka di atas ego Krystal yang sanggat membanggakan pekerjaannya.  Ia menyukai setiap tawa dari orang-orang yang berhasil ia handle acaranya.  Itu membuatnya merasakan kebahagiaan mereka menjadi kebahagiaannya.  Ia tentu pernah mendapatkan seseorang yang cerewet sebelumnya,  namun tidak seperti Seulgi yang tidak mengungkapkan apa yang ia mau tapi selalu menolak pilihan yang diberikannya, setidaknya orang itu berbicara dengan Krystal tentang apa yang ia mau bukan menyercanya seperti ini. 

"Katakan saja kau tidak becus dalam hal ini Krystal! Jika bukan karena eommonim yang memilihmu sebagai WO aku juga tidak akan mau memakai jasamu sama sekali!"

Krystal menghembuskan nafas beratnya sekali lagi.  Astaga rasanya jika Tuhan bermain-main dengan dirinya saat ini, ia tidak ingin melakukannya. Ia terlalu lelah dengan Seulgi dan segala hal yang tidak jelas ia lakukan sejak pertama kali tahu bahwa Krystal yang akan membantu mengurus persiapan pernikahan mereka. 

"Eonnie!"

Krystal menajamkan telinganya.  Berusaha mencari dari mana asal suara itu.

"Kau sedang membuat janji bersamaku Krystal-ssi,  kenapa dengan tidak sadarnya kau membuat janji dengan orang lain?  Dasar tidak profesional."

Seulgi masih mencibirnya, entah berapa lama Krystal harus bertahan mendengar cibiran-cibiran yang dikeluarkan Seulgi kepadanya.  Padahal Krystal yakin bahwa pendengarannya tidak salah,  pasti yang memanggilnya tadi...

"Eonnie, apa aku menganggu kalian? "

Yerim memasukkan kepalanya melalui pintu ruang kerja Krystal.  Tersenyum lebar seakan tidak peduli pada suasana mencekam yang sebenarnya ia rasakan, bukan seakan tapi sebenarnya ia tidak peduli jika ia dianggap menganggu.  Ia hanya ingin melihat Krystal, merindukan sosok yang selama ini sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri.

"Ada apa hingga membuat kamu pergi kesini Yerim? Bukankah eonnie bilang bahwa eonnie bisa mengurusnya?"

Krystal menutar bola matanya malas saat tahu Seulgi berubah 180 derajat menjadi maklhuk paling ramah setelah membentak-bentaknya seperti tadi.  Seulgi menyuruh Yerim untuk duduk di sampingnya, namun Yerim tidak menghiraukan Seulgi sama sekali. Ia duduk di samping Krystal dan memeluk tubuh perempuan yang sudah dikenalnya sejak ia masih bayi itu. 

"Eonnie,  aku merindukanmu tahu.  Kenapa sih eonnie tidak pernah pulang ke rumah lagi?  Appa dan eomma bahkan selalu menanyakanmu kepada aku dan Kai oppa."

Krystal mengelus rambut Yerim perlahan. Ia sudah berbulan-bulan tidak pernah ke rumah Kai lagi,  semenjak Kai bertunangan drngan Seulgi.  Menurutnya tidak pantas apabila ia masih sering main kesana saat semua masyarakat tahu siapa sebenarnya menantu dari Keluarga Kim. Sebenarnya ia merindukan keluarga Kai, sangat. Sejak kecil dibesarkan oleh keluarga Kai membuat Krystal merasa bahwa tidak ada yang membuatnya merasakan rumah selain keluarga Kai.

"Aku juga merindukanmu Yerimmie."

Krystal mengelus rambut Yerim perlahan.  Ia tidak peduli lagi dengan keberadaan Seulgi di ruangannya.  Ia tidak bermaksud memamerkan kedekatannya dengan keluarga Kai,  hanya saja terikat dengan Keluarga Kai sejak ia kecil membuatnya terbiasa berada di sekitar lingkungan pria itu.

"Eonnie, kapan mau mampir ke rumah? Itu sudah seperti rumahmu eonnie,  jadi kamu harus sering mampir.  Jangan membuat kami memaksamu tinggal di rumah lagi seperti dulu.  Appa dan eomma bahkan sudah berencana melakukan hal itu jika aku tidak datang kepadamu hari ini."

Krystal tersenyum lembut, ia tahu bahwa Kim Jun Ho dan Park Ae Ra memang selalu seperti itu.  Tidak heran bukan mengapa Kim Kai dan Kim Yerim adalah orang  yang suka memaksa. 

"Katakan kepada mereka bahwa aku akan mampir nanti setelah Seulgi selesai menentukan undangan yang ia mau. Bukankah appa dan eomma butuh mengelist siapa saja yang akan mereka undang?"

"Ya!  Kau belum juga menentukan pilihan undanganmu Seulgi-ssi? Astaga mengapa mempersulit Krystal eonnie sih?  Bukankah undangannya bagus-bagus semua. Tinggal memilih satu saja lama sekali."

Yerim memutar bola matanya malas.  Sejak dulu ia sudah tidak suka dengan Seulgi yang menurutnya menjadi penghalang bersatunya Kai dan Krystal.  Rasanya ia ingin mencelupkan wajah kakaknya itu ke dalam kolam agar matanya tidak tertutup debu lagi, melepaskan berlian untuk kotoran seperti Seulgi.

"Jangan seperti itu Yerimmie,  mungkin Seulgi hanya ingin yang terbaik untuk pernikahannya.  Bukankah semua orang ingin hal yang sempurna? Sudah jangan emosi lagi oke?  Eonnie mempunyai stok es krim vanilla di kulkas, ambillah."

Wajah Yerim membulat, matanya berbinar saat ia tahu bahwa aku masih menyimpan es krim kesukaannya di kulkas.

"Kamu memang terbaik eonnie.  Ah bisa telponkan Kai oppa, eonnie?  Sudah seminggu Kai oppa tidak pulang dan berkutat terus dengan pekerjaan. Rasanya ia akan berubah menjadi zombie setelah ini."

Krystal meringis mengetahui lelaki itu masih sama. Masih tidak memperhatikan kesehatannya saat ia sibuk bekerja. Saat jarinya perlahan mengetuk angka 1, panggilan cepat yang ia buat untuk Kai. Seakan tersadar ada yang memperhatikannya dengan tatapan tajam, Krystal teringat dengan Seulgi yang ada di depannya.  Ia benar-benar nyaris melakukan kesalahan dengan menelpon Kai saat tunangan lelaki itu ada di sini.

"Halo, Jungie."

Panggilan itu menyadarkan Krystal untuk segera menutup teleponnya, telepon yang telah diangkat Kai pada deringan pertama. 

.
.
.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kaistal ABC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang