J for Jawline

994 138 15
                                    

Request from Whardatoenn

Soojung sembari tadi hanya cemberut sembari menatap Jongin yang masih bisa bersikap tenang di hadapannya. Padahal Soojung merasa sangat cemas saat ini dengan keadaan Jongin yang semakin lama semakin terlihat kurus, dan ada sedikit rasa bersalah di dalam hatinya karena menyebabkan prianya terlihat seperti sekarang. 

"Oppa berhenti melihat ke arah laporan itu. Laporannya tidak akan lari kemana-mana oppa. Sekarang lebih baik oppa makan dulu, aku tidak tahan melihat tubuhmu itu." Soojung menunjuk ke arah perut Jongin yang benar-benar 'flat' sekarang. 

"Laporannya belum selesai Jungie. Jika kau mau makan, makanlah terlebih dahulu. Oppa nanti menyusul." Jongin melanjutkan ketikannya yang sempat terhenti saat melihat Soojung secara tiba-tiba ada di depannya dengan membawa kotak bekal lima susun. Benar lima susun seakan Jongin tidak makan selama sebulan, Jongin bahkan mengeryit saat Soojung memberi tahu satu per satu makanan yang ada di dalam sana. Nasi putih hangat, Tangpyeonhcae Chungmu kimbab, tahu mapo, mackerel, salad, sup, dan buah segar. Jongin hanya bisa geleng-geleng kepala saat satu persatu kotak bekal memenuhi meja kerjanya. 

"Aku akan marah kalau oppa tidak mau makan bersamaku." Soojung menyilangkan kedua tangannya di depan dada, bibirnya masih saja mengerucut saat Jongin benar-benar tidak fokus kepadanya saat ini. 

"OPPAAA!" Soojung menutup laptop Jongin kasar saat Ia melihat Jongin beralih dari laptopnya ke map putih di tangannya. 

Jongin menatap horror ke arah laptopnya yang ditutup secara paksa oleh Soojung, masalahnya ia belum sempat menyimpan pekerjaanya yang terakhir.  Dengan cepat dan tanpa banyak bicara Jongin menyingkirkan tangan Soojung dari atas laptopnya, mengecek apakah laptopnya baik-baik saja terkena pukulan sekeras itu. 

"Haaah. Apa maumu sebenarnya Jung Soojung?"

Jongin menatap Soojung dengan pandangan kecewa saat menemukan layar laptopnya yang retak. Bisa dipastikan laptop itu akan mengungsi selama seminggu di tukang reparasi, padahal saat ini Jongin sedang sibuk-sibuknya merekap semua data keuangan perusahaan. 

"Ak...Aku tidak sengaja oppa." Soojung menundukkan kepalanya, memainkan jari-jarinya dengan posisi tangan lurus. Soojung takut saat mendengar suara Jongin yang tajam. 

"Aku sedang bekerja Jung Soojung, kenapa kau harus menganggu saat aku bekerja. Kita bisa makan lain kali bukan? Masih banyak hal yang harus aku lakukan saat ini dan aku tidak mempunyai waktu untukmu saat ini! Aku sudah minta pengertianmu bukan? Tapi kenapa kau tidak bisa mengerti sama sekali? Kau bukan lagi anak kecil Jung Soojung." Jongin menaikkan beberapa oktaf suaranya untuk melampiaskan kekesalannya kepada gadis yang berusia 25 tahun itu. Saat Jongin menyebutkan nama lengkapnya maka Soojung tahu bahwa Jongin berbicara serius dengannya.

Cukup! Kali ini Soojung tidak bisa lagi menahan rasa kecewa dan marahnya. Dengan mengigit bibir bagian bawahnya Soojung menaikkan pandangannya, bermula dari jawline Jongin yang mengedut karena amarah hingga akhirnya Soojung memberanikan diri untuk menatap mata Jongin yang dipenuhi emosi. 

"Aku memang bukan anak kecil oppa, tapi aku kekasihmu..."

"Jika kau kekasihku seharusnya kau mengerti bahwa apa yang aku lakukan ini untuk kebaikan kita berdua!" Jongin menjatuhkan diri di kursinya, memijat pelan pelipisnya. Soojung dapat melihat seberapa besar emosi Jongin saat ini, tapi kali ini kesabaran Soojung juga sudah habis. 

"Kau menyesal melamarku oppa?" Soojung sudah tidak menatap ke arah mata Jongin, kali ini pandangannya pergi ke arah jawline Jongin yang tegas nan kokoh. Berharap dengan memandang bagian tubuh kesukaannya akan menghilangkan sedikit saja rasa sakit di hatinya.

Kaistal ABC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang