FR 19. Prom Night
🍁🍁🍁
"Akankah sang waktu, menjaga hatiku,
Untuk s'lalu menunggumu."
—Maudy Ayunda.Lapangan luas Megantara terlihat sangat ramai sejak pagi tadi. Semua murid yang terlibat dalam kepanitiaan terlihat sangat antusias melaksanakan tugas mereka masing-masing. Begitu pula ketiga gadis yang sedang tertawa di kantin saat ini. Mereka baru saja beristirahat setelah dari pagi semuanya disibukkan dengan tugas masing-masing.
"Gimana bagian acara? Gak ada kekurangan 'kan?" suara Nana terdengar setelah gadis itu mengunyah mi ayamnya.
Mereka bertiga saat ini memang menjadi perwakilan masing-masing kelas untuk menjadi anggota di setiap seksi panitia Prom Night yang akan dilangsungkan nanti malam. Nana dan Shanum menjadi perwakilan kelas X Mipa 1 sedangkan Yasmin dan Anggun merupakan perwakilan X Mipa 4. Leo sendiri sudah tentu menjadi panitia Humas Prom Night kali ini karena selain menjadi anak futsal, pemuda itu juga ternyata masuk dalam jajaran anak Osis yang baru, sejak setengah tahun lalu.
Yasmin mengangguk tanpa menjawab pertanyaan Nana karena mulut gadis itu masih berisi nasi ayam yang dipesannya. Sedangkan Shanum asik menggigit ayam krispi yang juga dibelikan oleh Nana beberapa saat lalu.
"Kamu gimana, Na? Gak ada yang kurang juga ya 'kan di konsumsi?" Shanum ikut bertanya setelah menyesap jus jeruknya.
"Beres dong!" balas Nana menyengir lebar kemudian kembali fokus pada mi ayamnya. Yasmin sendiri memilih menyelesaikan makannya dalam diam dan raut wajah gadis itu tak seceria biasanya membuat kedua sahabatnya mengernyit. "Lo ... kenapa sih Yas?" Nana akhirnya bertanya.
"Hm?" Yasmin menatap kedua temannya.
"Lo kenapa kayak bingung begitu? Kangen sama Kak Zayn?" goda Nana membuat Shanum terkekeh geli sedangkan Yasmin melempar tisu bekas pada si pendek menyebalkan di depannya.
"Cieee ... yang galau mau ditinggal sama Kak Zayn," Shanum ikut menggoda sepupunya itu.
Yasmin mencebik kesal, "Apasih Sha ...," rengeknya kemudian menopang dagunya setelah makanan yang ada didepannya habis. Gadis berambut ikal itu mengerucutkan bibirnya seolah membenarkan godaan kedua temannya sejak tadi, "Tapi ... Zayn beneran mau berangkat ke Jerman, Sha?" tanyanya pelan.
Shanum menatap Yasmin lalu mengangguk pelan, "Iya. Kak Zayn sendiri 'kan sudah cerita kalau dia lanjut kuliah di Jerman." jawab sepupunya itu polos.
"Yaelah ... Emakkk ... anakmu baru punya pacar sebulan udah mau ditinggal aja ke Jerman," rengeknya membuat Shanum dan Nana terbahak karena seorang Yasmin yang biasanya tidak terlalu banyak peduli malah terlihat galau beberapa hari belakangan ini.
"Lo sih! Kelamaan peka padahal Kak Zayn keliatan banget gitu suka sama lo," ujar Nana.
"Yeee ... gue 'kan mana tahu. Dia-nya kebanyakan sepik sih, gue kira cuma becandaan doang. Sekali-kali serius kayak Kak Ray gitu biar gue paham kodenya." balas Yasmin tak terima disalahkan.
Shanum menggeleng saja mendengar ocehan kedua temannya. Memilih mengalihkan tatapannya ke arah lapangan yang sudah disulap sedemikian rupa untuk memberikan pesta perpisahan pada kakak kelas mereka. Sambil menopang dagunya, Shanum mengulum senyum sendu karena dirinya tahu bahwa perpisahannya dan Rayden juga sudah semakin dekat.
"Gue lulus," ucap Rayden beberapa hari lalu saat Shanum sedang asyik menulis di perpustakaan.
Pemuda tinggi yang beberapa minggu ini tak terlihat akhirnya memunculkan wajahnya kembali. Shanum mengernyit bingung ketika mendengar ucapan Rayden tadi, "Maksud Kak Ray?" tanyanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/162435415-288-k614630.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
For Rayden ✔️
Espiritual[Completed] (FOR RAYDEN & FOR SHANUM ditulis di dalam satu work yang sama. Silakan baca dengan teliti setiap judul part). BOOK I : FOR RAYDEN "You are my savior" Kisah yang tak sempurna, dari sosok tak sempurna, untuk cinta yang sempurna. #StopBully...