CK- 04

1.5K 180 193
                                    

Dan sejak itu, Jaehwan semakin dekat dengan Minhyun, meskipun Jaehwan masih terkesan canggung pada CEO-nya itu.

Setiap makan siang, ia terpaksa ikut dengan Minhyun demi memenuhi janjinya pada Tifanny, gadis kecil yang sangat menggilai pipi Jaehwan.

Tidak menyadari bahwa si pemilik pipi tidak nyaman berada di dekat Minhyun, ayahnya sendiri.

Dan Minhyun juga sama seperti anaknya, tidak menyadari apa yang dirasakan oleh pegawainya.

Seperti saat ini, Jaehwan berkali-kali menoleh ke luar restoran. Tidak mempedulikan Minhyun yang asyik dengan makanan dihadapannya.

Aish! Aku harus pergi dari sinii!! jerit Jaehwan dalam hati, dengan kedua tangan terkepal erat diatas paha.

Akhirnya, perasaan Minhyun kembali bekerja dan peka dengan keadaan Jaehwan. Ia menatap pegawainya yang terus menoleh keluar restoran, seolah menunggu sesuatu.

"Jaehwan-ah, kau tidak lapar?"

Jaehwan tersentak.

"Eh, apa..?"

Minhyun tersenyum.

"Kau tidak ingin makan?"

Aku ingin pergi!!!

"A..ne..sebenarnya saya tidak lapar.." jawab Jaehwan.

"Tapi aku mendengar kau mengatakan "lapar" pada Daniel dan Woojin"

Jaehwan bungkam.

"Sudahlah, ayo makan. Kau tidak mungkin bekerja dalam keadaan lapar" lanjut Minhyun.

Jaehwan mengangguk canggung lalu mulai menyentuh sendok yang sejak tadi tidak ia sentuh sama sekali.

"Bagaimana keadaan Nyonya Hwang, hyung?"

Minhyun tersenyum mendengar pertanyaan Jaehwan.

"Panggil noona saja, Jae"

Jaehwan mengangguk ragu, lalu mengulang pertanyaannya.

"Bagaimana kabar Mina Noona, hyung?"

"Keadaannya sudah jauh lebih baik. Satu minggu lagi dia diperbolehkan pulang"

"Syukurlah" gumam Jaehwan.

Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Sontak saja ia mengangkat kepala dan menatap Minhyun.

"Uhm...hyung"

"Ya?"

"Bolehkah...aku..meminta izin cuti?" tanya Jaehwan.

"Kapan?"

"Hari rabu dan tiga hari ke depannya"

"Kau mau kemana?"

"Aku ingin menemui keluargaku. Rumahnya masih di Seoul" Jaehwan berharap atasannya itu akan memberikan izin.

"Apa ada acara keluarga?"

Jaehwan mengangguk.

"Eomma sudah mendesakku untuk pulang, jadi aku harus meminta izin dulu.."

"Baiklah, kau boleh cuti"

"Terima kasih hyung!" ucap Jaehwan semangat. Minhyun tersenyum simpul melihat reaksi namja manis itu.

Selalu menggemaskan, pikir Minhyun.

Sadar atau tidak, Minhyun merasa nyaman jika sudah bersama Jaehwan. Kadang ia merasa tidak puas hanya bertemu dengan karyawannya itu saat jam makan siang.

Ia ingin bersama dengan Jaehwan lebih lama lagi, karena setiap ekspresi dan reaksi Jaehwan itu tampak menggemaskan dimatanya.

Selesai makan siang, seperti biasa mereka segera kembali ke kantor. Saat akan memasuki pintu masuk kantor, terdengar suara yang memanggil Minhyun.

Cinta Kedua? {MinHwan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang