Labyrinth (End)

130 13 20
                                    

***

*Buram

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali hingga semua yang kulihat menjadi jelas. Ingin kugerakan tangan kananku menyingkirkan anak rambut yang mengganggu mataku, namun tiba-tiba sekujur tubuhku terasa sakit.

Huh! Bau apa ini? Bau obat-obatan? Oh My God.. cobaan apakah yang akan menimpaku?

Tubuhku merasakan ada seseorang yang membantuku untuk duduk, ya.. sebelumnya aku dalam keadaan tertidur.

"Kamu udah sadar Rin?"

Suara itu!! Itu suara ibuku. Ternyata tangan lembut itu tangan ibuku, Aku berusaha menegakkan tubuhku. Sekuat tenaga.

Aku melihat air mata ibuku mulai jatuh, ku kira dia kelilipan.

Aku mengerutkan dahi, membalas pertanyaan ibuku.

"Kamu udah koma selama.. hampir tiga bulan," jelas wanita paruh baya yang berdiri disebelah ranjangku.

"Kamu sekarang di rumah sakit. Jessica baru aja pulang. Kasian dia, nungguin kamu.. dari pulang sekolah," jelas ibuku tanpa kuminta.

Aku masih diam, mengingat-ingat sesuatu yang terjadi sebelum ini.

Oh ya, Jessica. Teman sebangkuku.

Aku mencoba menggerakkan mulutku, "Kenapa aku bisa disini mah?"

"Mamah kurang tahu sih jelasnya. Tapi pak Andi nemuin kamu di gudang ketimpa lemari," cerita ibuku.

Astaghfirullah! Ternyata itu semua cuma mimpi. Aku kira, aku bakalan ada di desa Labyrinth selamanya.

Aku mulai mengucapkan rasa syukur ku kepada Tuhan.

Tapi aku masih merasa semua itu nyata, lelaki itu?! Dimana ia sekarang? Dia menghilang seperti ditelan bumi.

Pikiranku masih berkecamuk di desa Labyrinth. Aku merasa pusing, lalu ibuku menyodorkan segelas air putih kepadaku.

Aku menelannya sedikit, Aku pun tersadar. Memang, itu semua hanya mimpi buruk selama aku koma.

"Mah.. ujian masih seminggu lagi kan?" tanyaku.

Ibuku meletakkan gelas, dan menoleh sedikit ke arahku.

"Iya.. kenapa? Kamu ngulang setahun aja ya? Biar lebih siap ujiannya," saran dari ibuku cukup benar, tapi aku cukup percaya diri untuk mengikuti ujian tahun ini.

"Aku mau ikut ujian tahun ini aja mah. Lagipula, usia aku makin tua. Buang-buang waktu kalo misalkan ngulang lagi satu tahun," paparku.

Ibuku hanya tersenyum kecil. Dia mengelus kepalaku, baru pertama kali.

Aku dulunya anak yang susah diatur, tapi berada di desa Labyrinth membuatku sadar. Menjadi diri sendiri tidak selamanya benar, terkadang kita juga harus mendengarkan saran dari orang lain.

"Mamah percaya kok.. sama Yerin," dia tersenyum hangat.

Aku hanyut dipelukan hangatnya.

***

Hari ini hari dimana ujian berlangsung.. selama empat hari, pengalaman belajar tiga tahunku di SMA diuji.

Aku mengecek penampilan ku didepan cermin, mm.. sudah lengkap. Pikirku.

Aku meraih tas ransel berwarna tosca ku. Entah dari mana, ada sepucuk surat jatuh.

Aku mengambilnya, berbungkus amplop berwarna merah muda.

Hai.. Yerin, Y-E-R-I-N

Maafin kalau gue salah ngeja nama Lo. Gue pake 'gue-lo' aja ya, permintaan Lo sendiri.

Gue cowok yang waktu itu sama Lo, di desa Labyrinth. Gue harap Lo masih inget sama gue. Soalnya kan, tingkat kegantengan gue kan Unforgettable gitu.

Gue nulis surat ini buat Lo, karena gue cuma mau ngasih tau. Kalo sebenernya gue ini nggak hidup di dunia nyata, iya dunia Lo.

Gue ini cuma halusinasi Lo di buku komik yang sering Lo baca. Walaupun gue nggak bisa nafas dan makan layaknya manusia. Tapi gue tau, Lo itu temen gue yang patut gue apresiasi rasa malesnya.

Yerin senyam-senyum sendiri di kamarnya.

Gue kira Lo bakal nyerah begitu gue bilang, 'kita nggak akan pernah bisa balik lagi'.

Tapi gue kagum, seorang Yerin manusia hobi tidur di kelas, tanya tentang cara gimana balik kerumah dan buku tentang ujian. Gue bahkan sempet speechless waktu ngedenger itu.

Hari ini hari Lo ujian kan?

Aku reflek mengangguk, seakan orang yang menulis surat itu sedang berada dan berbicara disini.

Gue doain semoga Lo lulus. Dan Lo pasti bertanya-tanya, gimana caranya gue ngasih nih surat?

Gue ngebobol kamar Lo, eh.

Lo jangan kepo lah.. tetep semangat dan terus kejar cita-cita Lo. Jangan pernah males, kalo misalkan suatu saat nanti Lo merasa males, capek, solusinya Lo tinggal inget gue aja.

Gue udah nulis panjang lebar nih. Gue capek, yaudah gue pamit ya.

Oh iya, Lo harus inget. Gue tetep hidup ko.. di imajinasi Lo.

***

Yerin menutup surat itu. Wajahnya sedikit murung, dia lalu melipat kembali surat yang telah ia baca kedalam tas sekolahnya. Dia bergegas berangkat sekolah.


Ia selalu terbayang-bayang sosok lelaki itu, kini semangat belajarnya meluap-luap.

SELESAI







































A/N : Tetap semangat belajar gapai mimpi wandkawand. Aku tahu kok barang siapa yang berusaha Allah pasti nggak akan memberikan takdir buruk kepadanya. Kalaupun hasilnya buruk, Allah pasti punya jalan lain untuk kita yang lebih baik nantinya.

Syukuri apa yang ada..
Jangan sering mengeluh..
Jadilah manusia tahan banting oleh takdir..
Walaupun, di akhir kita harus tetap menyerahkan segalanya kepada Allah..


#Keep_Fighting

Labyrinth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang