Part 4

332 8 0
                                    

Setelah 1 minggu dari pernikahan Boby, Lea sudah jarang menghubungi Rangga. Kini hubungannya mulai renggang, mereka pun sering bertengkar tanpa sebab. Lagi – lagi Lea termenung memikirkan hubungannya itu, "aku harus bagaimana ? aku bingung, aku ingin menyudahi saja hubungan ini tapi bagaimana caranya?" dalam hati Lea galau. Lalu Lea meminta pendapat kepada kedua sahabatnya, Santi dan Mida. Namun mereka menyerahkan kembali semuanya kepada Lea.

Apakah segalanya akan usai?

Apakah semuanya akan berakhir?

Seseorang tidak pernah tahu rasa yang berawal sempurna

Menjadi tidak sempurna

Karna adanya keraguan

Beberapa hari kemudian setelah termakan rayuannya Satria, Lea semakin yakin untuk putus dengan Rangga karena ia merasa Satrialah yang akan menjadi pengganti Rangga dihidupnya. Namun, keputusan yang dia ambil untuk memutuskan Rangga itu sebenarnya hanya sedang dalam keadaan emosi sesaat.

Cuaca begitu cerah dan cahaya mentari yang indah menghiasi langit di sore hari, Lea meminta Rangga untuk menemuinya di suatu tempat yang memang di tempat itu banyak sekali kenangan antara Lea dan Rangga.

"Rangga, aku ingin bertemu. Ada sesuatu yang mau aku bicarakan sama kamu" kata Lea dalam teleponnya.

"Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Rangga penasaran.

"Sudah nanti saja, temui aku sekarang di tempat biasa di taman dekat rumahku"

"Baiklah" Rangga bergegas pergi ke taman untuk menemui Lea.

Sesampainya di tempat itu, Rangga melihat Lea yang sedang melamun duduk di kursi lalu menghampirinya dengan perasaan tidak tenang dan memanggilnya dengan pelan.

"Lea..."

"Eh Rangga" Lea merasa kaget.

"Kamu mau bicara apa? Tanya Rangga.

"Rangga, aku minta maaf" kata Lea dengan gugup

"Minta maaf buat apa?"

"Aku ingin kita sudahi saja hubungan ini."

"Kenapa ? apa salahku ? tanya Rangga dengan wajah memerah tidak menyangka Lea akan bilang seperti ini.

"Kamu tidak salah apa – apa. tapi aku rasa ini yang terbaik buat kita".

"Aku tidak mau Lea, aku sudah sangat sayang sama kamu. Bagaimana bisa aku melepaskanmu. Sebenarnya apa alasanmu ingin berpisah denganku ? Apa sudah ada orang lain yang lebih dariku ?

"Bukan begitu Rangga, aku hanya merasa sudah tidak nyaman dengan hubungan ini"

"Kenapa? Apa kamu tidak bahagia besamaku?"

"Sudahlah Rangga keputusan aku sudah bulat, kamu tidak pernah tahu apa yang aku rasakan selama ini."

"Sampai kapan pun aku tidak akan tahu kalau kamu tidak berterus terang"

Lea tetap tidak mau mengatakan tentang alasan terbesarnya kenapa ingin putus dengan Rangga karena dia tidak mau hati Rangga semakin tersinggung.

"Rangga, aku yakin kalau kita berjodoh pasti akan dipersatukan kembali. Untuk saat ini aku hanya ingin berpisah dulu sama kamu. Maafkan aku Rangga, munggkin ini sangat menyakitkan bagimu".

"Apa kamu sungguh yakin dengan keputusanmu itu ? kamu tidak lihat aku yang selama ini sudah berjuang untukmu untuk selalu membahagiankanmu, aku yang sudah terlalu nyaman akan hadirmu yang sekian lama menemaniku, lalu sekarang kamu ingin meninggalkanku begitu saja ? kamu sudah terlalu banyak memberi harapan padaku".

Lea terdiam dengan mata yang berkaca seakan ingin meneteskan air matanya namun terus menahannya.

"Kalau memang ini yang kamu inginkan baiklah aku terima keputusanmu, walau itu berat untukku. Dan sebetapa sakitnya luka yang kamu beri, aku tetap berterimakasih pada Tuhan yang mengizinkan kita untuk pernah saling memiliki" Lanjut Rangga

Lea pun masih tetap terdiam menunduk. Kemudian Rangga berbalik dan berjalan secara perlahan meninggalkan Lea dengan luka dan kecewa yang mendalam.

Senja adalah akhir dari sebuah hari, membuat apa yang telah terjadi menjadi sebuah rangkaian cerita yang terususun rapi. Kisah-kisah dihari itu yang akan menjadi kenangan dikemudian hari. Di senja sore itu pula yang menjadi akhir dari sebuah hubungan antara Lea dan Rangga yang dulunya saling mencintai dan menyayangi. Sebuah perpisahan yang sangat menyakitkan bagi Rangga.

***

Sebuah Perpisahan dan PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang