Hallo temen temen, maaf baru bisa melanjutkan cerita dari yang sebelumnya. Dikarenakan sibuk sama kuliah jadi baru sempet nulis lagi
________
Setelah ospek, agenda yang di wajibkan adalah Bela Negara. Jadi, Bela Negara itu, para mahasiswa baru di wajibkan belajar militer dengan dibimbing langsung sama pihak TNI nya.
Saat Bela Negara, kita menginap di Rindam III/ Siliwangi Bandung, kurang lebih lima hari lamanya. Hidup tanpa gadget, jam tangan, dan hal hal berbau manis selama di rumah. Jadi, selama disana hidup seperti TNI yang sedang menjalani pendidikan militer.
Setiap malam, dua sampai empat orang akan bergantian menjaga serambi (rumah untuk tidur). Aku dan temanku di jadwalkan menjaga serambi pada hari pertama, pada pukul 23.00-24.00 WIB. Awalnya semua berjalan seperti biasa saja. Ketika salah satu Komandan memerintahkan aku dan temanku untuk berkeliling serambi sambil mencek seluruh serambi. Aku sengaja menyorotkan lampu senterku ke arah lorong ujung serambi, lalu ke arah jendela atas, dan pepohonan yang berada di depan serambi. Tidak ada yang terjadi memang, tapi tak beberapa lama setelah itu, ada aktifitas lain, yang terjadi selama malam telah datang.
Ketika aku berkeliling di luar serambi, aku melihat ada banyak tentara sedang berbaris sambil memegang senjata. Suara sepatu mereka berisik, suara jalan mereka sangat terdengar. Lalu aku bertanya pada salah satu komandan yang mengawasi aku dan temanku pada malam itu, dan beliau berkata "Saya gak lihat apa apa kok, kamu ngelindur sepertinya. Kalau begitu, segera laporkan ke saya. Lalu gantian jaga dengan temanmu yang lain."
Terbayang sudah yang ada dibenakku saat itu, bahwasannya yang aku lihat adalah aktifitas para tentara terdahulu yang masih terus ada disetiap malam. Bahkan terkadang, mereka menampakan diri layaknya seperti tentara yang masih hidup dengan segudang aktifitasnya.
Disetiap harinya, ingin makan saja, harus menuju ruang makan yang jauhnya kurang lebih sekitar 2km dan harus ditempuh dengan berjalan kaki sembari bernyanyi yel yel. Dan setiap makan malam tiba, aku selalu menemui sosok yang lebih ramai dari pada pagi atau siang hari. Karena kondisi ruang makan yang berada di bawah dan disekitarnya banyak sekali pohon bambu.
Hampir disetiap makan malam, aku merasakan mual. Mual yang kurasakan akibat tekanan dari makhluk disekitarku yang memaksa untuk berkomunikasi. Bahkan, salah satu komandan reguku selalu memberi perintah agar aku di tempatkan di posisi tengah barisan diantara barisan cowo dan teman temanku di wajibkan untuk mengajakku berbicara. Karena, kalau aku bengong sedikit, mungkin aku bukanlah menjadi diriku saat itu.
Alhamdulillah nya diri ini masih kuat menanggung banyaknya tekanan dari makhluk egois yang selalu menuntut untuk berkomunikasi. Temanku Tania, pada hari pertama atau kedua (lupa) dia tidak kuat. Dan pada akhirnya dia kesurupan saat itu. Dan di haruskannya untuk berhenti mengikuti kegiatan Bela Negara dan di pulangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku berbeda
TerrorAku memiliki hal unik yang tidak semua orang miliki, hal ini aku dapatkan sejak aku lahir dan baru di sadari orang tuaku sejak aku mengalami kejadian-kejadian aneh