#3

208 8 0
                                    

Ini akan ku publish sampai BAB 5, selanjutnya mungkin di private atau menunggu Vote.

Entahlah, otor gak tau.

Well, Selamat Membaca!

***

LILYANA 1

"Gue Lilyana Cleopatra,"

Yuda menghentikan tarian jempolnya di atas layar ponsel. Ia meluruskan pandangannya ke bawah dan melihat sepasang kaki kecil nan kurus memakai flatshoes oren di sebelah sepatunya yang besar.

Sesaat Yuda sadar bahwa kakinya memang panjang. Namun, ia kembali tersentak saat ia mendapat pukulan tepat di bahunya. Tidak sakit sih hanya kesal.

"KAMU SIAP..PA? Eh?"

Yuda memperhatikan Lily dari atas sampai bawah terus menerus.

"Kamu siapa? Kenapa bisa di sini?" Tanya Yuda heran.

"Lo nanya gue? Gue kan tadi udah sebutin nama gue. Lo Yuda kan?". Yuda mengangguk. Atas etika dan kesopanan tingkat tinggi yang Lily miliki ia langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan Yuda.

"Eh- itu buat calon saya," protes Yuda.

Lily memandangnya remeh, "Emang lo yakin bakal gue terima hah?"

Yuda semakin heran lalu ponselnya berbunyi menandakan ada pesan masuk. Ia membuka ponselnya tak menghiraukan kelakuan Lily yang tengah mengganti taplak meja itu dan menyingkirkan bunga mawar di atasnya.

Yuda membelalakan matanya menatap Lily yang sibuk mengganti dan menata meja di hadapannya.

"Ka-kamu anaknya Pat-Patra Gibrani?" Tanya Yuda tak percaya. Lily hanya mengangguk dan tersenyum manis, manis sekali ingin sekali Yuda tonjok.

"Mana kakak kamu?" Tanya Yuda masih tak percaya jika perempuan yang ada di hadapannya adalah calon istrinya nanti.

"Gue anak tunggal,"

"Siapa nama kamu?"

"Lo banyak nanya yah? Nama gue LILYANA CLEOPATRA!" Teriaknya yang langsung membuat para pelayan di sana mengalihkan atensinya pada mereka.

Yuda masih dalam keadaan shock. Ia terus memperhatikan Lily.

"Lo gak akan ngomong sesuatu gitu? Gue bosen di liatin lo terus nih. Rasanya pengen nyolok tuh kornea lo!" Gerutu Lily.

Yuda mendesis tak suka, "Kamu yang sopan sama saya! Okey, sekarang kita mulai dari perkenalan oke?"

Lily mengacuhkan ucapan Yuda ia hanya mengangguk sedikit.

"KAMU DENGAR SAYA TIDAK?!"

"GUE GAK BUDEK BEGO! ABANG-ABANG! OM-OM PENYAKITAN PEDOFIL!" Balas teriak Lily sengit.

Yuda menyipitkan matanya dan mencondongkan badannya ke arah Lily, "Saya gak ya--"

Tuk!

"Aw!" Keluh Yuda saat ia merasakan ada benda yang memukul kepalanya. Ia membelalakan matanya saat melihat Lily tengah memegang cukil berwarna hijau itu.

Tuk!

Tuk! Tuk!

Tuk!

Tuk!

Tuk! Tuk! Tuk! Tuk!

Tuk!

"Euh! Lo mau lakukan sesuaty yang gak sopan ke gue yah?! Gue laporin Ayah! Rasain lo! Rasain lo! RASAIN!!"

Lily tak menghiraukan teriakan sakit dari Yuda ia terus memukuli kepala Yuda tanpa ampun.

"STOP!"

"GAK!"

"STOP!"

"KAGAK! BEGO!"

"STOOOPPP!!" Yuda berteriak kesal dan memandang Lily bengis dengan meringkukan tubuhnya di kursi. Perlahan tatapannya melembut hatinya sakit melihat mata abu berkaca-kaca menahan tangis itu.

Yuda tak menghiraukan penampilannya yang sudah berantakan ia menatap intens pada Lily.

"Tolong Om! Lily bukan anak jahat ko. Lily anak baik-baik. Meskipun mantan Lily banyak tapi Lily gak pernah ngapa-ngapain sama mereka, Lily cuma morotin duit mereka doang. Plis Om! Jangan apa-apain Lily~"

Yuda mengedutkan keningnya sedetik itu pula ia terbahak mendengar semua perkataan yang keluar dari mulut Lily.

"Kamu ini aneh. Untuk apa saya ngapa-ngapain kamu?" Tanya Yuda dengan sisa tawanya.

"Kejahatan akan muncul saat diamana ada kesempatan, Om!" Jawab Lily dengan masih takut-takut dan mempererat pegangannya pada cukil itu.

"Oh? Begitu ya? Lagipula kamu... kurus, krempeng, datar dan- ah gak ada apa-apanya!" Seru Yuda lalu tertawa sendiri.

"Sinting!"

Yuda berhenti tertawa, "Apa? Kamu bilang apa? Saya sinting?!"

"Iya! Kenapa?" Tantang Lily dengan mengangkat dagunya dan berkata angkuh.

Yuda terkekeh, "Stop. Oke, kita perkenalan dulu," usul Yuda dengan melihat ke arah taplak meja yang ia ganti yang bercorak bunga Lily dan peri-peri kecil disana.

'Anak alay!' Cibirnya dalam hati.

"Oke! Tapi awas kalo lo depong-depong gitu ke gue kaya tadi," syaratnya.

Yuda mengernyit tak mengerti, "Depong-depong?"

"Iyah. Kaya gini nih.." Lily mencondongkan badannya seperti yang di lakukan Yuda tadi, "Lo tadi kek gin.. ni nih," ucapnya gugup.

Jarak mereka begitu dekat. Yuda memperhatikan wajah Lily dengan seksama.

'Cantik' jujurnya dalam hati.

Tak sadar Yuda memberikan senyum manisnya pada Lily. Detik itu pula Lily mendelik jijik, "So ganteng lo!"

Yuda tersadar lalu menahan senyumannya ia mengalihkan pandangannya, "Oke, gampang. Nama saya Yuda Santoso Cooper," jelasnya.

Lily tersentak lalu tertawa ngakak sendiri. Yuda mengernyit aneh 'emang apanya yang lucu?'.

"Lo gak ada bagus-bagusnya yah nama. Yuda Santoso Kuper!" Lanjutnya lalu tertawa kembali.

Yuda menatapnya nyalang, "Hey! Kamu ja-"

"Hey Tayo! Hey Tayo! Si Yuda anak Santoso!" Tambah Lily dengan tak menghentikan tawanya. Yuda semakin kesal lalu ia mengambil tisu dan memasukan ke dalam mukut Lily -eh meleset dan itu malah membuat Lily semakin tak menghentikan tawanya.

Semua para pelayan disana menahan tawanya.

"Mereka cocok sekali yah,"

"Benar. Tuan Komisaris belum pernah terlihat sekesal ini,"

"Tapi, Tuan Komisaris sekarang pedofil?"

Begitulah mereka menggosipkan Bos mereka sendiri.

"Berhenti. Atau saya ceburin kamu ke kolam sana!" Tunjuk Yuda ke arah kolam berenang yang berada di balkon dan langsung mengarah ke arah pemandangan bulan sabit beserta bintang-bintangnya.

Lily terdiam seketika. Ia fobia untuk bermain air. Ia takut lalu ia mengangguk.

"Good girl. Tapi, saya sudah kesal. Jadi saya akan ceburin kamu!"

"KYAAAA!!"

***

LILYANA #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang