Aku tak tahu kenapa Farrel datang, impianku dengan Farrel kita akan membuka usaha warung soto kecil-kecilan bersama, 3 tahun terakhir kita sudah menabung untuk itu. Dan saat i ni mingkin tabungan kita sudah cukup untuk hal itu. Tania, ahh entah kenapa dia bisa begitu padaku. Dan ku rasa Farrel sudah pergi. Dan ku harap orang baru akan lebih baik dari Farrel.
Drt-drt
"Hallo,"
"Hallo."
"Ada apa?"
"Aku mau main ke rumah."
"Main saja, langsung saja masuk ke kamarku."
"Oke sip."
Entah mau apa Galang main, tapi biasanya dia hanya numpang tidur saja. Bagai senja yang sering datang namun hanya sesaat. Indah untu beberpa saat saja, namun datang disetiap hari. Dia tampan tapi dia terlalu kaku, jarang sekali tersenyum dan kurasa di bisa tertawa lepas hanya ketika bersama denganku saja. Ku rebahkan badanku di kasur. Dan aku masih saja memikirkan kedatangan Farrel. Mungkin Nia yang meminta Farrel datang.
"Nay, aku bawa roti isi buat kamu."
"Isi apa?"
"Isi selai nanas dan nanasnya."
"Dibakar?"
"Tidak."
"Nay, kenapa kamu sama cowo itu lagi. Dia pacar baru kamu?"
"Bukan, tidak tahu nanti."
"Aku--" (mengantung)
"Kamu apa?"
"Enggak jadi."
Belum selesai bicara Galang merebahkan badanya di kasurku kita tidur bersampingan. Dan ini memang biasa kita lakukan, dan tak akan terjadi apa-apa. Bayanganku kembali pada Farrel, kalau dibilang masih sayang mungkin gue masih sayang sama dia. Biar bagaimana pun kita pernah lewati masa-masa indah bersama. Kalau kangen untuk saat ini enggak kangen sama dia. Ku lihat ponselku bergetar, saat membukanya dan melihat siapa yang kirim pesan membuatku ingin tahu kenapa dia menghubungiku.
-Farrel Titano
"Aku cuma mau ngelurusin masalah uang, dan aku rasa kamu berhak mendapatkan hak kamu. Aku ingin kita bisa berteman, dan kamu juga baikan sama Tania."-Kanaya
"Bukan hal yang mudah untuk melalukan itu, setelah apa yang sudah kalian perbuat. Sudah jangan hubungi aku lagi, karena aku ini hanya sampah."-Farrel Titana
"Aku tahu ini sulit, jadi tolong mengertilah."Aku tak punya niatan untuk membalas pesan dari Farrel. Dan kilihat si Senja Sudah tidur, dan kuputuskan untuk tidur di kamar Karin. Ku tinggalkan Galang disana sendiri, tak lupa selimuti dia agar tak ada nyamuk yang menggunya. Dan saat ini sampailah di depan pintu kamar karin. Dan ponselku berbunyi ada panggilan masuk dari nomor yang tak ku kenal.
"Hallo."
"Dengan nona Naya?
"Iya, saya sendiri ada apa? Dan ini siapa?"
"Dari Iqbaal, yang merindukanmu."
"Dapat nomerku darimana coba?"
"Yang jual pulsa, kamu kan kemarin beli pulsa di teman aku."
"Ahh dasar."
"Dasar apa?"
"Kenapa enggak minta langsung?"
"Malu."
Aku dan Iqbaal ngobrol lewat telfon, karena ngantuk Iqbaal pamit dan aku pun masuk ke dalam kamar Karin. Aku jatuh cinta dengannya, dengan Iqbaal pria yang baru ke kenal. Ah ini gila, namun semua perasaan dan rasa harus dinikmati. Seperti yang saat ini tengah ku rasakan. Dan aku menarih harapan lebih pada Iqbaal, meski aku tak ingin kecewa.
"Manusia pasti bisa mengecewakan, jadi jangan menaruh harapan jika tak ingin kecewa."
TBC
votemennya ditunggu

KAMU SEDANG MEMBACA
"Senja dan Pelangi"
Roman d'amourSinopsis: Kalian itu seperti senja dan pelangi yang hanya datang sesaat. Yang terlihat indah meski hanya sesaat, bedanya senja akan selalu datang sedangkan pelangi harus menunggu hujan. Namaku Kanaya putri, biasa dipanggil Naya tinggal di kota Surab...