Alexandria tidak tahu apa yang harus ia lakukan ketika pria itu membawanya ke apartemen mewah miliknya. Dalam pikirannya, ia masih bertanya – tanya mengapa Sean melakukan ini semua? Kenapa pria itu membelinya?
“Kenapa?” tanya Alexandria yang membuat Sean yang baru saja akan pergi ke dapur di apartemen itu berbalik.
“Kenapa kau melakukan ini?” Sean berbalik hanya untuk melihat Alexandria yang menatapnya dengan tatapan bertanya – tanya.
Sean tidak menanggapinya, lelaki itu berbalik kembali untuk mengambil minuman di dapur. Sean tidak mempedulikan Alexandria yang mengikutinya untuk meminta penjelasan dari lelaki tampan itu.
“Sean.”
Sean berbalik, kini ia menghela napas karena Alexandria terlalu banyak berbicara.
“Aku membelimu.”
Alexandria memutar bola matanya dengan kesal. “Aku tahu, Sean! Tapi, kenapa?!”
Sean mengangkat bahu sebagai jawaban. “Tertarik.” Sejujurnya, Sean tidak tahu untuk apa ia menghambur – hamburkan uangnya untuk membeli gadis itu. Ia tidak tahu apa sebenarnya yang ada dalam diri Alexandria yang membuatnya begitu tertarik. Ia ingin gadis itu.
“Itu konyol! Aku tidak percaya!” Alexandria tidak terima dengan jawaban Sean. Ia butuh uang, oleh karena itu ia bertekad melakukan perkerjaan itu. Tapi, belum juga ia memulai, ia sudah mendapat nasib yang lebih buruk dari itu.
Sean menarik napas dalam. “Oke, anggap saja aku menyelamatkanmu dari ‘dunia’ itu. Kau hanya bekerja denganku. Itu sudah cukup.”
Jawaban yang masih belum memuaskannya, tapi Alexandria memilih bungkam. “Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang?”
Sean menghampirinya, berbisik pelan dengan suaranya yang berat, “Memuaskanku.”
***
Alexandria terkejut ketika bibir Sean merambat ke permukaan bibirnya. Tidak bisa menolak, Alexandria mengalungkan tangannya di leher pria itu, membalas ciuman pria itu. Gosh... siapapun yang pernah mengatakan jika berciuman dengan Sean Wijaya adalah surga, Alexandria akan setuju dengan itu. Kini, ia memang merasakan surganya.
“Kau menikmatinya.” Itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan yang keluar dari Sean begitu ciuman mereka terlepas.
Alexandria menatap Sean dengan naps terengah. “It wasn’t your first kiss, was it?” Alexandria mengangguk. Ciuman pertamanya tentu saja ia lakukan dengan mantan pacarnya tujuh bulan yang lalu, dan kini bukan saat yang tepat untuk mengingatnya.
Sean tersenyum miring. Ia kembali menangkup wajah Aleaxandria, mendekatkan wajah mereka hingga bibir mereka kembali bersatu. Sean tidak pernah merasakan bibir wanita yang semanis bibir Alexandria sebelumnya, entah karena Sean kurang menikmatinya saat itu atau memang bibir manis Alexandria membuainya dengan baik. Tapi, dengan berat hati Sean harus mengakui bahwa bercumbu dengan Alexandria bisa menjadi alasan kuat mengapa ia membeli gadis itu.
Sean mulai memegang pinggang ramping Alexandria. Tangannya mulai bergerilya seiring dengan ciuman mereka yang semakin memanas. Seraya membuka atasan yang dipakai Alexandria, Sean menjatuhkan tubuh kecil gadis itu ke atas kasurnya. Sebuah momen langka karena Sean Wijaya tidak akan sudi jika wanita asing tidur di atas kasurnya.
Alexandria membuka matanya ketika ciuman mereka terlepas dan Sean beralih untuk menciumi lehernya. Alexandria mencoba menahan desahan yang sekuat mati ia tahan. Bagaimana mungkin ia bisa menahan godaan gigitan kecil Sean pada lehernya sementara tangan satunya lagi mencoba untuk meraba – raba punggungnya.
Berhasil membuka semua atasan Alexandria, kini tubuh indah gadis itu terpampang nyata di depannya. Sean tidak pernah berekspektasi tentang tubuh indah pasangan malamnya sebelumnya, tapi, ia juga sedikit berharap jika mereka memiliki tubuh indah yang cukup menggiurkan. Sekali lagi, harus Sean akui, tubuh Alexandria memenuhi semua kriterianya, tubuh gadis itu ...sangat menggiurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drag Me to Heaven [Terbit di Dreame]
RomanceAlexandria Neville akan melakukan apapun demi uang. Karena memang itu yang paling penting di dunia ini. Hidup itu keras, Kawan. Kau tidak bisa mendapat kebahagiaan tanpa uang. Kau tidak akan bisa mendapat cinta tanpa uang. Percayalah, money is every...