Yein masih merasa hatinya nyeri setiap kali ia ingat fakta kalau Jungkook sudah punya pacar. Dia merasa bodoh sekarang. Dia juga menyalahkan diri sendiri karena terlalu terbawa perasaan hanya karena seniornya itu mengusap wajahnya. Namun anehnya, dia justru terus-menerus mencari keberadaan Jungkook di sekitarnya. Parahnya, Yein semakin merasa kecewa karena Jungkook swap dengan Jinyoung (salah satu mentor, ada empat mentor, Jungkook, Jiae, Soojung, dan Jinyoung). Jadi, Jungkook yang seharunya berangkat jam delapan pagi, menjadi berangkat jam dua belas siang, yang berarti juga ia hanya bisa bertemu Jungkook selama empat jam di kantor. Dan terkadang Yein mengingatkan dirinya sendiri, “Jungkook sudah punya pacar Yein!”
“Yang duduk di sini siapa?” tanya Jungkook sambil menunjuk kubikel kosong di sebelah Yein duduk. Jungkook baru saja datang di kantor.
“Itu tempatku Kak,” jawab Sungyoon, salah satu teman Yein yang baru saja mengambil minum.
“Pindah sana! Aku mau pake komputernya,” usir Jungkook.
“Gak mau kak, aku udah setting di sini, males aku kalo suruh setting lagi,” tolak Sungyoon.
“Ckk! Dasar!” ujar Jungkook sambil berlalu.
Bagaimana keadaan Yein saat itu? Jantungnya sudah seperti orang lomba maraton. Dia juga mati-matian menahan bibirnya agar tidak mengembangkan senyuman. Apalagi kalau bukan karena Jungkook ingin duduk di sebelahnya. Kalian anggap Yein ge-er? Anggap saja! Yein tidak akan mengelak, toh nyatanya Yein memang ge-er kok! Lebih tepatnya Yein baper!
“Kak Jungkook udah punya pacar In,” dewi baik berbisik padanya, dan ia pun berasa dijatuhkan ke dalam jurang.
Karena itulah, ketika ia bingung, ia memilih untuk bertanya pada Jinyoung di saat Jungkook tepat ada di depannya. Dia menghindari Jungkook karena dia punya pacar, atau lebih tepatnya dia mencoba menata perasaannya pada pria yang sudah punya pacar.
Namun, di saat Yein kembali ke kubikelnya setelah selesai bertanya pada Jinyoung, Yein merasa Jungkook sedikit berbeda. Awalnya Jungkook bersikap biasa padanya, tapi sekarang sikapnya terasa dingin pada Yein. Bahkan Jungkook terkesan menghindari kontak dengannya. Mungkinkah Jungkook cemburu?
***
Yein masih dalam proses setting komputer saat ia mendengar teman-temannya bicara kalau Jungkook akan cuti selama seminggu dan digantikan dengan body mentoring baru untuk sementara. Tentu saja hati Yein mencelos, itu artinya dia tidak akan bisa melihat Jungkook selama seminggu.
“In, Kak Jungkook mau cuti lho, dia mau pulang kampung, kamu nanti gak bisa ketemu Kak Jungkook selama seminggu,” kata Jiae tiba-tiba pada Yein.
“Iya, tahu kok kak,” jawab Yein.
“Kok udah tahu? Kak Jungkook udah pamit sama kamu?” tanya Jiae.
“Enggak, ngapain juga Kak Jungkook pamit sama aku?”
“Ya.. Siapa tahu pamit dia tuh!” ujar Jiae.
Yein mengedikkan bahu tak peduli. Dia hanya merasa aneh, kenapa Jiae berkata begitu. Pamit? Apa pentingnya Jungkook harus pamit padanya? Apa karena dia ada di bawah tanggung jawab Jungkook? Itu tak ada hubungannya bagi Yein.
Di hari itu, Jungkook hanya masuk setengah hari. Dan selama setengah hari itu, Jungkook duduk tepat di belakang Yein. Dia hanya bangkit ketika ada yang bertanya. Selebihnya dia akan kembali duduk di belakang Yein.
“Kak Jungkook, ini gimana?” tanya Yein.
“Kamu buatin laporan aja,” kata Jungkook.
“Buatnya gimana? Aku gak ngerti!”

KAMU SEDANG MEMBACA
Tissue [END]
Fanfiction"Butuh tissue gak? Kalo butuh aku mintain nanti" "Boleh deh, yang banyak ya kalo bisa" Hanya sepenggal cerita Jungkook dan Yein dalam dunia call center.