Kalau sebelumnya Yein galau gara-gara Jungkook naik pangkat menjadi trainer, sekarang Yein senang. Kalau dulu Yein lebih suka dapat shift malam, maka sekarang Yein lebih suka shift pagi. Alasannya tak lain tak bukan karena ia menjadi lebih sering berjumpa dengan Jungkook. Jam kerja Jungkook yang seperti orang kantoran membuatnya ada di kantor dari jam delapan pagi sampai jam lima sore. Ditambah lagi sekarang Jungkook dan trainer yang lain sering masuk ke floor untuk memberi arahan pada call center junior atau sekedar mobile untuk memantau call center dalam menghandle customer.
Seperti hari ini, Jungkook dan trainer yang lain masuk ke floor dari pagi sampai siang. Yein tidak peduli pada keperluan mereka, yang penting adalah Yein bisa mencuri pandang ke arah pria itu sepuas hatinya. Kan lumayan gitu taking call sambil lirik-lirik cowok orang, sambil caper dikit.
“Baik, bapak, jadi untuk terpotong pulsanya dikarenakan akses internet. Silakan setelah panggilan ini berakhir bisa dimatikan terlebih dahulu untuk data selulernya, nanti bisa diaktifkan kembali setelah memiliki paket internet.”
Konsentrasi Yein seketika buyar saat ia mencium aroma parfum yang ia kenal. Sesosok pria berbadan tinggi pun samar-samar ia lihat dari sudut matanya. Yein hafal betul dengan postur tubuh itu dan suaranya yang terdengar.
“Kak Jungkook, aku omn lho!” adu Hyojung, teman yang duduk di samping Yein (OMN = one month notice).
“Beneran?” tanya Jungkook.
“Bener dong! Hari ini aku last duty,” kata Hyojung yang kebetulan saat itu sedang tidak menerima panggilan. Sedangkan Yein hanya menyimak tanpa melihat ke arah mereka.
“Teman seangkatanmu tinggal siapa aja sih?” tanya Jungkook lagi.
“Tinggal tersisa orang-orang yang strong kak, eh, ada panggilan, selamat siang dengan Hyojung bisa saya bantu?”
Obrolan keduanya pun berakhir. Jungkook tidak langsung pergi. Yein masih bisa merasakan pria itu berdiri di belakangnya. Sesekali Jungkook beralih saat dipanggil oleh call center yang mengalami kesulitan. Yein masih pasang ekspresi sok cuek waktu itu. Intinya sih Yein senang ada Jungkook, tapi dia juga berusaha menghandle perasaannya. Dia tidak mau rasa sukanya pada Jungkook terlihat jelas.
“Heh!” tepat saat itu Yein merasa ada yang menarik lengan jaketnya.
Yein langsung menoleh. Matanya bertatapan dengan mata si pemilik hatinya, Jungkook. Pria itu hanya memberikan kode lewat dagunya, seakan-akan bertanya “gimana? betah kerja di sini?”Sebenarnya, Yein ingin menjawab, tapi dia sedang berbicara dengan customer saat ini, sehingga ia hanya menjawab lewat ekspresi wajah. Mulut dan telinganya masih meladeni customer. Intinya sih Yein menampilkan ekspresi wajah kalau ia sedikit mengeluh tentang pekerjaannya. Ia juga ingin pamer skillnya sudah jauh meningkat ketimbang dulu.
Jungkook hanya menatap maklum. Ia tahu kalau Yein tidak mungkin menjawab. Tak berapa lama, Jungkook pun pergi. Ia kembali keliling floor. Sedangkan Yein kembali fokus pada pekerjaan walau matanya masih sesekali mencuri pandang ke arah Jungkook. Hingga waktunya Yein pulang, ia tidak berinteraksi lagi dengan Jungkook. Hanya saja ketika Yein mengambil tas dan sepatunya di loker, Yein memergoki Jungkook sedang melihat ke arahnya. Kenapa Yein bilang ia memergoki Jungkook? Karena saat Yein menolehkan kepalanya, tanpa bermaksud menengok ke arah Jungkook, pria itu sedang menatapnya dan seketika memalingkan mukanya ke arah lain. Ada ekspresi terkejut juga di wajah Jungkook, atau mungkin salah tingkah? Atau Jungkook juga seperti dirinya? Sedang tidak sengaja menoleh dan bertatapan dengan Yein lalu terkejut, itu saja. Mungkin opsi terakhir yang paling tepat, daripada Yein baper, iya gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tissue [END]
Fanfic"Butuh tissue gak? Kalo butuh aku mintain nanti" "Boleh deh, yang banyak ya kalo bisa" Hanya sepenggal cerita Jungkook dan Yein dalam dunia call center.