Air Mata

47 5 5
                                    

Istanbul, Selasa 30 Januari 1730 M

Gadis itu merasa sangat mengantuk, padahal jam pelajaran matematika di madrasah itu baru saja dimulai. Semua siswa sangat antusias mempelajari pelajaran tersebut, bahkan beberapa diantara siswa saling berpacu untuk mendapatkan hasil yang benar dari berbagai soal perkalian dan pertambahan yang ditulis oleh guru  di papan tulis kapur itu.

Pagi itu Ibu Halizah, Guru matematika di madrasah itu memberikan berbagai pertanyaan dasar matematika seperti perkalian, pengurangan, pembagian dan perkalian kepada para siswa. Setelah menunggu beberapa menit guru itu menyuruh mereka mengisi jawaban dari pertanyaan tersebut di papan tulis, sontak saja banyak siswa yang berebut ingin mengisi jawaban tersebut, seolah ingin menunjukkan bahwa mereka mampu mendapatkan jawaban yang paling benar.

Ibu Halizah merupakan guru yang memiliki suara yang besar, berbadan tinggi dan kadang agak pemarah. Alisya yang tidak suka dengan matematika pun sering dimarahi oleh Ibu Halizah, lantaran sering tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan dan tugas berkelompok saat berada di sekolah.

Alisya sangat heran, "Kenapa mereka sangat bersemangat di pelajaran yang sangat membosankan ini." gumamnya sambil memejamkan matanya diatas meja kayu bewarna hijau

 Ia sebenarnya sudah paham dengan pelajaran tersebut, karena ia di rumah selalu dipaksa oleh ibunya untuk membaca apa yang akan dipelajari keesokan harinya. Kadang Alisya menangis  sejadi-jadinya karena tidak mau membuka buku matematika yang baginya membosankan itu.

Untunglah ada ayah yang datang membujuk Alisya dan mengajaknya belajar bersama, ayah sangat sering menggunakan contoh-contoh yang lucu dalam menjelaskan soal matemetika. Kadang ia menggunakan perumpamaan roti, bunga dan permen dalam pelajaran hitungan. Alisya sangat senang, bahkan ia sempat meminta ayahnya untuk menjadi guru matematika di Kelas, menggantikan wali kelas yang membosankan itu.

Salsabila, begitulah nama ibunya, ia memang orang yang tegas dan sedikit keras dalam mendidik Alisya dan adik-adiknya. Ibu berasal dari keturunan keluarga militer yang sudah didik sangat keras oleh ayahnya, seorang perwira menengah tentara Kesultanan Turki Ottoman. Wajar saja jika ibu kadang secara tidak sengaja membawa watak keras dan tegas ayahnya kepada Alisya. Namun sebenarnya ibu adalah orang yang sangat penyayang dan lembut hati.

Sangat berbeda dengan sosok ayah yang sangat pengertian, ia memang orang yang tidak banyak bicara, namun mampu memahami keinginan Alisya dan sangat jarang memarahinya. Latar belakang keluarga ayah yang sangat berpendidikan dan berkecukupan secara ekonomi memang membentuk sifat yang lembut dan penuh pengertian.

Walaupun memiliki watak yang berbeda,  tetap saja Ayah dan Ibu saling bekerjasama untuk mendidik anak mereka, agar kelak bisa menjadi orang yang bermanfaat untuk agama dan bangsa.

"Alisya, Bangun kamu!"

Alisya tersentak kaget, wajahnya kusut dan berantakan setelah tidur nyenyak di kelas sekian lamanya. Teman-temannya tertawa melihat wajahnya yang sangat lucu itu. Ia hafal betul suara keras yang memanggilnya tadi.

ketika membuka mata, ia melihat wali kelas sudah berada di mejanya. Tatapan marah dan kecewa guru itu menjadi satu, "Kenapa kamu tidur Alisya? Bukankah sekarang kita masih dalam pelajaran matematika? dasar gadis pemalas!" hardiknya.

Alisya hanya terdiam, perasaan kaget, mengantuk, sedih dan malu bercampur menjadi satu apalagi ia sedang dilihat oleh teman-temannya.

"Sekarang pergi ke kamar mandi dan cuci wajahmu!" perintah guru itu sambil beranjak dari mejanya dan pergi kedepan kelas untuk memeriksa jawaban dari teman-temannya yang lain.

Gadis kecil itu berdiri dan berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi dan menyuci wajahnya. Matanya masih mengantuk, ia terdiam dan tak menyadari air mata yang mulai jatuh, Ia menangis cukup lama disana. Alisya tidak paham kenapa itu harus marah untuk membangunkannya, kenapa tidak pelan-pelan saja seperti ayah yang membangunkannya setiap pagi.

Nasehat Untuk AlisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang