Best Friends ?

979 92 15
                                    

Best Friends ?

.

"aku menyukaimu"

"..."

"..."

"..."

Hening.

Bahkan suara hembusan angin mendadak terdengar nyaring di telinga mereka berdua. Ekspresi wajah mereka pun saling berlawanan; yang satu menatap gugup dan yang satunya lagi memasang wajah terkejut.

Kyungsoo tidak mengira jika ekspresi terkejut yang dia dapatkan setelah mengakui perasaannya pada Yifan. Berlebihan jika Kyungsoo mengartikannya. Oh ayolah, siapa yang tidak terkejut jika sahabatmu selama sepuluh tahun ini tiba-tiba menyatakan perasaannya padamu? Tidak ada! Terlebih saat perjalanan pulangnya yang santai mendadak berubah menjadi super canggung.

Kyungsoo memang terlihat tangguh dari luar, tapi itu tidak menjamin apa yang sedang dirasakannya kini. Ketakutannya hanya satu: Yifan akan menjauhinya.

Tapi bolehkah Kyungsoo sedikit berharap? Jika dia harus memilih dari skala nol hingga sepuluh, kemungkinan Yifan akan menerimanya hanya nol koma satu. Tidak perlu muluk, karena bagaimanapun juga ini adalah kesempatannya; sekarang atau tidak sama sekali.

Sampai beberapa saat Yifan tak kunjung mengatakan apapun, Kyungsoo kembali menatap Yifan yang kini nampak bingung—alis bertaut dan kedua bola mata yang nyaris keluar dari liangnya—. Kyungsoo paham arti wajah itu; sebuah bentuk penolakan tidak langsung. Damn, nampaknya skalanya harus berubah menjadi nol besar.

Dia merasakan tubuhnya melemas namun bersusah payah mengumpulkan cara agar menyunggingkan senyum pada Yifan.

"hei, aku hanya bercanda! Tidak perlu sampai bengong begitu" kekehnya setengah hati. Berusaha bersikap normal meskipun menyakitkan. 'lebih baik seperti ini saja'  lanjutnya dalam hati.

Perlu beberapa detik bagi Yifan untuk mencerna perkataan Kyungsoo. Hingga wajahnya pun kembali seperti biasa bahkan sekarang ikut tertawa bersama "sudah berapa kali kubilang bercandamu itu tidak lucu, Soo! Kau hampir membuatku kena serangan jantung!" dia meletakkan telapak tangannya di dada mendramatisir.

Dan entah kenapa reaksi Yifan kali ini cukup melukai hatinya.

Kyungsoo tentu tidak akan menangis hanya karena ini. Justru sebaliknya dia kembali memasang wajah seceria mungkin. Setidaknya teknik dasar ekspresi wajah yang dia pelajari di kelas sangat berguna untuk sekarang.

"kau harus lihat wajah konyolmu saat bengong tadi. Aku tidak percaya kau bisa sejelek itu" canda Kyungsoo mengganti arah pembicaraan.

"oi, asal kau tau saja ya, wajahku ini impian semua pria! Dan sudah tak terhitung berapa banyak gadis yang mengajakku berkencan" Yifan berkacak pinggang setengah mengejek pada Kyungsoo. Yifan memang populer di kalangan mahasiswi, setiap minggu ada saja gadis yang memberikan nomor ponsel mereka padanya—dan semua itu hanya Yifan abaikan dengan alasan dia tidak tertarik pada mereka. Selain tampan, Yifan juga merupakan atlet klub basket. Meski bukan kapten tim dialah yang paling menonjol di timnya. Karena itulah Kyungsoo semakin mengagumi Yifan, terlebih pada cara Yifan memperhatikannya hingga membuat Kyungsoo mulai jatuh cinta.

Kyungsoo pun menghela napasnya berat.

"baiklah baiklah kau menang" dia mengangkat kedua tangannya seolah menyerah dan Yifan hanya membalasnya sambil menyengir seperti orang bodoh.

Atmosfer di sekitar mereka kembali seperti semula, tidak canggung seperti beberapa menit yang lalu. Hingga Yifan membuka suaranya lagi, lebih serius kali ini.

Just KrisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang