Perjamuan

1.2K 131 10
                                    

Ada tujuh macam orang yang mendapat perlindungan dari Allah di hari tiada naungan kecuali hanya naungan-Nya, 

 salah satunya adalah seorang lelaki yang diajak (berbuat zina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, "Sesungguhnya aku takut kepada Allah," 

Kabar tentang 'insiden' yang menimpa Yusuf dan istri Al 'Aziz ternyata terdengar sampai ke telinga penduduk kota. Negeri Mesir pun heboh dibuatnya. Orang-orang sibuk membicarakan insiden tersebut, tak terkecuali wanita-wanita bangsawan yang tinggal di kota. Mereka adalah istri pejabat dan orang terkemuka di kota itu.

Mereka memprotes tindakan istri Al 'Aziz, karena Al 'Aziz adalah seorang menteri negeri itu; juga terhadap suaminya yang mendiamkan perbuatan itu. Mereka tak henti-hentinya menggunjing tentang hal ini. Mereka berkata,

"Istri Al 'Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya kepadanya, sesungguhnya cintanya kepada bujang itu adalah sangat mendalam. Cintanya kepada bujangnya itu sampai menutupi hatinya, hingga membuatnya tergila-gila kepadanya. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.” Demikian dan terus-menerus.

Rupanya gonjang-ganjing itu sampai ke telinga istri Al 'Aziz. Tidak ingin nama baiknya terus tercemar, maka pada suatu waktu ia mengundang istri-istri pejabat itu untuk menghadiri perjamuan makan di rumahnya. Mereka pun memenuhi undangan tersebut.

Tentang hal ini, disebutkan bahwa sebenarnya kabar ketampanan Yusuf telah sampai kepada istri-istri pejabat itu, dan mereka ingin sekali menyaksikan ketampanan Yusuf tersebut secara langsung. Maka mereka kemudian melontarkan kata-kata miring itu, dengan tujuan agar istri Al 'Aziz tersinggung dan kemudian mengundang mereka, sehingga mereka bisa melihat seperti apa rupa Yusuf yang sebenarnya.

Istri-istri pejabat itu akhirnya tiba di kediaman Al 'Aziz. Mereka kemudian dipersilahkan masuk ke dalam satu ruangan yang luas, berupa ruang tempat duduk (majelis) yang berhamparkan permadani dilengkapi dengan bantal-bantal. Di dalam telah disediakan berbagai macam buah-buahan, yakni buah lemon dan semisalnya, lengkap dengan pisau untuk mengupas buah-buahan tersebut.

Hal ini merupakan siasat dan tipu muslihat wanita itu untuk membalas cercaan mereka terhadap dirinya, yaitu dengan memperlihatkan Yusuf kepada mereka. Sebelum itu istri Al 'Aziz menyembunyikan Yusuf di tempat yang lain agar tidak kelihatan oleh mereka.

Istri-istri pejabat itu mulai mengupas buah-buahan yang ada di atas meja. Beberapa ulama menyebutkan, ketika perjamuan itu sedang berlangsung, istri Al 'Aziz serta merta bertanya kepada mereka,

"Apakah kalian hendak melihat Yusuf?"

Mereka pun menjawab, "Ya."

Istri Al 'Aziz lantas memanggil Yusuf dan menyuruhnya agar memperlihatkan dirinya kepada mereka.

Ketika mereka melihat Yusuf, seketika itu mereka merasa takjub, dan tanpa terasa mereka memotong tangannya masing-masing. Lalu Zulaikha kembali memerintahkan kepada Yusuf untuk menampakkan dirinya kepada mereka dari arah depan dan belakang, dan seiring dengan itu mereka kembali memotong tangan mereka sendiri. Ketika mereka sadar, barulah merasakan sakitnya sambil mengaduh.

Di tengah kekaguman mereka, terselip kalimat-kalimat takjub karena melihat rupa Yusuf, sebagaimana disebutkan dalam Alquran,

Mereka berkata, "Maha Sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguh­nya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia." 

Zulaikha berkata kepada mereka, "Kalian baru sekali pandang telah melakukan hal itu, maka terlebih lagi diriku (yang serumah dengannya)."

Mendengar argumen itu, mereka akhirnya berkata kepada istri Al 'Aziz,

"Kami tidak mencelamu lagi sesudah ini yang kami lihat sendiri," Karena pada diri Yusuf mereka melihat ketampanan yang tiada taranya di kalangan manusia, dan tiada seorang pun yang mirip dengannya dalam hal ketampanan.

Mereka mengakui bahwa mereka terlalu berlebih-lebihan dalam masalah ini. Istri-istri pejabat itu lantas meninggalkan kediaman Al 'Aziz dengan perasaan malu dan bersalah.

Sementara di lain pihak, Yusuf merasa tidak aman dengan kondisi dirinya, maka Yusuf berdoa kepada Rabb-nya,

"Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dariku tipu daya mereka, tentu aku cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.”

Yusuf menganggap dirinya tidak akan pernah lolos dari fitnah, dan dia merasa penjara adalah tempat yang aman untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan manusia.

Dan Allah mengabulkan doa Yusuf tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The TreasurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang