Erlin van Xander (1)

92 23 0
                                    

Erlin van Xander,ia itu nama hantu tersebut. Ia lahir di tahun 1999 sama seperti ku saat ini. Ia mungkin kalau masih hidup berumuran sama seperti ku.

Ia mempunyai keluarga kecil yang sangat memperhatikan dia seperti anak manja, wajar karena ia anak satu2nya.

Ia baru pindah dari kota Westland ke kota Amsterdam. Erlin hanya mengikuti keinginan orang tuanya itu yang ingin pindah kota karena ada urusan pekerjaan.

Ervin van Xander, itu nama ayahnya. Wiana van Xander itu nama ibunya.

Ervin bekerja di perusahaan photographer besar di Westland, tetapi ia ditugaskan untuk pindah bekerjanya di Amsterdam menurut bosnya tempat itu sangat cocok untuk pekerjaan nya yaitu photographer.

Ervin sangat senang memfoto pemandangan yang menurut ia sangat menarik untuk dijadikan objek. Oleh karena itu ia melamar pekerjaan nya menjadi photographer, meski banyak yang menolak pekerjaannya namun ia tetap berusaha untuk mencapai cita-cita nya yang menjadi photographer itu.

Sementara wiana hanya sebagai ibu rumah tangga yang mengurus sehari-hari nya erlin, sangat lelah baginya namun semua itu ditahannya untuk anak nya sendiri.

"Ibu, kita akan pindah ke kota Amsterdam? " Tanyanya yang membuat ibunya tersentak.

"Iya sayang, karena ayahmu akan dipindahtugaskan ke kota tersebut" Jawab ibu erlin dengan tenang.

"Berarti aku harus pindah sekolah dan mendapatkan teman baru lagi?  Kupikir itu hari terburuk bagiku" Ucapnya sambil menepuk jidatnya.

Saat itu erlin masih berumur 9 tahun, memang dari kecil erlin tidak mempunyai teman karena sifatnya yang terlalu pendiam yang membuat orang-orang tidak betah berlama-lama dengannya.

"Sudah siap semua? Ayu kita berangkat ke kota impian kita" Ucap ibunya yang seakan-akan kota itu sangat menakjubkan baginya.

Tapi beda dengan sifat anaknya yang cenderung sedih untuk berpindah rumah terus menerus, karena ia sudah sering pindah ke kota2 lain. Itu yang membuat erlin tidak suka bersekolah berpindah-pindah ke kota lain.

Diperjalanan erlin hanya diam membisu tak bersuara apapun.

"Erlin apakah kamu tidak menyukai kota itu? " Tanya ayah yang memecahkan lamunan erlin.

"Tidak ayah, aku hanya tak suka tiap kali aku harus berpindah-pindah sekolah"jawabnya dengan lantang.

Wiana hanya mendengarkan percakapan mereka berdua yang sejak dari tadi membahas tentang Amsterdam.

Setelah sampai di Amsterdam, mereka memasuki rumah yang sudah diberikan bosnya kepada ayah erlin.

Tampaknya ibu erlin sangat senang dengan rumah itu, karena terlihat beda sekali ketika dia tinggal di Westland.
Disana juga disediakan asisten rumah tangga untuknya.

"Erlin besok hari pertama mu untuk bersekolah di Amsterdam" Ucap ibunya yang membuat erlin tampak resah.

"Akankah harus besok ibu? Mengapa tidak lain kali saja atau minggu depan? " Jawabnya dengan menawar.

"Tidak erlin, ibumu benar kau tidak boleh ketinggalan pelajaran karena kau harus menjadi anak yang pintar" Sahut ayah erlin dengan dukungan.

"Baik ayah"jawabnya dengan tertunduk.

FRIEND GHOST [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang