Bagian II

30 1 0
                                    

Setelah berkeliling kami memutuskan untuk beristirahat, duduk-duduk  dipinggir candi. Andra mengajakku berfoto bareng karena memang sudah lama kita gak foto bareng berdua. Setelah itu kita semua kembali ke bus karena akan melanjutkan perjalanan menuju Monumen Jogja Kembali atau MONJALI. Setibanya disana kita disuruh masuk menonton film perjuangan. Setelah beberapa lama Andra mengajakku keluar karena memang suasana disini panas karena terlalu banyak orang.

"Areta keluar yu? Disini panas. "Ucap Andra

"Ayo, disini juga sumpek banyak orang gak enak mending di luar. "

Aku dan Andra keluar dari Monumen dan berkeliling keliling melihat keindahan monumen dari luar. Setelah kami cape kami memutuskan untuk duduk di ayunan yang berada di dekat danau. Entah apa yang aku rasakan, rasanya begitu nyaman duduk berdua di tepi danau memakan makanan ringan. Tiba-tiba lewat seorang teman sekolahku keluar dari Monumen.

"Ciee lagi pacaran ya?" kata Indria kepada kita.

"Emang, lo cemburu ya?" ucap Andra memegang tanganku

"Sorry ya gue kalau mau cemburu juga pilih-pilih, kaya gak ada yang lain aja."

Aku merasa seakan waktu ini berhenti berputar. Tiba-tiba aku merasa tak bisa bersikap biasa setelah Andra berbicara itu. Aku menoleh pada Andra tapi Andra hanya tersenyum manis padaku. Aku tahu itu adalah isyarat dari Andra.

"Iyakah Areta kita pacaran?" tanyanya. Aku hanya menjawab "ya" karena Andra memberiku isyarat bahwa aku harus menjawab iya.

"Ciee, Minta pajak jadiannya dong." Kata Indria

"Iyaa nanti ya." Kata Andra sambil menahan tawanya

Kemudian Indria berlalu begitu saja. Aku langsung melepaskan tanganku yang dipegang Andra tadi.

"Andra apa maksud kamu bicara seperti itu tadi? Kamu kan tahu kalau Indria itu suka ngegosip." Ucap Areta

"Maaf  tadi aku cuma bercanda aja kok sama Indria. Kamu tahu sendiri kan dia selalu ngomongin kita berdua. Jadi udah deh aku bilang seperti itu." Jelas Andra

Entah kenapa Ada rasa kecewa saat Andra bilang seperti itu, tapi entah mengapa rasa itu ada, padahal memang kita hanya sebatas sahabat. Setelah begitu aku pergi berlalu begitu saja dari hadapan Andra. Pergi menuju bus karena sebentar lagi kita akan lanjut ke tempat selanjutnya. Lalu tak beberapa lama kemudian Andra datang ke bus dan langsung duduk di sampingku padahal itu bukan tempat duduknya.

"Kamu marah sama aku? Maaf ya kalau tadi aku bilang ke Indria kita jadian, maaf juga aku ngaku ngaku kalau kamu itu pacar aku." kata Andra menatapku

"gak aku gak marah, siapa juga yang marah. Iyaa gak papa." Ucap Areta

"Aku kira tadi kamu itu marah, soalnya langsung pergi gitu aja." Kata Andra

"Aku pergi karena sebentar lagi kita akan ke tempat wisata selanjutnya." jelas Areta

15 menit kemudian kami semua sudah sampai di restoran tempat kami akan makan. Setibanya di sana kita semua langsung mengambil makanan lalu duduk bersama semua teman sekelas. Entah mengapa mood ku hilang begitu saja jadinya aku malas untuk makan.

"Areta kenapa gak dimakan makanan kamu?" tanya Andra

"Aku gak nafsu makan. gak tahu kenapa males aja makan aku gak lapar." Jelasku padanya sambil memainkan sendok yang ada di piringku.

"Areta makan, kamu belum makan dari tadi pagi." Ucap Kayra. Memang Kayra selalu begitu, dia memang teman dekatku malah bisa jadi sudah seperti saudaraku.

"Iya benar kata Kayra kamu belum makan dari tadi pagi. Areta makan nanti kamu sakit, perjalanan kita masih jauh." Ucap Andra membujukku.

"Aku gak nafsu  makan, nanti aja makannya." Kata Areta

"Sedikit aja Areta pliss." Bujuk Andra

Dengan terpaksa aku makan, mau gak  mau harus makan. Sesudah makan kami semua pergi ke bus melanjutkan perjalanan ke Pantai Parangtritis. Sepanjang perjalanan aku hanya diam, karena aku masih ingat betapa khawatirnya Andra tadi padaku. Memang yang sulit itu bertahan menjadi teman dengan hati lebih dari teman.

Kenangan Dikala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang