Bagian III

23 1 0
                                    

Setibanya disana aku terpesona akan indahnya pantai ini, deru ombak yang terdengar begitu merdu, dengan laut yang membentang luas tanpa terlihat batas. Angin yang menerpa membuat ku terlena oleh indahnya pantai. Tapi ada satu yang kurang, Andra entah kemana dia atau mungkin dia malas untuk turun. Tapi mana mungkin dia adalah penikmat senja jadi pasti turun dari mobil untuk melihat senja.

Aku bersama Kayra pergi ke dekat tebing atau entah apa namanya itu yang pasti disini sepi, tidak terlalu banyak orang. Aku tak tahu apa yang Karya inginkan, dia menyuruhku menutup mata memakai sedikit kain yang mungkin telah ia siapkan dari tadi. Kayra menuntunku untuk berjalan ke tempat itu. Sesampainya di sana aku merasa kenal dengan aroma parfum ini dan aromanya sudah tak asing lagi bagiku.

"Kayra aku boleh buka kain ini sekarang?" ucapku, tapi tidak ada yang menjawab. Pikirku dalam hati apa jangan jangan aku ditinggalin sama Kayra disini sendiri.

Ketika aku membuka kain itu aku melihat tulisan di pasir yang bertuliskan I LOVE YOU dan aku berada diantara pasir yang berbentuk hati dan entah siapa yang membuatnya akupun tak tahu. Tiba-tiba ada yang berbicara di belakangku dan membacakan puisi.

Dear Areta: Hai wanita yang selama ini selalu ada untukku. Aku beruntung bisa mengenalmu, bisa bersamamu. Ku harap ini bisa selamanya tanpa mengenal jarak dan waktu. Berbicara tentang waktu terlalu banyak keindahan yang disiapkan waktu untuk orang yang menikmati suatu proses. Karena waktu kita dipertemukan, karena waktu kita bisa saling memahami, dan karena waktu juga kita dapat saling mengerti. Setidaknya juga waktu pernah membuat kita melupakan sebuah status demi kenyamanan bersama. Disini aku memang tidak pandai merangkai kata karena yang aku tahu sebuah pengakuan akan kalah oleh pembuktian. "Areta kamu mau gak jadi pacar aku? Maaf jika dulu aku tak berani mengungkapkan rasa ini." Ucap seseorang itu.

Aku sepertinya sangat mengenal suara ini, suara yang sudah tak asing lagi bagiku tapi mana mungkin dia berbicara itu padaku, apalagi membacakan sebuah puisi. Karena yang aku tahu dia tidak seperti itu orangnya. Sebegitu penasarannya akupun membalikkan badan dan ternyata seseorang itu adalah.......

Kira kira siapa yang menytakan perasaannya pada areta?Andra?atau orang lain? Nantikan kelanjutannya di part selanjutnya....

Maaf kalau ceritanya gaje. Baru belajar bikin cerita. Makasihh 😊

Kenangan Dikala SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang