Bagian ke 6

25 2 0
                                    

Ingat yang bikin jatuh itu
bukan Jarak tapi Diam

Pagi ini cuaca sangat sejuk, angin datang sangat damai, matahari bersinar seperti biasa mewarnai indahnya alam bumi.
Pagi ini aku sudah memasuki area sekolahan karena akan diadakan pengajian bersama. Acara pengajian bersamapun akan dilangsungkan. Selesai pengajian bersama semua siswa diharapkan masuk., kini aku udah berada dikelas bersama teman-temanku dan pelajaran akan dimulai.

Setelah kegiatan mengajar selesai guru tersebut keluar dari dalam kelas, seketika keadaan kelas menjadi berisik. Aku memilih duduk didepan kelas selama nunggu guru belum masuk kekelasku. Aku memerhatikan keadaan lapangan sekolahan ku, saat aku melihat kearah lapangan aku melihat vino dan farhan menuju keruangan computer. Kebetulan ruangan computer itu ada disebelah kelasku, aku terus memerhatikan Vino dari atas dan dia tersenyum kepadaku.

Aku berdiri didepan kelasku menjaga- jaga takut ada guru masuk tiba-tiba, dari anak tangga aku bisa melihat siapa yang menaiki anak tangga tersebut ternyata dia adalah vino dan farhan.  Farhan jalan mendahului vino, ternyata dibelakang vino dia bukan hanya sendiri ternyata ada dua cewe yang ternyata satu kelas denganku yaitu angel dan lala. Aku yang melihat itu seketika menegang dan sekejur tubuhku kaku melihat keadaan apa yang aku lihat.
( Apa angel dan vino pacaran? Kenapa mereka bisa barengan? Batinku )

Vino terus berjalan melewatiku yang berada didepan kelas diapun melontarkan senyumnya kepadaku. Aku masih terus memperhatikan Vino aku berdoa dalam hati kalau semua ini hanya mimpi.

Angel dan lala memasuki kelas dan berjalan lewatiku,
“ Ciyee,, ”  Ucap lala menggoda angel, aku yang mengdengar itu ingin rasanya nangis tapi aku harus tahan aku tidak mungkin nangis disekolah aku harus kuat dan akhirnya aku masuk dan duduk di bangkuku.

pelajaran matematikapun selesai guru tersebut keluar dan keadaanku kelasku bersorak ria bagaimana tidak pelajaran matematika yang sangat sulit akhirnya pelajaran itu waktunya habis.

Aku dan rahma berjalan menuju kelas 12 IPS 2. Kebetulan kelas itu berada disamping kelas 12 IPA 1 yaitu kelas Vino. Aku dan temanku sampai pada kelas 12 IPS 2, aku melihat kelas Vino tapi nihil ternyata lelaki itu tidak ada cuma ada beberapa temannya. Saat aku melihat kaca tersebut ternyata ada vino duduk diatas meja, dia duduk tepat aku membuka jendela. Dia tersenyum kepadaku aku muka kami sangat dekat aku yang sesak nafas saat itu aku langsung menunduk malu jantungku berdegub sangat kencang. Mata kami seakan-akan teekunci tiba- tiba datang seorang lelaki tept didepan vino.

" Weyy ndah bagi duit dong " Ucap Cahyo tepat didepan Vino sedangakan aku yang mendengar cahyo berbicara kepadaku langsung mengakhiri tatapan mata tersebut kepada vino walaupun posisi kami terhalang jendela tapi wajah kami sangat dekat karna jendela tersebut terbuka.

" Uhh Enak ajah, emang kamu kira aku Orangtua kamu minta ajah sendiri sana" Ucapku sambil menjulurkan lidah kepada cahyo. Vino yang melihat kearah ku hanya tersenyum dan ketawa ketawa kecil.
Akhirnya cahyo pergi dari tempatnya yang bersamaan dengan vino, sedangkan vino masih sibuk dengan Ponselnya aku masih berada didepan jendela, akhirnya aku balik kekelasku.

Bell pulang kringg....kringg..

Semua siswa membereskan alat-alat tulis mereka dan menuju kearah parkiran. Aku yang masih berada dalam kelas akhirnya keluar kelas dan melihat semua siswa berjalan kearah parkiran.

Aku melihat- melihat kearah lapangan ternyata dibawah ada vino dan keenam temannya, dengan membawa tas yang ada dipunggungnya. Aku melihat ada tiga perempuan jalan bersamaan dengan vino. Lelaki itu melihat kearahku dan tersenyum aku yang melihatnya hanya bisa tersenyum kembali.
Vino mengucapkan untuk balik.  Aku yang melihat gerak gerik bibirnya aku langsung menganggukan kepala, walaupun jarak kami berjauhan tapi aku sadar kalau vino mengucapkan sesuatu. Setelah meganggukan kepala, aku melihat punggung vino makin lama makin menghilang dan aku langsung berlari menuju kaca jendela kelasku kebetulan kelasku berada diatas jadi bisa melihat kearah parkiran.

Saat vino berada diparkiran aku melihatnya dan keenam temannya itu, aku melihatnya tersenyum kepadaku dari atas aku membalas senyum tersebut. Vino mengambil motornya dan akhirnya aku melihat akan benar-benar punggung vino menghilang karna dia sudah tidak berada disekolahan.

Kapan kamu bisa ngerti perasaan aku vin, kalo aku benar- benar mencintai kamu. Tapi aku bisa apa aku hanya bisa pendam perasaan ini sendirian aku gak mungkin ungakapkan ini semuanya. Aku takut kamu tidak mempunyai perasaan lebih terhadapku. Hatiku begitu sakit saat dengar kedekatanmu dengan angel, apalagi saat kau mengantarkannya kekelas , apa kau sudah pacaran dengan angel? Apa aku harus move on dan mengbuang perasaan ini jauh jauh. Batinku

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang