Eitsss, sebelum dan sesudah baca, jangan lupa buat vomment ya say😗
Yang baca tapi nggak vote aku sumpahin tidurnya ngorok sambil ileran.
Kalo cowo sama cewe sahabatan, munafik kalo salah satu dari mereka nggak ada rasa lebih.
"Dian....ini ojek onlinenya udah datang." Jeni yang sedang bermesraan dihalaman dengan bunga-bunganya berteriak lantang. Dirumah mereka berteriak sudah merupakan suatu tradisi.
Dian yang mendengar teriakan heboh bundanya dibawah pun langsung bergegas kebawah. Dian masih sempat berhenti disamping pintu, untuk melihat pantulannya.
Rambutnya dikuncir dengan seragam yang rapi, dengan tas berwarna pink favoritnya, dan sepatu hitam filla pemberian ayahnya yang sedang bertugas ditimur.
"Tidak salah bunda naruh cermin disamping pintu."Gumam Dian
"Bunda, aku berangkat dulu yaa. Assalamualaikum." Dian menyalimi tangan bundanya.
"Waalaikumsalam, Josimhaeseo."
"Ish bunda, nggak usah sok ngomong korea deh, geli aku bun." Dian mengerucutkan bibirnya.
"Emang kenapa Yan, kan bunda mau gaul juga." Jeni memperagakan gaya genitnya.
"Cepetan gih. Tu ojol nya dah nunggu tau. Kasian nungguin kamu kelamaan entar lumutan."Jeni mengusir anak semata wayangnya itu.
"Iya iya, bunda juga gih masuk. Jangan genit genit ya, awas aja kalo genit. Ntar aku aduin ke papah." Dian menjulurkan lidahnya dan berlari kearah ojol yang sudah menunggu satu abad lamanya.
🚀
"Makasih ya mangg."Dian bayar menggunakan uang yang sudah bundanya beri lalu turun dari kendaraan matic sang ojol.
"Sama sama neng, tapi kalo bisa jangan buat saya nungguin neng, cukup doi yang buat saya nunggu. Neneng jangan atuh."Kata sang ojol bersuara memprihatinkan dengan logat sundanya.
"Iya mang, maafin aku yak. Mending tinggalin aja kalo dianya gak ada kepastian gitu, entar ditinggalin duluan lo mang" Dian menepuk-nepuk pundak sang ojol. Kemudian pergi meninggalkannya.
"Semoga mamang ojolnya sadar, kalo nungguin yang nggak pasti itu nyakitin." Dian bergumam sambil berjalan cepat menuju gerbang utama sekolah yang masih terbuka lebar.
"Woi...Yan." Makhluk yang belum diketahui Dian siapa dia tiba-tiba saja berteriak disamping kupingnya.
Dian kaget bukan kepalang, telinganya bernging-nging, dan kepalanya hampir pecah. Gadeng ah canda.
Dian menengokan kepalanya kesamping.
"Diannnn, gua kangen banget sama lo. Rasanya udah kayak nggak jumpa setahun."Orang itu langsung merangkul Dian, dan berjalan beriringan dengannya."Gua gak suka ya Yat kalo lo teriak-teriak dikuping gua yang pendengarannya udah agak sedikit terganggu ini."Dian mengerucutkan bibirnya.
"Oh ya...dan satu lagi, lo sekarang makin lebay aja ya."Dian mencolek pinggang Diat.Diat hanya tertawa kecil menampilkan satu lesung pipit dipipi kirinya, aneh biasanya orang akan memiliki lesung pipi sepasang, mungkin sudah takdir Diat punya lesung pipi yang sendiri dan jomblo kayak dia.
"Btw lo tadi sama amang ojolnya soswet banget deh, sampai nepuk pundak gitu, ish jadi sukaaa."Ejek Diat.
"Iyasi, gua emang ada hubungan khusu sama amang ojolnya."Dian menampilkan muka genitnya.
Diat menatap Dian tak percaya.
"Loooo?"Diat menampilkan ekspresi lebaynya.
"Gak, gua bercanda bego." Dian mencubit keras lengan Dian dan diakhiri teriakan aduh oleh Diat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Buper
Teen Fiction"Nah jadi gini, gimana kalo kita ikut seleksi anggota ekskul pramuka, siapa tau bisa rubah nasib kita yang gini gini aja?"Tanya Tari. "Lo sakit Tar?, sejak kapan lo mau ikut organisasi beginian? Eh naa, lo apain dia sampe jadi gini?" Dian dengan leb...