Seleksi(1)

407 14 2
                                    

4 Pendekar Biru

Rania: Woi...lu semua buruan siap-siap gih, bentar lagi gua mau otw. Awas aja kalo telat, terutama lo Yan, jangan sampai lo gua ketekin.

Dian Quessa:Iya atuh neng...sabar, kali ini gua gak bakalan telat lagi kok. Gua mau mandi dulu ya bentar. Bye bye sista sista manjahhh<3

Utari Celya:Yaampun...Dian, lo ngapain aja dari tadi, jam segini baru mandi, boker lu?

Dian Quessa:Ihhh...nyonya Celya tau banget deh kalo gua habis boker😘

Ferryina:Wihh...temen gua kok hebat bener, sekarang udah ada bakat ramal:))

Utari Celya:Woi...jangan panggil gua nyonya Celya!😑

Rania:Bacod...buruan mandi Dian!!!!👿

Dian hanya membaca chat terakhir dari Nia. Dian tertawa mengingat ketika dia terinspirasi nama grup ini ketika nonton tv terus ada iklan permen lewat yang kemudian memberi dia hidayah.

🚀

"Tinn...tin...tinnnn"
"Dian...woi buruan!"Teriakan Nia dari luar menggonjang ganjing perumahan yang aman damai, tentram dan sentosa.

"Iya atuh tunggu!."Dian balas teriak tak kalah keras.
Dian memandangi pantulan dirinya dicermin. Rambut hitam dikuncir. Crop oversize warna pink, celana training abu plus sepatu warna pink pastel.
"Ya tuhan cantiknya ciptaanmu satu ini" Dian ngelantur sendiri.

"Dian...itu si Nia udah 20 menit nungguin kamu lo." Sella, bunda Dian berseru dari depan pintu.

"Ah iya bun, aku pergi dulu ya, assalamualaikum, doain anak bunda yang cantik ini bisa lulus seleksi ya."

"Siap anakku yang sok cantik. Fighting" Sella menirukan gaya artis-artis korea. Tak salah, Sella memang seorang K-popers. Ketika Dian tanyain kenapa Bundanya itu suka kpop, alasannya simpel, untuk sekedar cuci mata. Karena setiap hari kedua mata indah bunda harus melihat pemandangan ayah yang mirip produk kw gagal kualitas bobrok, dibandingkan oppa yang luar biasah menggoda dimata bunda. Agak menjijikan memang, tapi itulah kenyataan yang ada. Tapi anehnya perpaduan antara bunda dan ayah dapat menghasilkan makhluk sesyantik Dian.

🚀

"Hai Nia, sorry banget ya gua telat. Tadi tu waktu lo manggil gua kan buru buru mau keluar, eh gua gak nyadar kalo didepan pintu kamar ada si Udin. Nah gak sengaja gua keinjek ekornya yang panjangnya 10 cm itu lo. Yajelas siUdin marah terus cakar kaki gua, sakit lo Ya, huhuu." Jelas Dian panjang lebar yang baru saja duduk disamping Nia.

Udin yang dimaksud disini adalah kucingnya Dian, entah dari mana lagi dia dapat inspirasi nama kucing yang pasaran.

Nia menampilkan senyum terjahat yang dia punya.
"Pokoknya gua gapeduli alasan lo. Sebagai hukumannya...."Nia menggantung kata-katanya.

"Yaampun Ya. Plis jangan Ya, ntar gua mati."

Dian berusaha mendorong Nia, tapi naas semuanya sudah terjadi, area terlarang yang memiliki aroma mengerikan itu sudah mengontaminasi pernapasan Dian. Dian lemas seketika.

"Rasain lo" ejek Nia. Lalu dia menjalankan mobilnya untuk menjemput yang lain.

🚀

"Jadi seriusan lo beneran ketekin si Dian? Hahaha" Ina yang duduk dibelakang bersama Tari tertawa sekeras-kerasnya, merasa puas akan hukuman yang menurut mereka adil buat Dian.

"Yaiya dong, siapa suruh buat gua nunggu lama banget. Kan nunggu itu nggak enak"

"Halah...baper mulu lo Na" Tari langsung menyahut secepat kilat.

Berawal Dari BuperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang