Jalan-Jalan

187 9 2
                                    

Gue sebagai cewe yang nggak mau repotin cowo dengan keinginan yang mau makan direstoran mahal atau mewah yang harus bersih dan harus higenis, menurut gue makan dimanapun itu gak masalah yang penting halalan thayyiban, murah dan pastinya....ditrakir.

"Hah?"
Dian membuka pintu depan. Dia terkejut.

"Jalan-jalan yuk." kata lelaki didepannya itu dengan cengirannya.

"Lo siapa?"Dian memegang pelipisnya seolah sedang berusaha mengingat-ngingat.

"Hah, Lo kenapa Yan, kok nggak ingat gue?. Habis kebentur ni kepala?" Tanya lelaki itu sambil menyundul kepala Dian.

"Gue tau Yan, hidup lo emang berat tapi lo gausah ngebenturin kepala lo buat ngilangin beban hidup, tenang kok gue ada disini." Lelaki itu menepuk bangga dada bidangnya.

"Gue beneran gak kenal lo."Ucap Dian dengan wajah serius.

"Lo serius? Ayok ikut gue, gue mau ngebentur kepala lo lagi ke tiang listrik" Lelaki itu menarik Dian dengan tangan kekarnya.

"Waaaa...penculikk...hahaha" Dian berteriak kemudian tergelak diakhir. Dia sudah tidak sanggup berakting melihat wajah Diat yang mudah banget dibohongi.

Diat langsung melepaskan tangan Dian dengan menghempaskannya. Merajuk/

"Yah ni bocah satu kenapa?." Dian yang tidak peka malah bertanya begitu.

'"Diam-diam bae." Dian mentoel pipi Diat yang tak kalah empuk dengan pipinya.

"Lo ituuuu....." Diat menarik kedua pipi Dian kearah berlawanan.

"Di..at....lephasss"Dian merengek.

"Sakit tau."Dian mengelus-ngelus pipinya yang baru saja jadi korban pelampiasan Diat.

"Pembalasan yang tadi." Diat tertawa kecil.

"Ayok jalann."Ajak Diat.

"Tumben lo ngajak jalan, lagi kangen yaa?" Goda Dian.

"Nggak...gue cuma..cuma..."

"Santai aja kali, gue ganti baju dulu" Dian berbalik untuk masuk kerumahnya. Diat mengekor dibelakang.

"Kenapa lo ikutan masuk?."

"Yakali gue nungguin lo didepan, syukur-syukur kalo ada bangku buat dijadiin tempat duduk, nggak ada sama sekali Yan."

"Yaudah gih duduk ditanah aja."

"Jahad lo." cibir Diat.

"Gak deh canda gue, duduk aja tuh disana." Dian menunjuk sofa di ruang tamu dengan dagunya.

"Lo mau kemana?" tanya Diat.

"Ya kekamar, ganti baju bego."

"Gue ikut..." Diat menampilkan muka sok polosnya.

"Gausah sok polos, dasar mesum." Dian berlari kekamarnya dilantai dua.

🚀

"Bun...gimana penampilan aku?" Dian berputar dihadapan Jeni yang masih fokus pada benda tipis canggih itu.

Berawal Dari BuperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang