2 - permainan Jeon

96 4 1
                                    

II. PERMAINAN JEON

🏠🏠🏠

"Itu artinya takdir gak ngasih ijin lo buat bareng sama Jeon. Ini emang gak adil untuk lo sekarang, tapi akan adil untuk lo nanti"

Kata-kata V seminggu yang lalu masih terngiang jelas di telinga ku.

Apa memang benar takdir yang mengubah semua nya?
Tapi bukanya kita bisa merubah takdir kita sendiri selagi kita berusaha?

Sejahat itukah kamu Jeon?
Letta salah apa?
Kenapa harus berhenti sepihak?
Bukan nya kamu pernah bilang kalau semua yang dilakukan bersama-sama pasti lebih mudah kan?
Tapi sekarang kenapa kamu pilih jalan sendiri?

Ahh.. kepala ku pusing memikirkan semuanya.

Tiba-tiba tanganku terulur mengambil sebuah kotak musik yang pernah Jeon berikan pada ku.

Tiba-tiba tanganku terulur mengambil sebuah kotak musik yang pernah Jeon berikan pada ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya.. ini hadiah annivarsary 1 tahun ku bersama Jeon. Aku merebahkahkan tubuhku dan memeluk kotak musik itu. Mata ku terpejam, mengingat memori ku bersama Jeon.

Sangat indah. Bahkan terlalu indah. Senyum itu, tatapan itu. Yaa, semuanya tentang Jeon.

Sepersekian detik aku memejamkan mata, tiba-tiba handphone ku berdering tanda ada pesan masuk. Aku mengabaikannya dan masih dengan posisi yang sama.

Tapi tunggu. Dering notifikasi pesan tadi kan khusus pesan dari Jeon?

Apa Jeon menghubungiku lagi?
Apa dia berubah pikiran?
Atau hanya ucapan apa kabar?

Daripada bertanya-tanya dalam hati, aku segera bangkit meletakkan kotak musik tadi dan beralih mengambil ponsel ku.

Jeon😻 (2 messages)

Dan benar. Ada dua pesan masuk dari Jeon. Aku ingin membuka pesan itu tapi...

Ahh aku dilema. Kalau aku membukanya, aku takut pesan nya membuatku menangis lagi. Tapi kalau aku tidak membukanya, aku jadi kepo sendiri sampai nanti. Gimana dong?

"Letta didepan ada Jeon"

Suara bang Arsen membuatku reflek menoleh ke arahnya.

"Jeon?"

"Iya. Dari tadi Letta. Kirain abang kamu dandan makanya lama, ehh malah ngelamun di kamar" oceh bang Arsen.

Apa kata bang Arsen?
Dari tadi?

"Malah ngelamun lagi! Udah sana turun. Kasian nunggu lama dia"

Setelah mengatakan itu, bang Arsen berlalu keluar dari kamar ku.

Dasar jelangkung! Dateng gak ketok pintu dulu, pergi juga main nyelonong aja.

Ahh aku jadi lupa kalau di depan sedang ada Jeon.

A L E T T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang