DUA : PENGAKUAN(Revisi)

45 7 0
                                    

PLAY MUSIC
Ed sheeran - Perfect

Lo itu alasan gue bahagia. Dan akan selalu menjadi seperti itu. Karena sampai sekarang cinta itu selalu tumbuh lalu berkembang ( bermetamorfosis ).

***

BEL pulang sekolah telah berbunyi. Ini adalah nikmat seorang siswa. Ketika bel itu berbunyi semua akan teriak senang dan merasa lega. Akhirnya terbebas dari penjara pintar dengan segudang peraturan.

Merah berjalan menuju ke tempat parkir. Memcari keberadaan scoopy kesayangannya. Tepatnya hadiah ulang tahun yang ke 15 tahun.

Motor Merah berada di pojok sendiri bersama dengan motor Ninja nan gagah berwarna hitam itu. Merah melihat motor itu. Lalu ada sekelibat bayangan laki-laki yang terbayang di otaknya.

"Duh kenapa wajah Angkasa yang muncul!" Ucap Merah kesal. Lalu ia berjalan ke arah motornya. Memakai helm pinknya.

Satu detik
Dua detik
Tiga detik

Derap langkah kaki mulai terdengar oleh Merah. Suara langkah itu semakin dekat dengan posisinya sekarang.

"Merah?" Ucap Laki-laki pemilik motor Ninja.

Merah masih diam dan sibuk membelokkan motor keluar parkiran. Karena ia tahu siapa pemilik suara itu jadi ia hanya memilih diam daripada harus berurusan dengan cowok itu.

AL kuadrat. Angkasa lagi angkasa lagi. Capek gue. Ketemu dia terus!

Angkasa memegang tangan Merah. Membuat Merah terkejut. Hampir saja ia berciuman dengan aspal jika saja keseimbangannya tidak terjaga.

"Lo itu ngapain sih!" Merah terlihat kesal.
"Gue cuma mau lo sekarang ikut ke rumah gue!" Angkasa masih memegang tangan Merah dan sekarang lebih erat.

"Lo gila ya! Lo itu baru pertama kali kenal gue. Tiba-tiba ngaku pacar gue! Dan sekarang lo mau ngajakin gue main ke rumah lo! Buat apa!" Ucap Merah dengan nada tinggi.

Tanpa banyak bicara Angkasa naik di sepeda scopy milik Merah. Angkasa benar-benar menguji kesabaran Merah.

"Udah ayo jalan! Entar gue tunjukin jalannya!" Ucap Angkasa penuh paksaan.

Karena energi Merah telah habis. Pada akhirnya Merah menuruti perintah Angkasa untuk berkunjung ke rumahnya. Alhasil sekarang Merah telah sampai di rumah Angkasa.

Rumah dengan nuansa mewah berlantai 3. Lengkap sudah fasilitas didalamnya seperti hotel bintang lima. Merah tak henti-hentinya menatap isi rumah Angkasa. Ia kagum dengan rumah besar ini.

"Lo duduk disini dulu. Gue mau manggil nyokap bokap gue" Ucap Angkasa kalem dan santai.

Merah hanya diam menuruti ucapan Angkasa.

Angkasa berjalan masuk ke dalam rumah mewahnya. Sambil mencari-cari keberadaan mama dan papanya. Ia berkeliling rumah sambil berteriak kencang dengan sengaja agar Merah mendengar.

"Mama papa ada calon mantu datang ke rumah!!!" Teriakan Angkasa terdengar sampai ke ruang tamu.

Dasar cowok sinting , gila! Heran gue. Kok ada makhluk seperti Angkasa Putra.

Bangkit dan LupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang