EMPAT : SULIT MENERIMA.

10 5 0
                                    

PLAY MUSIC

Tulus - Pamit

***

  SUASANA pagi hari sangat bersahabat dengan hawa dingin lalu udara yang sejuk. Merah berkaca didepan cermin. Matanya berubah seperti panda. Ada sedikit kantong mata hitam di bawah kelopak matanya.

Selama semalaman Merah tidak bisa tidur. Pikirannya masih terfokus kepada kedua laki-laki yang tak mungkin ia sakiti hatinya.

Merah berjalan lunglai sambil menuruni tangga. Ia sangat tidak bersemangat hari ini. Sahabat Merah sudah menjemput Merah dengan mobil hello kittynya. Jangan heran. Karena Amel dan Merah sama-sama pecinta pink , tapi bedanya Merah suka kuda poni sedangkan Amel penggemar Hello kitty.

"Hai. Udah lama nunggu ya?" Ucap Merah sambil menghampiri Amel.
"Barusan kok. Buruan udah telat nih" Amel masuk ke dalam mobil diikuti oleh Merah.

Kedua orang tua Merah sudah tidak ada di rumah. Karena sudah berangkat pagi-pagi buta. Mereka pergi ke luar kota untuk melakukan pertemuan dengan perusahaan lain.

Merah di rumah hanya berdua dengan pembantu rumah tangganya bi Ijah.

"Bokap-Nyokap lo kemana? Rumah lo sepi" Tanya Amel.
"Udah berangkat ke luar kota" Ucap Merah dengan lirih.

Amel yang merasakan perubahan Merah. Dengan sekilas melirik Merah dari kaca spion yang ada di dalam mobilnya. Sudah bisa ditebak bahwa Merah tidak tidur semalaman karena matanya sudah persis seperti panda berwajah manusia.

"Kenapa lo? Sedih amat. Aurah lo negatif Rah" Amel terkekeh.
"Apaan sih lo!. Udah ah jangan ganggu gue. Lagi pusing nih" Ucap Merah kesal.
"Gue gak nanya Rah" Ucap Amel mengejek.
"Anjir lo"

Setelah perbincangan itu. Suasana mobil jadi hening. Gadis yang biasanya memiliki banyak tingkah itu hanya diam melamun. Hingga mobil Amel telah memasuki kawasan sekolah. Suasananya sama sekali tidak berubah.

  Amel kesal dengan sikap Merah. Karena dari tadi Merah hanya menjawab cuek iya, hem atau tidak.

Ketika mereka berjalan melewati lorong kelas. Amel melihat Angkasa yang melirik Merah dengan senyuman. Senyuman itu sama sekali tak pernah Amel lihat selama ia satu kelas dengan Angkasa.

Merah hanya melirik sekilas tanpa membalas senyuman Angkasa. Lalu dengan tiba-tiba Merah berlari meninggalkan Angkasa dan Amel yang masih bingung mengartikan sikapnya.

Setelah kesadaran Amel terkumpul. Amel berteriak.

"RAH! jangan tinggalin gue!!!" Teriak Amel sangat kencang.

Merah hanya diam dan terus berlari hingga sekarang ia sudah berada di depan kelas X-A.

Huh. Akhirnya gue bisa lari dari Angkasa.

Merah berjalan masuk ke dalam kelas. Lalu duduk di tempatnya. Di tempat duduknya ada bunga mawar Merah disertai boneka kuda poni berwarna pink. Ada suratnya dengan tulisan tangan yang tak terlalu bagus.

Gue harap lo suka Rah. Makasih udah nerima gue.

Bangkit dan LupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang