.6.

100 16 2
                                    

Senyum mu adalah canduku. Tapi, mempertahankan senyuman itu adalah caraku tersendiri.

***

Reihan bersandar di kursi depan indomaret dan memandang kara yang sedang makan es krim nya.

Dan pada akhirnya, Reihan lah yang belikan kara es krim. Jan salahkan kara, kara udah mau bayar es krim punya nya ama punya Reihan. Tapi sama Reihan di cegah dan berakhir dia yang bayar.

Bukannya apa apa, Reihan gk mau reputasinya sebagai laki laki menurun jika ketahuan beli es krim ae dibayarin cewek.y

"Ekhm" Reihan berdehem memecah keheningan.

Kara berhenti makan es krim nya dan beralih menatap Reihan.

"Kak rei mau?" ucap kara gk lupa sama senyumannya yang bikin candu Reihan.

Reihan geleng geleng kepala dan entah dorongan dari mana, ia jadi elus kepala kara pelan sambil tersenyum. Jelas saja kara melotot kaget. Tapi detik selanjutnya, kara ikutan tersenyum.

"Manis"ucap rei pelan tpi msih kedengeran ama kara.

"Kenapa kak?" tanya kara memastikan klo ia g salah denger.

Reihan tersadar dari tindakannya dan menarik tangannya dari kepala kara."e-eh kagak. Mau gua anter pulang?" ucap Reihan mengalihkan topik pembicaraan.

"Eh iya. Jam berapa sekarang?" kara sambil melihat jam di hp nya yang menunjukkan pukul 18.50pm. itu berarti kara bersama Reihan udah hampir satu jam lebih duduk di indomaret.

"Kenapa?ada acara?"

"Eh iya, ada makan malem bersama di rumah"

"Gua anter?" tawar Reihan sekali lagi. Kara g munafik, selain hari udah mulai gelap kara g bakal nolak kalo itu bisa bawa dia cepet pulang ke rumah.

"Oke" kara mengangguk setuju sambil berdiri dr duduknya.

"Pakek ini, angin malam dingin" Reihan sambil memakaikan jaket nya ke tubuh kara. Lagi lagi Reihan membuat kara melotot tak percaya. Apa yang di ucap shakira ama apa yang ia lihat barusan, itu tidak menunjukkan bahwa Reihan itu manusia kulkas aka dingin.

Kara berlari kecil menghampiri Reihan yang udah naik di atas motor gede nya. Reihan mengulurkan tangannya berniat membantu kara naik. saat kara udah naik, baru lah Reihan melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

***

Gk butuh waktu lama, karena pada dasarnya emng rumh kara ama indomaret itu deket. Jadi, sekarang mereka berdua udah sampe di depan rumah kara.

"Ayo kak ikut masuk" ucap kara sambil membenarkan rambutnya yang tadi beterbangan kena angin

"Hah?gua?" tanya Reihan sambil nunjuk diri sendiri.

"Bukan kak, noh mang udin yang jualan nasgor depan komplek"

"Oh ok" Reihan manggut manggut mengerti dan hendak memakai helm nya.

"Dihh" Kara manyunin bibirnya.

"Kenapa lagi?" Reihan g jadi pakai helmnya.

My Beautiful VirusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang