Happy reading..
hope you like it!Matamu selalu membuatku terpaku
Tapi aku harus bangun dari mimpiku
Agar tak ada lagi sesak di dalam dadaku
***
Slawi, Juli 2009
Seorang gadis yang memakai seragam SMP mengayuh sepedanya dengan santai. Rambut panjangnya dikuncir dua sisi dengan pita yang berbeda warna. Sebelah kanan pita warna merah dan sebelah kiri pita warna putih. Pada saku kemejanya terpasang name tag. Tas selempang yang terbuat dari karung goni berwarna putih diletakkan di keranjang bagian depan sepeda. Jika kalian melihat sampai ke bawah, kakinya terbungkus kaos kaki yang berbeda warna, kanan warna putih dan kiri warna hitam.
Ya, penampilan khas pelajar yang mengikuti kegiatan MOS. Memang lebih simple penampilannya dibanding MOS di sekolah lain pada umumnya.
Ini adalah hari kedua kegiatan MOS. Gadis itu dengan santainya mengayuh sepeda sambil bernyanyi hingga tanpa sadar dia kurang memperhatikan sekeliling. Saat di pertigaan jalan sebuah sepeda motor datang dari arah berlawanan akan berbelok juga di belokan yang sama dengan gadis itu. Pengendara sepeda motor itu terkejut dan langsung menarik rem serta membunyikan klakson, saat sisi kiri motornya hampir menyerempet sepeda gadis itu. Karena terkejut dengan suara klakson, sepedanya oleng dan terjatuh.
Sruukk
Bruukk
Kaki kanan gadis itu tertindih sepeda. Pengendara sepeda motor itu terkejut, sejurus kemudian ia mematikan mesin motor, dan turun dari kendaraannya. Dengan raut khawatir pengendara sepeda motor itu menghampiri gadis yang terduduk di tanah sambil memegangi lututnya.
"Hei, kamu nggak apa-apa?" tanya cowok itu dengan nada khawatir dan mengangkat sepeda yang menindih gadis itu, memindahkannya lebih ke tepi jalan.
Gadis itu mengangkat wajahnya, niatnya ingin memaki malah dia terpaku dengan seseorang dihadapannya yang menatap dengan raut khawatir. Sejenak ia memperhatikan orang itu. Kepalanya terbungkus helm INK berwarna biru, kulitnya sawo matang, wajahnya tidak telalu tampan, tapi terlihat manis, bibirnya penuh berwarna merah, "Fix, dia bukan perokok," batin gadis itu. Tubuhnya dilapisi hoodie hitam polos. Dan satu lagi yang membuat hati gadis itu berdesir adalah mata hitam dengan bulu mata yang lentik milik cowok itu, menatapnya lembut. Rasa hangat menjalar seketika di seluruh tubuh gadis itu. Mungkin bahasa kerennya adalah good looking jika kalian melihat cowok itu.
Sadar sedang diperhatikan, cowok muda itu menatap bingung sekaligus risi."Ehm, maaf dek, kamu nggak apa-apa?" ucap cowok itu mengulang pertanyaannya.
Secepat kilat gadis itu terbelalak, bola matanya bergerak tak tentu arah, salah tingkah menyadari kebodohannya.
"Ah, nggak apa-apa mas." Jawab gadis itu menggelengkan wajahnya, menyengir lebar memperlihatkan deretan giginya yang putih.
Cowok itu mengangguk-anggukkan kepalanya, "Masih bisa bawa sepeda? lutut kamu terluka." kata cowok itu, matanya melirik sekilas ke arah lutut gadis itu.
Gadis itu langsung mengalihkan pandangannya ke lututnya yang memerah karena darah, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih. "Ah sakit," batin gadis itu. "Rizna bego, sangkin terpesonanya sampai lupa kalau lututmu sakit." Gadis itu hanya mengucapkannya dalam hati.
Melihat tidak ada respon, cowok itu kembali berkata, "Mau saya antar ke sekolah kamu? biar sepedanya dititipkan di warung itu." katanya sambil menunjuk warung yang berada di sekitar tempat mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Penantian
Ficção AdolescenteRizna adalah sosok gadis ceria, kuat, cerdas, dan memiliki prinsip hidup. Dia dipertemukan dengan kakak kelas dua belas di sekolahnya yang merupakan teman sekelas sahabat Rizna sedari kecil. Namun siapa sangka kalau cinta pertamanya itu adalah oran...