Prolog

7K 263 31
                                    

بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اللهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ

“Dengan nama ALLAH, aku meruqyahmu dari setiap sesuatu yang menyakitimu dan dari kejelekan setiap jiwa atau mata yang dengki. ALLAH-lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama ALLAH aku meruqyahmu." Ustaz Fikri meletakkan tangannya di atas kepala pasien penderita 'ain. Tak lama kemudian, pasien tersebut tak sadarkan diri.

Di antara beberapa pasien ruqyah yang sedang duduk di atas karpet, ada seorang wanita berkerudung hitam yang menaikkan sebelah sudut bibirnya. Lalu, tak berapa lama wanita itu berdiri, dan ke luar dari 'Pondok Ruqyah'.

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah dengan berjalan kaki, wanita itu berkali-kali melihat pasangan muda-mudi yang sedang berpacaran di pinggir jalan ataupun warung lesehan, serta suami-istri yang tengah bermesraan di teras rumah.

Selain itu, ia berpapasan dengan Imas dan Galih . Pasangan suami-istri yang terkenal serasi dan rumah tangganya yang harmonis. Namun, wanita itu sangat membenci mereka.

"Assalamu'alaikum, Nyai," sapa Imas.

Namun, wanita itu tidak membalas, melainkan hanya mendelik tajam. Ia melirik pada Galih, tapi lelaki itu membuang muka. Wanita tersebut lalu melanjutkan perjalanannya.

"Aakh ... sialan! Aku benci semua orang di kampung ini! Mereka bahagia di atas penderitaanku!" racau Nyai Dasimah setelah sampai di rumah. Ia juga mengacak-acak, dan melempar barang-barangnya.

Nyai yang deru napasnya menggebu kemudian melangkah ke sebuah ruangan kecil yang gelap dan lembab. Ia menyalakan dupa dan membakar kemenyan. Lalu, ia menyembelih dengan kasar ayam cemani yang telah ia persiapkan sebelumnya. Darah ayam itu ia tuangkan ke dalam mangkuk kecil, di atas nampan kemenyan. Setelah itu, ia merapalkan mantra-mantra, yang mungkin hanya dia yang tahu artinya. Tak lama kemudian, muncul kepulan asap yang menjelma menjadi ular.

"Ada apa kau memanggilku?" tanya ular itu dengan suara yang menggema. Namun, hanya Nyai Dasimah yang dapat mendengarnya.

"Kerahkan antek-antekmu untuk mengganggu orang-orang di sekitarku! Jangan biarkan mereka hidup tenang dan bahagia! Aku juga minta kauganggu Galih dan istrinya Imas, juga keturunan mereka! Dan, satu lagi, habisi Ustaz Fikri dan keluarganya!" perintah Nyai.

"Lalu, apa keuntungannya bagiku?" tanya ular itu.

"Aku akan menjadi pengikut setiamu. Selalu memberimu sesajen yang kausuka. Tapi, jika kau gagal, aku akan membinasakanmu."

"Baiklah. Tapi, ada satu syarat."

"Apa?"

"Jika kau tidak mampu memberi makan antek-antekku darah, dan tulang manusia setiap hari, maka nyawamu taruhannya," desis ular itu. Kemudian ia berubah menjadi sosok menyeramkan. Bertubuh besar, hitam, dan mata merah menyala."

"Baik, aku setuju."

Dan kesepakatan antara dukun dan jin itu pun terjadi.

Gimana, nih, ceritanya? Masih prolog loh ya..
Jangan lupa vomment, kritik, dan sarannya, ya!
Oke, oke 😊

'ANA-YA'INU (TATAPAN NYAI DASIMAH) [Terbit]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang