Vow

717 110 8
                                    

Tiffany Hwang Wish
••
Choi Siwon Daughter

" Sejak kapan kau tahu? "

Aku tidak langsung menjawab pertanyaan Siwon, karena aku lebih memilih menyibukkan diri dengan membersihkan beberapa piring dan mangkuk yang kotor.

" Tiffany " Namun Siwon menarik tanganku, dan membawaku kearah ruang tengah.

" Jawab aku, apa kau membututiku selama ini? Kau memasang kamera atau alat penyadap padaku? "

Yang benar saja pria ini.

" Siwon-ah, you're not a star. Memangnya siapa yang ingin menguntitmu menjadi seperti paparazi "

" Lalu bagaimana kau tahu tentang puteriku? "

" Kau memiliki seorang puteri? " Tanyaku yang terperangah padanya.

Siwon tidak menggubris pertanyaanku, dia terdiam seperti kucing yang tertangkap karena mencuri.

" Siwon-ah, bisakah aku menemui Jessica dan puterimu? "

Menyadari perubahan wajah Siwon yang berubah menjadi dingin, fikiranku mulai mempertanyakan ada apa dengannya? Apakah permintaanku terlalu berlebihan.

" Kalau kau tidak ingin aku menemuimya, maka anggap saja permintaanku hanya angin lalu "

Terlepas dari Siwon, aku kembali memasuki dapur dan membersihkan piring-piring kotor dan meja makan. Saat pekerjaanku telah selesai, Siwon  menghilang dari ruang tengah, entah kemana pria itu pergi setelah mengabaikan pertanyaanku.

Lupakan saja Fany, mungkin dia tidak ingin membuat wanita itu kesal karena dirimu.

" Sebaiknya aku pergi bersiap untuk menemui Shawn "

...

Shawn mengirimiku pesan tadi, temanku yang tampan itu bilang bahwa dia ingin memberitahu tentang laporan penjualan perusahaanku.

Lalu disinilah aku, duduk disebuah coffe shop dengan segelas ice mochiato dihadapanku.

" Apa kau menunggu lama? "

Aku melihat Shawn yang terengah-engah mengatur nafasnya. Tak tega melihat dirinya kesusahan, kusodorkan gelas minumanku padanya. Dan benar saja, pria itu langsung menandaskan mochiato milikku.

" Kau habis dikejar hantu? "

" Lebih parah dari itu "

Merasa heran dengan jawabannya, aku kembali bertanya " Pembunuh? Psikopat? Penguntit "

" Kang Sera si Penguntit "

Kutahan tawaku yang akan meledak ketika mendengar satu nama, satu nama yang kutahu adalah wanita yang dengan agresifnya mengejar-ngejar Shawn selama ini.

" Jangan mentertawakanku " Ingat Shwan

Sekuat mungkin kubuang gelak tawa itu, dan mencoba kembali serius dengan pertemuan kami.

" So, can we discus about my company now? "

Shawn mengeluarkan beberapa berkas terlampir yang ia cetak untukku.

Could I Love Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang