Tiffany Turn

771 112 13
                                    

Tiffany Hwang • Should we?

Tadinya kufikir akan lebih baik menyusul Miseo dan Siwon kerumah mertuaku. Karena setelah tidak mendapat jawaban dari ponsel Siwon, aku menghubungi Ibu mertuaku dan menanyakan keberadaan keduanya.

Betapa leganya aku setelah mendengar bahwa Siwon membawa Miseo karena Ibu ingin menemui cucunya. Aku hampir berfikir yang tidak-tidak karena Siwon tak memberitahuku.

Aaaa sepertinya kau lupa Tiffany, bahwa saat ini suamimu sedang melakukan aksi diamnya karena ulahmu.

Pintu rumah terbuka dan Siwon masuk tanpa mengatakan apapun padaku, padahal aku tahu dia pasti sudah melihatku yang duduk disofa ruang tengah.

Aku tak mau seperti ini, jadi kususul Siwon hingga memasuki kamarnya tanpa permisi. Dan karena itu, aku jadi harus segera menutup kedua mataku.

Siwon sedang bertelanjang dada, Oh Tuhan aku melihat bentuk tubuh suamiku sekilas.

" Maaf, sepertinya ini bukan waktu yang tepat " Aku berbalik meninggalkan kamar Siwon dengan masih menutup setengah mataku.

Sebelum akhirnya aku benar-benar keluar, Siwon menarik lenganku dan secara otomatis membuatku berpaling lalu melihatnya masih dalam keadaan bertelanjang dada.

" Masuk tanpa permisi dan keluar seenaknya? "

Aku sempat melihatnya berbicara, tapi sadar bahwa Siwon tak memakai baju, dengan segera kupejam mataku rapat-rapat.

" Kenapa? Apakah tubuhku tidak sebagus itu hingga kau menutup matamu serapat itu? "

" Tidak tubuhmu seksi sekali " Spontanitasku membuatku buru-buru menutup mulut, dan merutuki kejujuranku.

Siwon terlihat terkekeh geli saat tahu aku mengatakan kata seksi.

" Jadi aku seksi bagimu? "

" Siwon-ah pakai bajumu, ayo kita bicara diluar " Pengalihan yang bagus Fany

" Tidak mau, kalau mau bicara. Bicara saja disini "

" Tapi aku jadi tidak fokus " Jawabku padanya, dan lagi-lagi aku dan kepolosanku benar-benar membuat Siwon mentertawakanku.

" Aaa jadi kau tidak fokus dengan tubuhku? " Goda Siwon padaku

" Kyakk Choi Siwon " Rengekku

Pria itu kemudian melepaskan genggamanya pada lenganku " Tidak, aku masih marah padamu "

" Aishhh yang benar saja pria ini " Lirihku pelan

" Apa kau bilang? "

" Eee tidak ada, yasudahlah aku akan bicara disini "

Aki tidak tahu harus memulai darimana, dengan kegugupanku. Aku hanya berkata tiga kata padanya.

"Aku minta maaf "

" Apa kau bilang? "

Aku kembali mengatakan kata yang sama " Aku minta maaf "

Could I Love Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang