Matahari hampir telah pergi, hanya tertinggal sunset yang indah.
"Cel gue mau pulang udah mau malem nih nanti diomelin lagi"
"Gue anterin yah"
"Gue angkot aja"
"Masa lo perginya sama gw pulangnya sendiri, pokoknya gw anterin yah, NO Nolak."
"Iya deh nurut aja gue mah sama engkoh tersayang hehehe"
"Ihh lebay lu berdua" dengusan dari Roy yang sedari tadi memperhatikan Dina dan Marcel
"Sirik aja lu" balesan dari Marcel
"Ngga gue ga sirik sama lu kali hahaha gue juga punya cewe ntar liat aja kalau gue bawa kesini cengo lo hahaha" decak Roy tak mau kalah.
Lalu Dina dan Marcel pergi meninggalkan Roy sendirian di rumah Marcel, tanpa berpamitan dulu lagipula mereka nanti akan pergi untuk eskul gitar maka dari itu Roy sudah dari siang disini.
"Dasar pasangan baru gitu banget njirr" Roy kesal karna merasa diabaikan begitu saja sama. Marcel.
"Udah sampe sini aja cel"
"Kenapa?kan ini belum sampe rumah lo" sambil menaikan alisnya
"Gpp nanti takut ada tetangga gw yang liat"
"Apa-apa takut apa-apa takut,kapan lo gatakutnya, hha??? Lo sebenernya anggap gw apa din?" sedikit sesak di dada Dina saat Marcel mengatakan itu tapi dia harus kuat gaboleh nangis.
"Cel bukan gitu" dengan nada yang sedih dan agak terlalu gugup
"Gimana!!!!!" bentakan pertama yang keluar dari mulut Marcel membuat Dina sangat terkejut.
Dina menahan tangisnya dan berlari sekuat mungkin meninggalkan Marcel sendirian dibawah pohon rindang.
" ya tuhan apa yang aku ucapan barusan sama Dina, aku tak bermaksud seperti itu yaampun, aku rasa dia sangat marah."
"YaAllah aku ga nyangka Marcel berkata seperti itu yaAllah, aku harus kuat ini baru ujian pertama belum ada apa-apanya kuat din kuat" Dina menarik nafas sedalam-dalamnya untuk mencoba meredakan tangisnya itu ia takut kalau mamanya tau kalau dia sedang menangis pasti ia akan ditanyai mamanya.
"Chat ga ya"
"Chat ga ya"
Dua pemikiran yang sama dari Dina dan Marcel mereka bingung siapa yang harus chat duluan, sementara itu mereka berdua memang salah.
" masalah tidak akan selesai bila tidak ada salah satu diantara mereka yang harus mengalah."
Gila ML❤
"P"
"P"
"P"Dina
"Hanya di read saja"Gila ML❤
"Dina plis bales,"Dina
"Kenapa"Gila Ml❤
"Maafin aku, tadi aku emosi berkata seperti itu, aku janji ngga bakal kaya gitu lagi"Dina
"Maafin aku juga yang terlalu egois yang selalu ketakutan seperti itu,aku tau maksud kamu baik tapi kamu juga tolong bisa ngertiin aku, karna emang kondisi di rumah aku tidak memungkinkan jadi tolong buat ngertiin sedikit aja"Gila ML❤
" iyaa semoga aku sedikit-sedikit bisa ngerti dan kamu juga"Dina
"iyaa"
Gila ML❤
"lagi ngapain sekarang?"
Dina
"lagi makan"Gila ML❤
"makan kok maenin hp"
Dina
"gpp kan enk sembari chatan sama lo heheh"Gila ML❤
"yehh sa ae lu ah wkwk, y udh gw push rank dulu sebentar gk lama kok sama Dimas push ranknya, abis ini kalo bisa maen maen sama lo, online ga ML mya?"Dina
"ga"Gila ML❤
"jawabnya gitu banget, gw gak jadi maen ML deh kalo gaboleh sama lo"Dina
"boleh kok maen aja sana biar sampe menang (padahal dalem hati nyesek kenapa dia malah lebih milih ML"Gila ML❤
"bener yah"Dina
"tidak diread lagi.......""dasar jadi cowok ga pernah peka dari dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMERS
Teen FictionGak akan kebayang kalau akhirnya bisa jatuh cinta sama seorang Gamer? Yang selalu pentingin Gamenya dari pada hatinya. Menggenggam ponsel setiap hari sudah menjadi makanan setiap hari bagi Marcel. Yaa pria itu bernama Marcellino Geatrix pria keturu...