1.3

5.1K 209 2
                                    

Pagi yang begitu cerah. Seorang gadis
Yang sedang tertidur pulas sambil memeluk guling kesayangannya

"Sayang ayo bangunn"ujar momi sambil mengelus kepala monica

"Iya mom"ucap monic sambil membuka matanya

"Ayo sekarang kamu siap-siap kita ke pesantren"ujar momi

"Tapi mom, monica ga mau pesantren mom.  Monica janji deh ga akan ngulangi kesalahan yang sama lagi mom.  Pliss jangan masukin monica kedalam pesantren"ujar monic sambil memohon kepada mominya

"Sayang keputusan dedi dan momi yang terbaik untuk kamu. Jadi momi mohon plisss ikutin keputusan yang kita sudah buat.  Ini semua untuk kebaikan kamu nak"ujar momi sambil mengelus rambut putrinya

"Tapi mom_-"ujar monic dan langsung di potong oleh mominya

"Sudah nak kamu lebih baik mandi dan bersiap-siap"ujar sang momi.  Monica pun memasuki kamarnya

Setelah perjalanan menempuh banyak waktu akhirnya mereka sampai di pesantren Al-ikhlas,  banyak santri dan santriwati menatap kagum kearah mobil ku,  saat mobil ku melintas para santri menepi.

"Sayang ayo kita turun.  Kita sudah sampai"ujar dedi dan momi sambil keluar dari mobil aku pun keluar dari mobil dengan menggunakan celana jeans panjang warna hitam dan baju berwarna biru seukuran pusar dan sepatu berwarna hitam yang bertulis "Nike" tak lupa aku memakai kaca mata dan rambut yang ku biarkan terurai begitu saja

Saat aku keluar dari mobil banyak tatapan yang mengarah padaku, tatapan yang sulit untuk aku artikan.

Aku mengikuti langkah kedua orang tua ku banyak sekali sorot mata para santri melihat ku, para santri melihat ku dari atas sampai bawah sambil bisik-bisik ke temannya. 

Ko ngeliatnya sampe kayak begitu banget sih? (Batin monic)

"Assalamualaikum"ujar dedi gue sambil mengetuj pintu

"Waalaikumsalam maaf cari siapa ya pak? "ujar seorang perempuan bercadar

"Maaf bu ada kii abdullah? Saya ingin bertemu dengannya?"ujar dedi

"Ada pak.  Mari silahkan masuk?"ujar perempuan tersebut sambil mempersilahkan keluarga aku untuk masuk

"Sebentar pak saya panggilkan suami saya"ujar perempuan tersebut dan di angguki oleh dedi gua

Perempuan itu pun sepertinya memasuki kamar

"Abi di ruang tamu ada yang nanyain abi.  Sepertinya dia dari jakarta abi"ujar umi. Perempuan itu akrab di panggil dengan sebutan umi

"Iya umi, itu sahabat abi dari jakarta.  Umi keluarlah duluan abi ingin melipat sejadah dahulu"ujar abi

"Baik abi"ujar umi

Umi pun keluar dari kamar, umi pergi kedapur untuk membuatkan minuman.

"Ekhmm"deheman abi

"Gimana kabar kamu yusuf"ujar abi. Yusuf a.k.a dedi monic

"Aku baik abdul.  Gimana kabar kamu? "ujar dedi a.k.a yusuf

"alhamdulillah aku baik."ujar abi

Tak lama minuman datang. Umi dan anaknya yang bernama riska mempersilahkan untuk memakannya

"Jadi tujuan kemari saya dengan keluarga ingin memasukkan putri saya kepesantren. Saya ingin dia berubah agar menjadi anak sholeha "ujar dedi

"Alhamdulillah kalau anak kamu ingin pesantren yusuf aku dan para santri akan menuntun anak kamu kejalan yang di Ridho in Allah swt"ujar abi

"Terimakasih abdul"ucap dedi

Tok,,tokk,,

"Assalamualaikum umi"ujar pria berpeci sambil mencium punggung orang tua termasuk orang tua monic

"Waalaikumsalam sudah selesai nak urusannya? "ujar umi

"Alhamdulillah umi berjalan dengan lancar"ucap pria berpeci yang kedua

Kedua pria berpeci itu tanpa sengaja melihat kearah monica yang sedang memainkan handphonennya.

Astagfirullah mengapa ia tidak memakai jilbabnya (Akbar)

Ya Allah maafkanlah hambamu ini (Batin ali)

Mereka berdua pun cepat-cepat memalingkan penglihatannya dari monica.

"Ouh iya yusuf kenalkan ini anak saya. Yang pakai baju biru namanya Ali dan yang satu lagi namanya akbar. Dan ini putriku Riska"ujar abi

"Wahh anak kamu sudah besar ya abdul.  Hebat kamu sudah mempunyai 3 anak"ujar dedi gua

"Alhamdulillah aku di kasih kepercayaan sama allah untuk di karuniai 3 anak"ujar abi

"Oh iya abdul kenalkan ini anak kami satu-satu nya Namanya monica azzahra"ujar dedi memperkenalkan monic

Dedi yang melihat Monic yang sedang memainkan handphone langsung menyenggol tangannya dan memberi kode agar bersalaman dengan mereka.  Monic yang memahami kodenya pun mengikuti perintah dedi nya. Monic pun bersalaman dengan mereka.

"Ya sudah abdul aku dan istriku akan pulang.  Aku percayakan anakku bersamamu,  tolong didik dia ke jalan yang benar. Aku pulang dulu ya assalamualaikum "ujar dedi

"Waalaikumsalam hati-hati yusuf"ujar kii

Mereka pun menghantarkan orang tua monica keluar sampai ketempat parkiran mobilnya.

"Sayang kamu harus belajar yang bener ya, jangan nakal, dedi ga mau tau kamu harus menaati peraturan yang ada di sini.  Dedi akan mentransfer uang setiap bulan hanya 15juta itu kamu harus gunain nya dengan bijak"tegas dedi

"Ihh dedi ko sebulan 15 juta sih ded"ujar monica merajuk

"Sudah tidak usah manja kamu monic.  Kamu di sini masih dalam penghukuman dari dedi"ujar dedi

"iya ded.  Tapi monic disini ga akan lama kan ded"ujar monica dengan puppy eyes nya

"Itu sih tergantung kamunya.  Nanti kalau kamu sudah berubah dedi akan memulangkan kamu.  Tapi jika kamu masih bandel dedi dan momi tidak memulangkan kamu dari sini sampai kamu benar-benar berubah.  Yaudah ya sayang dedi pamit dulu"ujar dedi

"Sayang kamu hati-hati disini jangan bandel, jangan lupa makan. Momi sama dedi akan selalu mengunjungi mu setiap 1 bulan sekali.  Jaga diri baik-baik ya sayang"ujar momi menangis sambil memeluk sang anak. Dedi nya juga sama seperti apa yang dilakukan istrinya.

"Kami pergi dulu sayang"ujar momi dedi masuk kedalam mobil.

"Iya ded mom hati-hati di jalan momi dedi.  Monica akan merindukan kalian"ujar monica

Mobil dedi dan momi nya pun pergi dari halaman pesantren. Seseorang menepuk pundaknya

"Nak ayo kerumah umi"ujar umi dan mendapati anggukkan dari monic





                                        Penulis😘
                                 Rika purnama sari
                                          08-09-2002
                                         

Jangan lupa vote ya...
Ikuti terus ceritanya
Vote kalian itu sangat berharga bagi saya😘

Badgirl PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang