2

269 59 6
                                    

Ruang lukis di Kyungpook University sudah seperti rumah kedua bagi Min Yoongi. Ruangan yang di dominasi dengan warna putih itu terasa lebih nyaman daripada kamar di rumahnya sendiri. Seolah jiwa seninya benar-benar bebas untuk berkeliaran dan berekspresi, melebihi apapun. Bahkan, beberapa mahasiswa seni lain seolah sudah memaklumi jika mereka mendapati Yoongi di dalam sana setiap waktu.

Bukan tanpa alasan, Yoongi memang sangat jatuh cinta pada seni. Terlebih pada seni lukis.

Ada banyak hasil dari cat dan kuas yang tersemat elok di atas kanvas, yang Yoongi sendiri hampir kewalahan untuk menyimpannya di rumah. Sehingga dia menyimpan beberapa disini. Membuat orang-orang yang masuk ke dalam ruang seni bisa melihat karya-karya menakjubkannya.

Yoongi senang melukis alam atau benda, Yoongi juga senang melukis sosok seseorang. Ada cukup banyak orang yang memintanya untuk melukis mereka. Tetapi Yoongi melukis apapun yang ia mau, bukan karena suruhan. Sehingga sosok dinginnya itu tak mudah untuk didekati hanya dengan alasan seperti itu.

Dari sekian banyak lukisannya, ada yang paling mendominasi. Jika ada yang bertanya, siapa gerangan yang Yoongi lukis begitu indah di atas kanvas itu, Yoongi tak pernah menjawabnya.

Sosok itu tampil sebagai sosok seorang gadis berambut coklat panjang sampai sepunggung. Surainya bergelombang, tapi tak terlalu menonjol. Mata bulat yang begitu indah, dengan bulu mata yang lentik. Lalu hidung kecil yang bangir, membuat kesan elok ketika melihatnya bersama bibir tipisnya. Tubuhnya ramping dan tak terlalu tinggi. Dia terlihat begitu cantik, bahkan sangat cantik. Hanya saja tak ada satupun yang mengetahui siapa sosok yang selalu dilukis Yoongi.

Dia tak mirip dengan seseorang di fakultasnya, bahkan sejauh ini, tak ada seisi universitas yang mirip dengannya.

Hal itu membuat pertanyaan tersendiri, bagi orang-orang yang mengagumi karyanya atau bagi orang-orang yang penasaran dengan kepribadiannya.

Yoongi tengah duduk menghadap sebuah kanvas yang sudah terhias garis-garis dan warna-warna cantik, membentuk sebuah gambar. Tentu, itu adalah lukisan akan sosok misterius itu.

Dia mengenakan gaun biru yang tampak ringan namun indah. Tatapan matanya begitu dalam, namun terlihat sendu. Rambut berbelah tengah itu terurai bebas, terlihat sangat lembut jika disentuh.

Namun pada bagian bibirnya, Yoongi sama sekali belum melukisnya.

Yoongi melirik ke bawah kakinya, ada sebuah botol cat lukis yang tumpah. Yoongi tak tahu kapan itu terjadi karena ia rasa tak menyenggolnya sama sekali. Tetapi tumpahan yang mengering itu seolah memberi tahu bahwa sudah cukup lama botol itu terjatuh sampai mewarnai sedikit pinggiran sepatu putihnya.

Lelaki itu menarik napasnya perlahan lalu menumpu kedua lengannya di atas paha yang terbuka lebar. Kepalanya menunduk, tatapannya segaris lurus dengan tumpahan cat namun bukan itu yang tengah dipikirkannya.

Karena menurutnya, lagi-dan-lagi, ia melupakan hal-hal yang sudah pasti.

Tubuhnya menegak ketika didengarnya sebuah suara pintu terbuka dari samping depan. Padahal belum lama ia mencoba merilekskan tubuhnya, tetapi seseorang sudah menerobos masuk dan menatapnya seolah tak terkejut bahwa ia ada disana.

"Yoongi." panggilnya santai, membuat Yoongi berpikir bahwa ia datang dengan maksud mencarinya.

Yoongi menatapnya yang berjalan mendekat, melewati beberapa botol cat tertutup yang berserakan, yang lagi-lagi Yoongi tak tahu mengapa.

Lelaki yang datang itu merendahkan tubuh untuk mengambil sebuah botol cat yang menghalanginya, sebelum akhirnya ia sampai di samping kanvas dengan penyangga yang berhadapan dengan Yoongi disana. Dia menyodorkan botol tersebut dengan posisi tangan agak rendah, mengingat Yoongi duduk di sebuah kursi disana.

NightshadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang